20. Hari Terakhir Di Khon Kaen

349 48 17
                                    

Begitu War memasuki rumahnya, dia disambut oleh tawa ceria Nara. Dia berada di ruang tamu bersama kedua orang tua War. Lalu dimana Yin?

"Oh Phi War, kau sudah kembali? Aku buru-buru kesini tapi ternyata Phi sedang keluar." Gerutu Nara begitu War mendekatinya.

"Iya Phi tadi mengantar Tania. Ada apa Nara kemari?"

"Ada apa? Tentu saja untuk mengantarkan Phi. Apa tidak boleh?" Nara sedikit kecewa dengan pertanyaan War. Apa salahnya seorang kekasih mengantar kekasihnya yang akan pergi?

"Bukan begitu Nara. Tapi kenapa tidak memberi tahu Phi sebelumnya? Phi bisa menjemputmu jika kau ingin kemari." War mengelus rambut Nara mencoba menenangkannya.

"Nara bisa kesini sendiri."

"Dasar." War mencubit hidung Nara gemas.

Orang tua War tersenyum melihat interaksi mereka berdua. War sudah memperkenalkan Nara pada orang tuanya sejak mereka memulai hubungan. Karena pada saat itu War benar-benar yakin ingin menjalin hubungan yang serius dengan Nara. Lalu bagaimana dengan saat ini? Bahkan yang ada di pikirannya saat ini hanyalah Yin. Yin tidak terlihat dimana pun. Apa dia ada di kamar?

"Aku mau mengemasi barang-barang yang akan ku bawa nanti. Nara bisa mengobrol dulu dengan ayah dan ibu."

"Aku bisa membantu Phi War. Ayo kita kemasi bersama." Nara berdiri dan menggandeng tangan War. "Ayah, ibu, aku membantu Phi War dulu ya." Pamitnya pada kedua orang tua War.

"Iya. Awas jangan berbuat macam-macam di kamar." Goda ayah War.

"Ayah." Ibu menegur sang ayah karena melihat muka War dan Nara memerah malu.

War dan Nara memasuki kamar. Sebenarnya mengemasi barang hanyalah alasan War. Dia hanya ingin melihat apakah Yin ada di kamarnya atau tidak. Namun begitu dia memasuki kamar, tidak ada siapapun disini. Yin tidak ada di kamar. Lalu dimana dia?

"Apa saja yang perlu Phi bawa? Apakah ini tas Phi?" Nara menunjuk tas yang tergeletak diatas kursi dan ingin mengambilnya.

"Bukan, itu milik Yin."

"Oh dia tidur dengan Phi disini?"

"Tentu saja. Dimana lagi dia mau tidur? Di kamar Tania?"

"Benar juga. Tidak mungkin dia tidur dengan Tania." Nara mendekati War dan duduk di sebelahnya di tepi ranjang. Membantu War melipat baju yang akan dia bawa nanti.

"Apakah banyak yang perlu Phi bawa?"

"Tidak, hanya beberapa. Sebenarnya tidak apa-apa tidak perlu kau bantu." War mengambil baju yang telah dilipat dari tangan Nara. Namun saat tangan mereka bersentuhan membuat mereka terkejut dan saling menatap.

Tatapan mata itu, dulu War sangat menyukainya. Tatapan mata yang lembut dengan senyum yang begitu ceria. Itulah yang membuat War pertama kali jatuh cinta pada Nara. Pribadi Nara yang periang dan mudah bergaul, membuat War dengan mudah mendekatinya. Semakin dia mengenal Nara semakin dia yakin bahwa dia benar-benar mencintai gadis ini. Dengan penuh keberanian War meminta Nara untuk menjadi kekasihnya. Dan setelah hubungan itu berjalan beberapa lama, War semakin yakin dan bertekad untuk menjadikan Nara sebagai istrinya. Nara adalah gadis yang tepat untuknya.

Mereka masih saling menatap dalam diam. Namun tangan War kini sudah menggenggam tangan Nara. War mulai mendekatkan wajahnya kearah Nara. Tatapannya turun kearah bibir Nara yang dipoles dengan lipstik pink tipis. War ingin memastikan apakah perasaannya masih sama seperti yang dulu ataukah sudah berubah.

Jarak mereka semakin dekat. Hanya sedikit lagi kedua bibir itu akan bertemu. Namun suara pintu terbuka menghentikan mereka.

"Oh maaf. Apa aku mengganggu kalian? Sebaiknya kalian kunci pintu dulu sebelum melakukannya disini." Yin memasuki kamar dan dengan santai mengambil tasnya yang berada diatas kursi dan duduk disana.

Can You Be My Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang