10. Hilang Kendali

547 54 1
                                    

Yin membeku mendengar apa yang dikatakan War. Perlahan dia menoleh kearah War yang menggenggam tangannya dan memasang wajah memohon padanya.

“Yin jangan pergi~~ Temani aku ya~~~” Lagi War memohon padanya dengan ekspresi yang tidak pernah War tunjukkan selama ini. Dengan nada yang sangat manja padanya.

Sungguh Yin terkejut melihat War yang seperti ini. Selama ini dia kira hanya wajah War yang manis. Tapi kali ini dia melihat sisi manis War yang lain. Mata yang memohon padanya dan genggaman tangan mereka yang digoyang-goyangkan oleh War.

Melihat Yin hanya diam, War akhirnya menarik tangan Yin. Membuat Yin hilang keseimbangan dan jatuh diatas tubuh War. Segera Yin menggunakan kedua tangannya untuk menyangga tubuhnya agar tidak menghimpit War.

“Phi War....” Yin begitu terkejut dengan tindakan War. Dia tidak menyangka War seberani ini. Lebih terkejut lagi saat kedua tangan War terulur dan dikalungkan di belakang lehernya.

“Yin~~~” Panggil War dengan suara manja.

“Phi...” Tentu saja Yin tidak bisa berkata apa-apa. Dia masih sangat terkejut dan detak jantungnya saat ini sudah tidak karuan.

“Yin~~ kau tau... Kau tadi terlihat sangaaat tampan.” Racau War sambil memainkan jarinya menelusuri wajah Yin.

Yin hanya memandangi War. Dia membiarkan War melakukan apa saja yang dia inginkan. Kesempatan langka bisa melihat tingkah War yang lucu seperti ini.

Sementara jari War masih menjelajahi wajah Yin dan terhenti ketika menyentuh bibir Yin. Membuat Yin terkejut dan menatap mata War yang ternyata juga sedang menatapnya.

Yin ingin berpegang pada kesadarannya. Dia tahu War sekarang sedang mabuk. Dia tidak ingin kehilangan kendali dan berbuat hal yang akan membuat War membencinya.

Namun dinding pertahanannya runtuh ketika War lah yang mulai menempelkan bibir mereka. War menarik tengkuk Yin dan menciumnya tepat di bibirnya.

Pikiran Yin terasa kosong. Hari ini dia mendapat banyak kejutan dari War.

Ciuman itu tidak berlangsung lama. War segera menjauhkan kepalanya. Namun mereka masih saling menatap. Banyak perasaan yang tersalurkan dari tatapan mata mereka. Yin dengan perasaan cintanya yang meluap. Dan War, entah perasaan War tidak bisa didefinisikan.

Tidak bisa lagi menahan dirinya, kali ini Yin yang memulai. Dia mencium bibir War. Merasakan bibir lembut War yang sudah berani menciumnya. Menciumnya dengan penuh kehati-hatian dan sedikit melumatnya. Bibir War begitu manis membuat dia tidak bisa berhenti untuk menikmatinya.

Merasa mendapat balasan dari War, kini Yin mulai lebih berani. Dia menghisap bibir atas dan bawah War secara bergantian. Sedikit menggigitnya untuk mendapatkan akses masuk. Bibir War terbuka dan Yin memasukkan lidahnya. Mengabsen seluruh isi mulut War.

Suatu kegilaan bagi mereka. Ciuman yang awalnya hanya saling menempel, berubah jadi saling melumat, saling menghisap, dan kini menjadi seperti saling memakan bibir lawan.

Sungguh ini seperti candu bagi Yin. Dia tidak pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya. Ternyata rasanya sangat luar biasa.

Lama mereka saling berciuman, akhirnya mereka memisahkan diri karena kebutuhan akan oksigen.

War terengah-engah dengan bibir yang sedikit bengkak dan basah karena saliva. Terlihat begitu seksi dimata Yin. Tidak tahan akhirnya Yin menyerang leher War. Menghisap dan menggigitnya. Meninggalkan bekas merah yang mungkin tidak akan hilang selama beberapa hari.

Can You Be My Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang