13. Cuti

415 49 9
                                    

Pagi ini adalah pagi terindah bagi Yin. Bangun tidur dengan seseorang yang ia cintai berada di pelukannya. Sungguh tidak ada hal lain lagi yang dia inginkan. Menatap wajah manis War saat tidur tidak akan pernah membuatnya bosan.

“Emmmhh” Terdengar lenguhan dari War. Pertanda sebentar lagi dia akan bangun.

“Selamat pagi Phi.” Yin tersenyum tampan menyambut War yang perlahan membuka matanya.

Sementara War masih menatap kosong kearah Yin. Memikirkan bagaimana bisa ada Yin di tempat tidurnya. Tidur di sampingnya dan memeluknya seperti ini. War berusaha mengingat kejadian sebelumnya.

War memejamkan matanya erat begitu dia mengingat apa yang sudah mereka lakukan tadi malam. Dia juga mengingat semua kata cinta yang Yin ucapkan padanya. Mengingat semua itu membuatnya pusing. Dia belum tahu apa yang harus dia lakukan selanjutnya.

“Phi, kau baik-baik saja? Apa kau merasa pusing?” Yin mendudukkan dirinya begitu melihat War memejamkan matanya erat dan memegangi kepalanya.

“Aku baik-baik saja. Jam berapa ini?”

Yin meraih ponselnya di meja nakas dan melihat jam berapa sekarang. “Masih jam 6 Phi. Jika Phi kurang sehat, Phi bisa tidur lagi. Aku akan menemanimu.”

“Aku harus segera mandi dan berangkat kerja. Aku tidak bisa membolos jika tidak ingin dipecat.”

“Bosmu ada disini jadi jangan khawatir.” Yin menaik turunkan alisnya menggoda War.

“Ckk bos kepalamu. Sudah aku mau mandi dulu.” War segera bangkit dan pergi ke kamar mandi.

Beberapa menit kemudian, War keluar dari kamar mandi menggunakan bathrobe. Dia tadi lupa membawa pakaian ganti ke kamar mandi. Karena sudah menjadi kebiasaannya mengganti pakaian di kamar. Dia lupa jika ada orang lain di kamarnya saat ini.

Yin yang melihat penampilan War tidak bisa berkedip. Dengan tetesan air dari rambutnya menambah kesan seksi seorang War.

War berusaha tidak mempedulikan tatapan Yin. Dia berjalan kearah lemari untuk mengambil pakaian dan kembali ke kamar mandi untuk memakainya. Namun ketika dia sibuk memilih baju, sebuah tangan melingkar di perutnya.

“Phi apa kau sedang menggodaku?” Yin meletakkan dagunya di bahu War.

“Apa yang kau katakan? Pergi mandi sana. Aku akan terlambat jika kau terus menggangguku.” War berusaha melepaskan tangan Yin. Namun pelukan itu begitu kuat.

Yin memutar tubuh War menghadapnya. “Beri aku ciuman maka aku akan melepaskanmu.”

“Yin~~” War menatap Yin memohon untuk dilepaskan.

“Aku suka kau memanggilku seperti itu.”

Cup

Sebuah kecupan mendarat di bibir War.

“Kau sudah menciumku, jadi lepaskan aku.”

“Itu bukan ciuman Phi. Itu hanya sebuah kecupan. Aku ingin kau menciumku.” Yin memajukan bibirnya bersiap menerima ciuman dari War.

War masih sibuk memikirkan apakah dia harus mencium Yin atau tidak. Melihat Yin yang memejamkan mata dan memajukan bibirnya terlihat begitu lucu.

“Ayolah Phi...kau akan terlambat jika kau tidak segera menciumku.”

Benar juga apa yang dikatakan Yin. War berjinjit untuk mencium bibir Yin. Hanya menempelkan. Namun ketika War ingin melepaskan ciumannya, Yin menahan tengkuknya. Memberikan ciuman yang lebih dalam dari yang diberikan War. Memberi sedikit lumatan dan hisapan untuk merasakan betapa lembutnya bibir War.

Can You Be My Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang