Dengan langkah ringan dan juga senyum lebar, Yin memasuki gedung perusahaan. Di tangan kanannya menenteng sebuah buket bunga. Tidak perlu ditanyakan lagi, jelas bunga itu untuk sang kekasih hati, War Wanarat.
Hubungan mereka kini sudah menjadi rahasia umum. Meski belum ada konfirmasi resmi dari Yin dan War ataupun dari keluarga Wong, namun seluruh isi perusahaan sudah mengetahui hubungan cinta keduanya. Jadi bukan lagi suatu hal yang aneh ketika mereka melihat Yin datang ke perusahaan dengan membawa bunga. Banyak karyawan yang memuji jika Yin begitu romantis.
"Selamat sore Tuan Yin. Apa Anda ingin menemui Tuan War?" Seorang petugas resepsionis menghentikan langkah ringan Yin.
"Tentu saja."
"Saat ini Tuan War masih berada di ruang rapat bersama CEO Wong."
"Oh aku akan menunggunya di kantor kalau begitu. Terima kasih." Yin melanjutkan langkahnya yang terhenti dan masuk ke dalam lift.
Sesampainya di ruangan War, Yin mendudukkan dirinya di kursi kerja War. Menunggu War sambil mengutak-atik komputer milik War. Entah apa yang sedang dia lakukan.
Hampir 1 jam menunggu akhirnya muncul juga tanda-tanda kedatangan War. Angka pada lift menunjukkan ada orang yang sedang menuju lantai ini. Yin bisa memastikan jika itu adalah ayahnya dan juga War. Dengan penuh semangat, Yin menuju depan lift dan berdiri disana. Kedua tangannya menyodorkan buket bunga ke depan. Berharap War akan terkejut ketika pintu lift terbuka.
Lift akhirnya berhenti dan perlahan pintu lift terbuka. Yin sudah bersiap menyambut kekasih hatinya.
"Say......" Wajah ceria Yin tiba-tiba menghilang. Dengan segera dia menyembunyikan buket bunga itu di belakang tubuhnya.
Memang benar di dalam lift ada War dan juga Tuan Wong, namun bukan hanya mereka berdua. Tapi ada juga beberapa petinggi perusahaan disana. Mereka berencana akan melanjutkan rapat intern di ruangan Tuan Wong.
"Apa yang kau lakukan disitu? Cepat minggir. Kau menghalangi jalan." Tuan Wong keluar dari lift diikuti oleh para dewan direksi perusahaan. Mereka langsung menuju ke ruangan Tuan Wong.
"Apa yang kau lakukan disini Yin?" War berjalan ke mejanya. Dan secara otomatis Yin mengikutinya.
"Aku ingin memberikan Phi kejutan."
"Apakah berhasil?"
"Tidak. Malah aku yang terkejut. Kenapa mereka semua kesini?"
"Mereka sedang membahas rencana proyek ke depan."
"Ooh apakah lama? Apa Phi akan menunggu sampai rapat selesai?"
"Mungkin iya. Memang kenapa?"
"Aku ingin mengajak Phi makan malam."
"Tumben." War menatap Yin dengan mengerutkan alisnya.
"Memangnya tidak boleh?"
"Tidak biasanya. Apa ada sesuatu?"
"Aku hanya ingin makan malam berdua dengan Phi. Menghabiskan waktu berdua. Bukankah ini akhir pekan?"
"Sayangnya aku tidak bisa. Aku masih sibuk." War memutar kursinya dan mengalihkan perhatiannya pada layar komputer.
"Apa ini?" War menunjuk layar komputernya.
"Apa Phi menyukainya?"
"Kau gila Yin. Bagaimana jika ada orang lain yang melihat?"
Tadi saat menunggu kedatangan War, Yin sempat mengubah tampilan screen monitor War dengan foto mereka. Dan itu adalah foto mereka berciuman. War tidak tahu kapan Yin mengambil foto mereka seperti itu. Yang pasti akan bahaya jika dilihat oleh orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You Be My Love?
FanfictionKisah seorang siswa senior high school dan semua usahanya untuk menarik perhatian seorang sekretaris yang ambisius