06. Pendekatan Kedua

449 59 0
                                    

“Pagi ayah. Pagi ibu.” Yin menyapa kedua orang tuanya yang sudah siap di meja makan.

“Apa ada sesuatu yang baik hari ini? Kau terlihat ceria sekali sayang.” Nyonya Wong merasa aneh dengan sapaan pagi anaknya itu.

“Bukankah kita harus mengawali hari dengan baik agar bisa melewati hari itu dengan baik pula Bu.”

“Oh apakah kau habis membaca buku filsafat?” Sekarang ganti sang ayah yang menggodanya.

“Ah terserahlah... Aku mau sarapan lalu segera berangkat.”

Tuan dan Nyonya Wong hanya saling menatap lalu melanjutkan sarapan mereka.

“Yin, hari ini ayah harus ke Hongkong. Ada masalah dengan bisnis perhotelan kita disana.”

“Apakah masalah serius? Kenapa harus ayah sendiri yang pergi kesana?”

“Semoga tidak terlalu serius. Ayah sekalian ingin melihat perkembangan bisnis kita di Hongkong.”

“Apa ibu juga akan ikut?”

“Tidak sayang... Ibu akan disini menemanimu. Sebentar lagi kau harus ujian. Ibu akan mendampingimu sayang.” Jawab Nyonya Wong penuh sayang.

“Aku bukan anak kecil lagi Bu. Jika ibu ingin ikut ayah, aku tidak keberatan. Aku tidak ingin jadi anak yang memisahkan istri dari suaminya.”

“Kau ini bicara apa.” Tuan Wong tertawa mendengar perkataan anaknya. “Ayah berangkat sendiri. Disini kau harus menjaga ibumu dan perusahaan. War nanti akan membantumu.”

“Phi War tidak ikut?” Mata Yin berbinar mendengar nama War.

“Tidak. Kalau War ikut siapa yang akan membantumu? Selagi ayah pergi, ayah mempercayakan perusahaan padamu Yin. Tolong jaga baik-baik.”

“Tenang saja ayah. Ayah bisa mengandalkanku.” Yin sangat bersemangat setelah mendengar nama War. Dia sudah membayangkan hari-harinya yang penuh dengan War.

~YINWAR~

Sementara itu, War sudah bersiap untuk bekerja. Sebelum menyentuh gagang pintu, ponselnya berdering tanda ada panggilan masuk.

“Tuan Wong?” Gumam War melihat ID pemanggil. Tanpa menunggu lama dia segera menjawab panggilan itu.

“Selamat pagi Tuan Wong? Apa ada yang bisa saya bantu?”

“Pagi War. Aku hanya ingin memberitahumu. Mendadak aku harus ke Hongkong karena ada sedikit masalah. Bisakah kau mengatur ulang jadwalku untuk satu minggu ke depan? Kalau ada hal yang sangat penting, Yin bisa menggantikanku nanti. Tolong kau bantu dia War.”

“Baik Tuan Wong. Apakah saya perlu mengantar Anda ke bandara?”

“Tidak perlu. Ini sudah dalam perjalanan ke bandara. Mungkin nanti Yin akan sedikit merepotkanmu karna dia masih belajar.”

“Jangan khawatir Tuan Wong. Itu sudah menjadi tugas saya.”

“Aku memang tidak salah memilihmu menjadi sekretarisku.”

Can You Be My Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang