WARNING
🔞🔞🔞
Seperti kebiasaan War, dia keluar dari kamar mandi hanya dengan memakai bathrobe. Hanya saja sekarang dia sudah tidak merasa canggung meski ada orang lain di kamarnya. Dia sudah terbiasa dengan keberadaan Yin.
"Phi kemarilah." Yin beringsut duduk di pinggir ranjang dan menyuruh War untuk mendekat.
"Sebentar aku mau pakai baju dulu."
"Cepatlah kemari Phi." Perintah Yin tidak sabar.
"Ada apa sih Yin?" War mengurungkan niatnya mengambil pakaiannya dan berjalan kearah Yin. Mungkin ada sesuatu yang penting yang ingin Yin bicarakan.
Yin menarik tangan War lembut dan mendudukkan War di pangkuannya dengan posisi menyamping.
"Ada apa?" Tanya War begitu Yin tidak segera mengatakan apapun. Yin hanya memeluk War yang berada di pangkuannya.
"Tidak ada. Aku hanya ingin seperti ini." Yin semakin memeluk tubuh War. Dia bisa mencium aroma segar dari tubuh War. Mengendus wangi leher War berkali-kali hingga membuat War risih.
"Kau kenapa sih Yin? Aku mau pakai baju dulu." War ingin berdiri namun Yin masih menahannya. Tidak membiarkan War pergi.
"Phi tidak perlu memakai baju. Aku suka Phi seperti ini. Sangat seksi." Bisik Yin di telinga War membuat War merinding.
"Yin~~" Yin kembali menghirup aroma tubuh War di lehernya. Dia juga mengecupi leher War dengan begitu lembut.
Akhirnya War hanya bisa kembali pasrah dengan apa yang dilakukan Yin. Perlu diingat, War selalu kalah jika Yin sudah menyentuhnya. Karena sebenarnya dia sendiri juga menginginkan hal ini. Dia sangat menyukai jika Yin dalam mode 'dewasa' seperti yang ia maksud.
"Phi, kenapa kau bisa begitu seksi? Aku menginginkanmu." Yin mengatakannya tepat di depan bibir War. Dan kemudian mencium bibirnya. Melumatnya dan menghisapnya dengan lembut. Yin tidak ingin terburu-buru.
War mengikuti setiap ritme yang diciptakan oleh Yin. Ciuman yang begitu lembut namun terasa sangat panas. War membuka mulutnya, membiarkan lidah Yin memasukinya lebih dalam.
"Mmhhh" War menggeram di tengah ciuman mereka ketika Yin menghisap lidahnya. Lidah War kini berpindah memasuki mulut Yin. Mereka saling bertukar ciuman dan juga bertukar saliva.
Setelah beberapa saat, Yin melepaskan ciumannya. Menatap War yang terengah setelah ciuman panjang mereka. Yin memindahkan War dari posisi menyamping menjadi menghadap kearahnya. Membuat bathrobe yang dikenakan War tersingkap memperlihatkan paha mulus War.
"Phi, hari ini aku sungguh bahagia. Ayah dan ibu sudah mengetahui hubungan kita dan mereka tidak mempermasalahkan hal itu. Sudah tidak ada hal lain lagi yang aku inginkan. Yang aku inginkan hanyalah Phi, dan aku akan memilikimu sepenuhnya."
Yin memeluk tubuh War, menyalurkan seluruh perasaannya hanya untuk War. War pun melingkarkan lengannya di tubuh Yin membalas pelukannya. War tidak bisa menyangkal bahwa dia juga merasakan kebahagiaan yang sama seperti Yin. Mereka berpelukan merasakan debaran jantung masing-masing yang berdetak begitu cepat.
Yin melonggarkan pelukan mereka dan menatap mata War lekat. "Phi, aku sungguh mencintaimu. Aku sudah memberikan seluruh hatiku sejak pertama kali kita bertemu. Aku sudah jatuh cinta padamu sejak pertama melihatmu. Seluruh hati dan pikiranku dipenuhi olehmu. Aku hanya ingin menjadi satu-satunya orang yang mencintai dan kau cintai. Phi, bisakah aku memilikimu seutuhnya?"
War tidak mampu menjawabnya. Setiap kata-kata Yin membuatnya tidak mampu berpikir. Yang bisa dia lakukan saat ini adalah kembali mencium Yin. Dia ingin Yin tahu bahwa dia juga menginginkannya. Menginginkan memiliki Yin hanya untuk dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You Be My Love?
FanfictionKisah seorang siswa senior high school dan semua usahanya untuk menarik perhatian seorang sekretaris yang ambisius