16. Di Rumah War

397 50 6
                                    

"Yin, apa yang kau lakukan disini?" War menghampiri Yin dan duduk di sebelahnya.

"Tentu saja menemui Phi."

"Bagaimana bisa kau sampai disini? Darimana kau tahu rumahku?"

"Aku kesini tentunya naik pesawat Phi. Aku sangat lelah. Susah sekali mencari rumah Phi."

"Bibi buatkan minuman segar. Kau pasti lelah setelah perjalanan jauh dari Bangkok." Ibu War muncul dari dapur membawa nampan berisi segelas minuman dingin.

"Terimakasih Bibi. Untuk selanjutnya mungkin aku akan lebih merepotkan Bibi. Bolehkah aku tinggal disini selama beberapa hari?"

"Apa???" War terkejut sekaligus heran dengan apa yang dikatakan Yin.

"Emm aku akan liburan disini sampai hari minggu. Tidak apa-apa kan Bi?" Yin bertanya langsung pada ibu War. Karena jika bertanya pada War, pasti War akan memarahinya.

"Tentu saja tidak apa-apa. War, ajak temanmu ke kamar. Dia perlu istirahat."

Mendengar perkataan ibu War, Yin tersenyum penuh kemenangan. Bagaimana tidak. Dia datang ke Khon Kaen dengan tujuan bisa bertemu Phi War-nya. Namun sekarang dia bahkan bisa tinggal sekamar dengannya. Yin sangat bahagia sekarang.

"Ayo." War berdiri lalu berjalan menuju sebuah kamar. "Kamarku kecil. Mungkin tidak senyaman di apartemenku atau kamar milikmu." War berkata begitu dia membuka pintu dan masuk ke kamarnya.

"Aku tidak masalah. Asal bersama Phi aku sudah merasa nyaman." Yin memeluk War dari belakang begitu pintu kamar ia tutup. " Aku sangat merindukan Phi."

Yin memeluk erat War. Mencium aroma tubuh War yang begitu ia rindukan. Mereka berpisah terhitung masih beberapa jam. Belum ada 1 hari. Namun Yin sudah begitu merindukan War.

"Apa Phi tidak merindukanku?" Yin memutar tubuh War dan kembali memeluknya dari depan.

"Kita baru berpisah tadi pagi Yin." War membalas pelukan Yin. Memeluknya dengan erat. Dia ingin memberitahu Yin jika dia juga merindukannya.

"Tapi aku sangat merindukanmu." Yin melepas pelukannya dan memegang kedua sisi kepala War. Mendekatkan kepalanya dan mencium bibir War dengan lembut. Melumatnya dengan perlahan dan penuh perasaan. Dia hanya ingin mengungkapkan kerinduannya pada War.

War pun membalas ciuman Yin. Bahkan kini tangannya sudah mengalung indah di leher Yin. War selalu terhanyut dengan setiap perlakuan lembut Yin padanya.

Tok tok tok

"War, ayahmu sudah pulang. Ajak temanmu untuk makan malam dulu."

"Iya bu!" War segera melepaskan ciuman hangat mereka ketika mendengar pintu kamarnya diketuk. Namun Yin tidak melepaskan pelukannya. Dia tidak khawatir seseorang akan masuk ke kamar War. Karena tadi Yin sudah menguncinya.

"Ayo makan dulu Yin." War berusaha melepaskan pelukan erat Yin.

"Aku ingin mandi dulu Phi." Akhirnya Yin melepaskan pelukannya.

"Baiklah. Tapi tidak ada kamar mandi dalam kamar. Kalau mau mandi sekalian bawa baju ganti. Ada anak gadis disini."

"Apa anak gadis itu Phi? Aku rela kok dilihat oleh Phi." Yin tersenyum nakal menggoda War.

"Gila. Itu adikku. Cepat ambil pakaian dan segera mandi. Aku akan menunggumu di ruang makan."

Yin mengambil pakaiannya di dalam tas lalu keluar kamar menyusul War.


~YINWAR~

Yin telah menyelesaikan acara mandinya dan kini dia sudah bergabung dengan keluarga War di ruang makan.

Can You Be My Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang