27. Bukan Gosip

403 46 9
                                    

Sejak pindah ke mansion keluarga Wong, War selalu berangkat dan pulang kerja dengan Yin. Jika Yin ada keperluan lain maka dia akan mengantar War terlebih dulu. Jika urusannya sudah selesai, dia akan kembali untuk menjemput War.

Namun hari ini mau tidak mau War harus berangkat satu mobil dengan Tuan Wong. Yin harus berangkat pagi-pagi sekali ke kampus. Ya, beberapa hari yang lalu dia sudah dinyatakan lulus ujian masuk. Dan sekarang dia sudah resmi menjadi mahasiswa baru jurusan administrasi bisnis.

"War, apa hari ini ada jadwal penting yang harus dilakukan?"

War membuka catatan jadwal kegiatan Tuan Wong. Biasanya dia yang lebih dulu melaporkan jadwal Tuan Wong saat di kantor. Tapi sekarang masih dalam perjalanan dan Tuan Wong sudah menanyakan jadwalnya.

"Jam 3 sore Anda memiliki janji pertemuan dengan Tuan Sing dari Lion's Group."

"Apa kau sudah membuat semua laporan kerjasama kita dengan pihak Lion's Group?"

"Semua sudah saya siapkan Tuan."

"Bagus. Nanti sekalian saja kau pulang denganku. Yin tidak perlu menjemputmu."

"Baik Tuan Wong."

Sampai di perusahaan, seperti yang sudah War prediksi. Kedatangannya bersama Tuan Wong menjadi pusat perhatian. Kabar mengenai hubungannya dengan Yin semakin kuat. Sebelumnya, gosip tentang hubungan putra CEO dan sekretaris CEO ini sudah menjadi perbincangan panas di kalangan para pegawai. Yin dan War yang selalu berangkat dan pulang kerja bersama, bahkan Yin yang rela mengantar jemput War, sudah menjadi bukti kuat bahwa mereka memiliki hubungan. Lalu sekarang melihat War datang satu mobil dengan CEO mereka, semakin membuat mereka yakin jika War sudah tinggal satu atap dengan keluarga Wong.

"Jangan hiraukan mereka. Apa yang mereka katakan adalah sebuah kebenaran. Asal mereka tidak membuat berita bohong yang menyakiti perasaanmu, lebih baik diam saja." Tuan Wong berkata pada War setelah mereka berdua berada di dalam lift. Tuan Wong hanya tidak ingin War menjadi tidak nyaman karena menjadi bahan gosip para pegawainya.

"Baik Tuan Wong, saya mengerti."

War adalah seorang yang profesional. Tidak mau mencampur adukkan urusan pekerjaan dengan masalah pribadi. Sebisa mungkin dia berusaha menutupi hubungannya dengan Yin. Namun apa daya jika keinginannya sama sekali tidak didukung oleh keluarga Wong. Yin dan juga Tuan Wong, mereka sama sekali tidak peduli jika seluruh isi perusahaan mengetahui hubungan percintaan antara Yin dan War. Mereka memang tidak mengatakannya secara gamblang, tapi juga tidak menutup-nutupinya. War rasa hanya dirinya saja yang ingin merahasiakan hubungannya dengan Yin.

Di tengah kesibukannya bekerja, War mendapat notifikasi chat. Dia sudah bisa menebak jika itu pesan dari Yin. Karena hanya Yin yang berani mengganggunya di saat jam kerja.

'Phi hari ini aku tidak bisa menjemputmu. Aku ada kelas sore.'

'Tidak apa. Nanti ada pertemuan dengan Tuan Sing. Jadi sekalian aku bisa pulang dengan Tuan Wong.'

'Apa Phi tidak merindukanku?'

'Tidak.'

'Phi jahat sekali. Aku sudah sangat merindukanmu. Tidak melihatmu selama beberapa jam sudah membuatku hampir mati merindukanmu.'

'Sangat berlebihan.'

'Phi tidak percaya?'

Kriiinngg

Bunyi telepon kantor membuat War mengalihkan perhatiannya dari ponsel yang ia pegang. Tuan Wong meneleponnya. Apa dia memperhatikannya bermain ponsel di jam kerja dan sekarang ingin memarahinya?

Can You Be My Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang