Di bandara Don Mueang Bangkok, seorang gadis keluar dari pintu kedatangan. Senyum tak pernah lepas dari wajahnya. Membayangkan sebentar lagi dia akan bertemu kekasih hatinya dan menghabiskan beberapa hari bersama. Dia tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya itu.
Nara, gadis cantik ini terbang dari Khon Kaen ke Bangkok untuk menemui War. Dia berangkat dari Khon Kaen setelah menyelesaikan kuliah sorenya. Tanpa memberi tahukan tentang kedatangannya, dia bermaksud memberikan War kejutan.
Dia menghentikan taksi dan memberitahukan alamat tujuannya. Alamat apartemen War. Dulu War pernah mengajaknya kesana dan menginap disana. Menginap dalam artian yang sebenarnya, karena War memilih tidur di sofa ruang tamu dan membiarkan Nara tidur di kamarnya.
"Kita sudah sampai, Nona." Kata sopir taksi membuyarkan lamunan Nara tentang War.
"Oh iya terimakasih Pak." Nara membayar ongkos taksi kemudian keluar dari taksi. Berdiri menatap bangunan tinggi di depannya. Dia masih ingat lantai dan nomor berapa kamar War berada. Meski hanya sekali kesini, namun ingatan itu tidak pernah hilang dari kepalanya.
Ini sudah hampir jam 9 malam. Mungkin itulah yang membuat suasana di sekitar apartemen terasa sepi. Nara memasuki gedung apartemen, masuk ke dalam lift dan memencet nomor lantai yang ia tuju. Semakin mendekati lantai kamar War, detak jantungnya terasa semakin cepat. Dia harus mempersiapkan dirinya untuk memberi War kejutan.
Sudah beberapa menit ia disini. Berdiri di depan pintu apartemen War. Namun belum ada tanda-tanda seseorang akan membukakan pintu. Mungkinkah War sedang keluar? Atau dia sedang kerja lembur?
Nara memutuskan untuk menunggu beberapa menit lagi. Mungkin saja War akan segera pulang. Tubuhnya sudah merasa lelah sebenarnya karena dia belum sempat istirahat sejak pulang dari kuliah.
Sampai hampir 1 jam menunggu, akhirnya Nara memutuskan untuk menghubungi War. Panggilan tersambung namun War tidak juga mengangkatnya. Dia coba sekali lagi dan pada nada sambung ketiga akhirnya panggilan terjawab.
"Phi...."
"Aaaahhh Yiiiinnnnhhh aaahhh aahhh."
"Phi...." Suara Nara tercekat mendengar suara War di seberang telepon. Detak jantungnya yang cepat karena bahagia kini berganti dengan rasa sakit yang luar biasa. Mendengar suara War mendesah dan memanggil nama seseorang.
"Oooouuuhhh Yiiinnnhhh yyyaaahhh aakkuhh menhh cintaimuhhh."
Tuttuttuttut
Sambungan terputus. Nara jatuh terduduk di lantai apartemen. Kakinya terasa lemas tidak kuat berdiri. Tangisnya sudah tidak dapat dibendung lagi. Menangisi kenyataan bahwa War bukan lagi miliknya. War sudah menjadi milik orang lain. Cintanya telah pergi. Dan dia tidak bisa melakukan apapun selain hanya menangis.
Lama dia menangis dengan duduk bersandar pada pintu apartemen War. Berharap War akan datang dan memeluknya. Menenangkan hatinya yang begitu sakit dan mengatakan bahwa tadi yang ia dengar hanya candaan belaka. Namun semua hanya tinggal harapan.
Merasa sedikit tenang, Nara berdiri dan memutuskan untuk pergi dari sana. Mungkin dia akan menginap di hotel untuk malam ini.
~YINWAR~
Sinar mentari pagi menerobos masuk melalui celah gorden kamar Yin. Pagi ini adalah pagi terindah bagi Yin. Bangun dengan seseorang yang ia cintai dalam dekapannya. Memeluk pinggangnya dengan erat.
Yin tersenyum mengingat kata cinta yang semalam diucapkan oleh War. Kata-kata itu serasa berputar-putar di kepalanya dan membuatnya ingin selalu tersenyum. Melihat kembali wajah tidur War, dia tidak akan pernah bosan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You Be My Love?
FanfictionKisah seorang siswa senior high school dan semua usahanya untuk menarik perhatian seorang sekretaris yang ambisius