"Oh Yin!!! Apa yang kau lakukan disini???" Prom berteriak lega karna akhirnya dia menemukan temannya yang tiba-tiba menghilang.
"Berisik sekali kau Prom!!"
"Hei!! Kami mencarimu!! Bagaimana ceritanya kau bisa disini??"
Heran. Tentu Prom heran. Pasalnya Yin menghilang dari kelas tepat sebelum bel istirahat berbunyi. Bahkan sampai jam istirahat hampir berakhir, temannya ini belum kembali. Akhirnya Prom dan teman yang lainnya memutuskan untuk mencari keberadaan Yin.
Dan disinilah Prom menemukan Yin. Di rooftop sekolah. Yang membuat Prom heran, bagaimana dia bisa ada di rooftop ini. Karena yang Prom tahu, pintu menuju rooftop ini selalu terkunci. Dan hanya dibuka jika ada petugas kebersihan membersihkan bagian rooftop ini.
"Apa yang kau lakukan disini? Ayo kembali. Jam pelajaran sudah dimulai. Apa kau ingin dimarahi? Oh tidak mungkin guru itu memarahimu. Mungkin aku yang akan kena marah." Gerutu Prom merasa kesal karna temannya ini hanya diam di tempat.
"Kenapa kau berisik sekali Prom! Kalau tidak ingin kena marah ya tidak usah kembali. Duduklah disini. Tapi jangan berisik."
Prom berjalan mendekat kearah Yin sambil menatapnya dengan heran. "Apakah ini Yin Anan Wong temanku? Sejak kapan seorang Yin mengajak temannya membolos? Apakah matahari terbit dari barat?"
"Sial kau Prom!" Yin melemparkan buku kearah Prom.
"Oh calm down bro..." Prom akhirnya duduk di sebelah Yin. Memutuskan untuk menuruti kata Yin. Membolos. Suatu hal yang belum pernah dia lakukan sejak berteman dengan Yin.
"Sebenarnya apa yang kau lakukan disini?"
"Aku hanya mencari tempat yang tenang untuk belajar. Kau ingat, ujian kita hampir dekat."
"Kau ingat ujian tapi bisa-bisanya kau mengajakku membolos!" Prom melotot kearah Yin.
"Apa kau tidak ingat, kemarin guru Aun sudah bilang kalau hari ini dia tidak bisa mengajar. Dia hanya memberi tugas ke kita." Yin memukul kepala Prom dengan buku untuk mengingatkan temannya itu.
"Oh benar juga... Makanya kau mengajakku membolos. Jadi karna kau tahu kalau guru Aun tidak akan masuk kelas. Dasar!"
"Hmm. Lagipula di kelas begitu berisik."
"Oh lalu bagaimana caramu sampai di rooftop ini? Kami bahkan tidak melihatmu keluar kelas."
"Aku keluar saat kalian berisik meributkan entah apa tadi. Aku ke bagian security untuk meminjam kunci rooftop."
"Bagaimana caramu menipu security agar meminjamkan kunci rooftop padamu?"
Plak! Sekali lagi Prom mendapat pukulan dari buku yang dipegang Yin.
"Memang tampangku seperti penipu? Aku hanya bilang kalau aku ingin belajar di rooftop. Karna di kelas sangat berisik apalagi di jam istirahat. Kau tahu kan mereka pasti berkumpul di depan kelas kita dan membuat keributan."
"Yaahh... Yin Anan's fans club."
"Apa-apaan itu." Yin memutar bola matanya mendengar kata yang diucapkan Prom. Merasa geli sendiri mendengarnya.
"Yaa jangan salahkan mereka. Siapa suruh kau jadi seorang siswa yang tampan, cool, pintar, kaya raya. Jelas mereka semua tertarik padamu Yin."
"Aku hanya malas dengan keributan mereka. Jika mereka bisa tenang, mungkin aku akan baik-baik saja."
"Hmm terserahlah... Lanjutkan belajarmu aku akan tidur saja disini. Oh aku lupa belum memberitahu Bonz kalau kau sudah ketemu. Lebih baik aku telepon dia dulu."
"Jangan beritahu dia kalau aku disini. Nanti kalian malah ribut disini."
"Oke oke."
Prom mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan segera menelepon Bonz. "Hallo Bonz aku sudah menemukan Yin."
"Dimana dia?? Ingin sekali aku pukuli kepalanya. Aku benar-benar lelah mengelilingi sekolah ini!"
"Tenang Bonz... Nanti kalau kami kembali aku akan membiarkanmu memukulinya sampai puas hahahaha."
"Oke aku mau beli minuman dulu. Sampai kering nih tenggorokan."
"Hmm lanjutkan. Aku mau menemani tuan muda Wong dulu." Prom menutup teleponnya.
Yin melirik kearah Prom mendengar perkataannya.
"Ada apa? Bukankah kau memang tuan muda Wong?"
"Berisik!"
"Oke lebih baik aku diam dan tidur." Prom merebahkan dirinya di kursi panjang di sebelah Yin dan memejamkan matanya.
Yin yang melihatnya hanya geleng kepala. Dia memang tuan muda Wong. Tapi dia tidak suka jika temannya apalagi sahabatnya menganggapnya tuan muda. Dia hanya ingin dianggap sebagai orang biasa. Tidak ingin diperlakukan seperti dewa.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You Be My Love?
FanfictionKisah seorang siswa senior high school dan semua usahanya untuk menarik perhatian seorang sekretaris yang ambisius