Sudah beberapa minggu sejak Yin dan War kembali dari Khon Kaen. War kembali ke rutinitasnya sebagai sekretaris Tuan Wong. Mengatur jadwal, mendampingi saat rapat atau bertemu klien, membuat laporan. Tidak ada yang berubah.
Sedangkan Yin, setelah dinyatakan lulus dari high school kini dia sedang sibuk menyiapkan ujian masuk universitas. Jurusan yang ia pilih tentu saja administrasi bisnis. Dia sudah disiapkan untuk menjadi CEO sejak dini. Hal itu yang membuat dia jarang terlihat di perusahaan akhir-akhir ini.
Tapi jangan dikira jika Yin tidak datang ke perusahaan maka hubungannya dengan War semakin jauh. Kalian salah. Mereka malah semakin dekat tak terpisahkan.
Sekarang apartemen War adalah rumah bagi Yin. Dia memboyong buku-bukunya memenuhi kamar War. Setiap hari dia tidur di apartemen War dan akan pulang ke mansion hanya untuk mengambil buku ataupun baju.
Pernah War bertanya untuk apa Yin membawa semua buku ke apartemennya. Bukankah belajar di rumahnya akan lebih nyaman? Namun Yin hanya menjawab jika ada sesuatu yang tidak dia mengerti dia akan lebih mudah bertanya pada War. War hanya memutar bola matanya mendengar jawaban Yin. Bukankah jika bertanya pada Tuan Wong akan lebih mudah?
"Phi, besok adalah jadwalku mengikuti ujian. Apa Phi bisa menemaniku?"
War menunduk menatap Yin dan menaikkan alisnya tidak mengerti dengan pertanyaan Yin. Posisi mereka saat ini, War duduk bersandar pada kepala ranjang. Sedangkan Yin tiduran di paha War dengan memegang sebuah buku.
"Kau bukan anak kecil yang harus ditemani saat mengikuti ujian masuk sekolah, Yin. Kau seorang mahasiswa sekarang, jadilah dewasa." War menyisir lembut rambut Yin dengan jarinya.
Yin mengerucutkan bibirnya mendengar jawaban War. Sebenarnya dia ingin bermanja pada War, siapa tahu War bersedia menemaninya. Eh malah dia mendapatkan ceramah dari War.
"Kalau begitu jika aku berhasil dalam ujian ini, aku ingin mendapatkan hadiah spesial dari Phi."
"Hadiah spesial?" War menatap Yin bingung.
"Emm" Yin mengangguk dan menunjuk bagian tengah War dengan matanya. "Phi harus memberikan 'itu' padaku."
Plak. War menggeplak kepala Yin yang dari tadi dia elus. Dia tidak habis pikir, bocah yang sedang serius menyiapkan ujiannya ini masih sempat memikirkan hal mesum seperti itu.
"Selesaikan dulu ujianmu dan pastikan berhasil. Baru kau boleh memikirkan hal itu." Gerutu War.
"Phi sudah berjanji ya."
"Kapan aku berjanji?"
"Baru saja."
"Tidak. Aku tidak bilang aku berjanji."
"Tapi aku anggap Phi sudah berjanji padaku. Jadi aku akan menagihnya nanti. Phi siap-siap saja." Yin bangun dan mengecup bibir War singkat dan beralih ke meja untuk kembali belajar.
War hanya menggelengkan kepala melihat tingkah laku Yin.
~YINWAR~
"Bagaimana dengan Yin hari ini?" Ini adalah pertanyaan wajib yang selalu ditanyakan Tuan Wong pada War beberapa hari ini.
Tuan Wong tahu selama ini Yin tinggal di apartemen War. Yin sendiri yang mengatakan padanya dengan alasan yang sama seperti yang dikatakan Yin pada War. Dan War sendiri juga membenarkan ketika ditanya oleh Tuan Wong. Namun Tuan Wong tahu ada alasan lain di balik itu.
"Hari ini Yin akan mengikuti ujian masuk, ketika saya berangkat tadi Yin juga berangkat ke universitas."
"Apa menurutmu Yin bisa berhasil mengikuti ujian ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You Be My Love?
FanfictionKisah seorang siswa senior high school dan semua usahanya untuk menarik perhatian seorang sekretaris yang ambisius