"Bagaimana keadaanmu War? Apa masih ada yang sakit?" Nyonya Wong masuk ke kamar Yin dan melihat War yang sudah terbangun.
Setelah Yin membawanya ke mansion tadi siang, Nyonya Wong lah yang merawat War. Memberinya obat dan mengompresnya. Karena suhu badan War sempat naik tadi.
Jangan tanya dimana Yin. Yin memang ada disitu, di samping War. Namun yang ia lakukan hanyalah memegang tangan War dan menanyakan mana yang sakit. Tanpa melakukan apapun. Karena dia sendiri tidak pernah merawat orang sakit. Memang hanya ibunya yang bisa diandalkan disaat seperti ini.
"Saya sudah lebih baik, Nyonya. Terimakasih sudah merawat saya." War mendudukkan dirinya dan bersandar di kepala ranjang.
"Jika masih pusing berbaring saja." Nyonya Wong duduk di pinggir ranjang. Mengecek suhu badan War dengan telapak tangannya. "Panasnya sudah turun. Oh dimana Yin?"
"Dia sedang keluar membeli Khao Tum." Jawab War.
"Kau ingin makan Khao Tum? Kenapa tidak bilang pada ibu. Aku bisa membuatkannya untukmu."
"Saya sudah terlalu merepotkan Anda. Yin sendiri yang ingin membelikannya."
"War, kau bisa memanggilku ibu. Kau adalah orang yang dicintai putraku. Jadi kau itu anakku juga."
"Mmmm"
"Kenapa? Kau juga akan terbiasa nantinya."
"Baik... Ibu."
Nyonya Wong tersenyum mendengar War memanggilnya ibu. Terdengar agak canggung, mungkin karena War sudah terbiasa menganggapnya sebagai istri dari atasannya.
"War, bisakah ibu meminta satu hal padamu?"
"Iya, saya akan melakukannya jika saya bisa."
"Jangan terlalu kaku, War. Kita sedang tidak di kantor. Anggap aku ini ibumu sendiri sayang." Nyonya Wong menggenggam tangan War dan mengusapnya pelan.
"Apa yang bisa aku bantu Bu." Dengan perlahan War mengucapkan kalimat itu. Memang dia harus belajar membiasakan diri saat di rumah keluarga Wong.
"Bisakah kau membujuk Yin untuk pulang ke rumah? Ibu hanya memiliki Yin. Jika Yin tidak ada, rumah ini terasa sepi."
"Aku sudah sering menyuruhnya untuk pulang. Tapi dia sendiri yang bersikeras ingin tinggal disana."
"War, bagaimana jika kau pindah saja kesini? Dengan begitu Yin pasti mau pulang."
~YINWAR~
"Khao Tum sudah datang! Saatnya Phi War makan malam." Yin memasuki kamarnya dengan membawa semangkuk Khao Tum.
"Kenapa hanya satu? Kau tidak makan?"
"Tidak. Aku bisa makan Phi jika aku lapar."
"Yin, aku masih sakit."
"Oke aku akan menunggumu sembuh kalau begitu."
War hanya memutar bola matanya mendengar perkataan Yin. Dia mengambil mangkuk Khao Tum dari tangan Yin dan memakannya dengan perlahan.
"Yin, setelah ini antar aku pulang ya."
"Tidak. Phi masih sakit lebih baik Phi tidur disini."
"Besok aku harus kerja Yin. Kalau kau tidak mau mengantar, aku bisa pulang sendiri."
"Phi masih sakit, tidak harus masuk kerja. Aku bisa memberitahu ayah."
"Yin, kau tidak bisa seenaknya sendiri."
"Phi, kau harus mengerti aku sangat khawatir padamu. Kau tahu sendiri kan aku tidak bisa melakukan apapun saat kau sakit. Jika Phi disini ada ibu yang bisa merawat. Aku mohon mengertilah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You Be My Love?
FanfictionKisah seorang siswa senior high school dan semua usahanya untuk menarik perhatian seorang sekretaris yang ambisius