15. Sebelum tragedi

4.8K 679 96
                                    

Tandai typo ✔️

Happy reading ✨
.
.
.

Flashback

"Nyari gue?"

Alzena langsung menoleh keasal suara itu, terlihat Melati tengah menaiki tangga mendekati Alzena.

Alzena memasang wajah datar saat melihat kedatangan pacar suaminya itu.

"Gue mau ngomong sama lo." Ucap Melati.

Alis Alzena terangkat sebelah saat mendengar cara bicara melati yang terdengar berbeda.

"Gue gada waktu." Sahut Alzena.

Gadis itu berniat pergi, namun tangannya lebih dulu ditahan oleh Melati.

"Jauhin ka Arzeyn!. Lo gak pantes buat dia!"

Alzena yang tadinya berniat pergi, langsung mengurungkan niatnya. Gadis itu menoleh kearah Melati, yang juga tengah menatapnya dengan tajam.

"Gue?, Gue gak pantes buat Arzeyn?!" Alzena menunjuk kearah dirinya sendiri, lalu tertawa.

"Arzeyn yang gak pantes dapetin cewek sebaik gue. Seharusnya dia bersyukur udah dapet istri cantik dan baik kek gue, eh dia malah selingkuh sama perempuan pelakor kek lo."

"Lagian nih ya. Gue udah minta berkali-kali ke Arzeyn buat ceraiin gue, tapi dianya aja yang gak mau. Padahal gue udah pengen banget cerai sama dia." Dengan sengaja Alzena merubah raut wajahnya menjadi sesedih mungkin.

"Lo-."

"Apa!!" Sahut Alzena.
"Lo itu seharusnya sadar posisi, lo itu cuman selingkuhan suami gue, jadi jangan sok paling dicintai Arzeyn." Ucap Alzena.

Melati mengepalkan tangannya dengan kuat saat mendengar hinaan dari mulut Alzena.

"Jaga omongan lo."

"Dih, lo bukan emak gue yang harus gue turutin saat lo merintah." Sahut Alzena lagi.

Melati semakin naik pitan saat mendengar Alzena dengan tenang nya, menjawab semua perkataan nya. Tidak seperti Alzena yang dulu, yang akan marah-marah dan bertindak kasar.

"Kenapa lo gak mati aja sih waktu kecelakaan!" Ucap Melati dengan penuh tekanan.

"Takdir."

Dugh

"Aww!"

Melati yang emosinya sudah dipuncak, tanpa sadar langsung mendorong Alzena sehingga kepala gadis itu terbentur kedinding.

"So-sorry, gue, gue gak sengaja." Ucap Melati yang mencoba membantu Alzena.

Alzena menggeleng pelan, tangannya yang satu dipegang oleh Melati, dan yang satunya sibuk memegangi kepalanya.

"Akhhh!" Pekik Alzena saat kilasan-kilasan memori mulai melintas dikepalanya.

"Gue benci sama lo Zena!"

"Gue kecewa sama lo!"

"Dasar cewek murah!"

ALZENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang