14. Ketahuan

418 55 3
                                    

Hari ini Yin berencana pergi ke kantor. Tujuannya tentu saja untuk bertemu Phi War-nya. Kemarin setelah mengantar War berangkat kerja, mereka sudah tidak bertemu lagi sampai pagi ini. Dan itu membuat Yin rindu setengah mati dengan War. Terdengar terlalu berlebihan memang.

“Ayah, hari ini aku akan ikut denganmu ke kantor.” Kata Yin di tengah acara sarapan pagi keluarga Wong.

“Oh tumben? Memang ada apa?” Tuan Wong heran dengan apa yang dikatakan putranya.

“Bukankah Ayah sendiri yang memintaku untuk belajar di kantor saat aku libur sekolah.”

“Oh kau benar. Tapi pagi ini aku harus bertemu Tuan Go. Jadi tidak bisa langsung ke kantor.”

“Kalau begitu aku akan bawa mobil sendiri ke kantor.”

“Terserah kau saja. Asalkan hati-hati saat mengemudi.”

“Siap Ayah.” Yin tersenyum lebar karena sebentar lagi dia akan bertemu pujaan hatinya.

~YINWAR~

Ini masih pagi, tapi War sudah terlihat sibuk. Ini adalah hari terakhir dia bekerja sebelum libur cuti besok. Dia harus bisa menyelesaikan pekerjaannya hari ini.

“Pagi Phi War.” Terdengar sapaan dari suara yang sangat War kenal.

“Apa yang kau lakukan pagi-pagi disini?” War menolehkan kepalanya dari komputer di hadapannya dan menatap kearah Yin.

“Tentu saja untuk belajar.”

“Benarkah?” Tanya War tidak percaya.

“Tidak. Aku kesini karna merindukan Phi.” Yin berjalan mendekati kursi War. Memutar kursi War membuat War menghadap kearahnya. Yin membungkuk kearah War dengan tangannya berpegang pada sisi kiri dan kanan kursi War. Membuat War terkungkung tak bisa bergerak.

“Yin...aku sedang bekerja jangan menggangguku.” War berusaha menjauhkan Yin yang terasa begitu dekat dengannya.

“Apa Phi tidak merindukanku?” Yin semakin mendekatkan wajahnya kearah War.

“Aku sedang sibuk jadi tidak sempat merindukanmu.” War terus berusaha menahan tubuh Yin agar tidak terlalu dekat dengannya. Dia masih ingat kalau mereka sedang ada di kantor.

“Kau jahat sekali Phi.” Kali ini Yin memegang dagu War, menahannya agar War tetap menatapnya.

Yin semakin mendekatkan wajahnya. Dan War sudah menyerah dalam usahanya menahan tubuh Yin. Dia selalu kalah jika sudah seperti ini. Karena sebenarnya dia juga menginginkannya.

Sedikit lagi kedua bibir itu akan bertemu. Akan bisa merasakan kembali rasa bibir masing-masing. Sebelum...

“Ehem!” Suara batuk menginterupsi kegiatan mereka.

Yin segera menjauh dan menegakkan tubuhnya. Sedangkan War memutar kursinya, dan betapa terkejutnya dia melihat siapa orang yang tengah berdiri di depan meja kerjanya saat ini.

“Selamat pagi Tuan Wong.” War membungkukkan badannya memberi salam. Masih dengan perasaan takut apakah Tuan Wong melihat apa yang sedang mereka lakukan tadi?

“Bukankah Ayah tadi mengatakan akan menemui Tuan Go? Kenapa sekarang ada disini?” Tanya Yin dengan kurang ajarnya. Dia merasa terganggu dengan kedatangan ayahnya ini.

“Di perjalanan tadi Tuan Go memberi kabar kalau beliau ada urusan mendadak jadi pertemuannya dibatalkan.”

Yin hanya mengangguk-angguk mendengar jawaban ayahnya.

“Lalu apa yang kau lakukan disini?” Tuan Wong bertanya pada Yin namun matanya menatap kearah Yin dan War bergantian. Mengisyaratkan pertanyaan apa yang sedang kalian berdua lakukan?

Can You Be My Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang