Tuan Sing dan juga War sama-sama terdiam mendengar apa yang dikatakan Tuan Wong. War tidak menyangka jika Tuan Wong akan memberitahukan perihal hubungannya dengan Yin pada orang lain. Apalagi orang itu adalah Tuan Sing, rekan bisnis Tuan Wong. Dimana kerjasama bisnis mereka dipertaruhkan.
"Apa ada masalah jika mereka memiliki hubungan, Tuan Sing?" Tuan Wong kembali bertanya melihat Tuan Sing tidak segera merespons perkataannya.
"Tidak. Itu bukan urusan saya Tuan Wong. Hanya saja saya sedikit terkejut. Saya tidak menyangka jika Tuan Yin dan Tuan War memiliki hubungan seperti itu."
"Hubungan seperti itu?" Tuan Wong merasa tidak nyaman dengan sebutan Tuan Sing.
"Emm maksud saya. Hubungan kekasih. Tapi itu urusan mereka para anak muda hahaha." Tuan Sing tertawa kaku menutupi rasa bersalahnya karena menyebut hubungan Yin dan War seperti hubungan yang keliru.
"Anda benar. Anda pun pernah muda jadi Anda pasti juga pernah merasakannya kan hahaha." Tuan Wong membalas candaan Tuan Sing.
Suasana menjadi sedikit rileks namun tidak dengan War. Sedari tadi dia hanya terdiam memperhatikan pembicaraan Tuan Wong dan juga Tuan Sing. Mungkin benar pembicaraan mereka sekarang sudah kembali santai, namun tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya. Apakah hal ini akan berimbas pada kerjasama dua perusahaan tersebut? Hal inilah yang paling ditakutkan War.
"War, apa kau merasa lelah? Kenapa hanya diam saja dari tadi?" Tuan Wong membuyarkan lamunan War.
"Tidak Tuan Wong, saya baik-baik saja."
"Maaf atas ketidak sopanan saya sudah menanyakan hal pribadi Anda, Tuan War. Seharusnya saya tidak membahas masalah ini." Tuan Sing merasa bersalah pada War.
"Saya yang seharusnya meminta maaf sudah membuat Anda merasa tidak nyaman, Tuan Sing." War berdiri dan membungkuk meminta maaf pada Tuan Sing.
"Itu bukan kesalahan Anda, Tuan War. Itu urusan pribadi Anda, tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Dan Anda adalah orang yang profesional dalam bekerja. Pantas saja Tuan Wong sangat bangga pada Anda."
"Terimakasih Tuan Sing." War kembali duduk dengan perlahan.
Dan pembicaraan pun terus berlanjut membicarakan tentang bisnis mereka dan hal-hal ringan lainnya. Sampai hampir satu jam dan akhirnya mereka mengakhiri pertemuan tersebut.
~YINWAR~
"Apa kau merasa tidak nyaman dengan apa yang aku katakan pada Tuan Sing?" Tuan Wong bertanya pada War karena melihat War yang terus terdiam sejak pembicaraan mengenai hubungannya dengan Yin.
Saat ini mereka dalam perjalanan pulang menuju mansion keluarga Wong. War yang duduk di kursi depan segera menoleh mendengar pertanyaan Tuan Wong.
"Saya hanya khawatir hal ini akan berdampak pada kerjasama bisnis perusahaan, Tuan."
"Jangan terlalu dipikirkan. Kedua hal itu tidak ada hubungannya. Tetaplah bekerja secara profesional. Mengerti?"
"Saya mengerti Tuan."
Setelah itu tidak ada pembicaraan apapun. Keduanya hanya terdiam sampai mereka tiba di mansion keluarga Wong.
"Istirahatlah War, jangan memikirkan apapun. Semuanya pasti baik-baik saja." Tuan Wong berkata begitu mereka memasuki mansion.
"Baik Tuan."
"Aku ayahmu, kenapa kau terus memanggilku tuan?"
"Aku sudah terbiasa hehe." War tersenyum canggung karena protesan Tuan Wong.
"Kau cantik jika tersenyum. Pantas Yin jatuh cinta padamu."
War tersipu mendengar pujian Tuan Wong. Meski ini bukan pertama kali ia dibilang cantik, tapi tetap saja hal itu membuatnya malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You Be My Love?
Fiksi PenggemarKisah seorang siswa senior high school dan semua usahanya untuk menarik perhatian seorang sekretaris yang ambisius