Tak terasa sudah seminggu Arka di rawat di rumah sakit prima, dan sudah sembuh. Tapi, dokter mengharuskan Arka untuk jangan memaksa untuk mengingat dan akhirnya bisa pulang ke rumah.
"Akhirnya kita sampai juga di rumah." ucap Melati.
"Ini rumah siapa ma." tanya Arka bingung ini rumah siapa sebab sangat besar dan mewah.
Rumah dengan cat warna putih dengan perpaduan warna emas, membuat penampilan rumah yang mewah. Di tambah pagar rumah yang tinggi hampir menutupi rumah di dalamnya, bisa di bilang dari luar tidak bisa di lihat. Tidak ada celah dari pagar rumah untuk melihat bagaimana bangunan rumah ini.
Bisa di bilang katrok, karena memang bangunan rumah ini sangat mewah. Bukan hanya dari luar, bahkan di dalamnya sangat mewah. 'Kira-kira bayar listriknya berapa juta ya.' Batin Arka.
"Ini rumah kamu sama Kesya sayang"
Mendengar itu Arka hanya ber 'oh' ria. Kemudian mereka masuk kedalam rumah, dan langsung di sambut oleh para pelayan rumah. Ya, walaupun tidak banyak hanya ada 2 orang saja.
"Kamu langsung istirahat ya sayang, agar besok kamu bisa ikut papa ke kantor." ucap Melati.
"Iya ma"
"Yaudah mama sama papa mau langsung pulang ya, Kesya mama titip Arka sama kamu ya"
"Iya ma tenang aja kak Arka kan suami Kesya, mama sama papa hati-hati di jalan ya." ucap Kesya sambil mencium punggung tangan mama dan papa Arka, setelah itu Melati dan Rahmad masuk ke dalam mobil dan langsung pulang.
"Kak,, yuk masuk. Biar aku tunjukkan kamar kita." ucap Kesya menggandeng tangan Arka menuju kamar mereka.
"Kak ini kamar kita, itu di sebelah sana kamar mandi, dan di sebelah situ ruang baju dan aksesoris lainnya." jelas Kesya.
"Saya mau mandi, dan dimana handuknya"
"Ini kak." Kesya memberikan handuk milik Arka dan langsung masuk kamar mandi untuk menyegarkan kembali tubuhnya. Cukup sudah selama seminggu dia hanya di elap-elap saja.
Sudah beberapa menit Arka di kamar mandi, lalu keluar dan melihat pakaian di atas tempat tidur. Mungkin Kesya yang menyiapkan pakaian untuknya, dan setelah itu dia turun menuju dapur sebab dia bingung mau ngapain.
"Eh kak sini makan sama aku." ucap Kesya dengan senyuman manis nya, Arka hanya mengangguk dan mulai berjalan menuju meja makan.
Mereka makan dengan tenang tanpa ada yang mulai membuka suara, setelah mereka makan Kesya dan Arka masuk kedalam kamar untuk istirahat.
Merasa bosan dengan suasana canggung Arka mulai membuka suara.
"Emm Kesya"
"Iya kak?"
"Saya ingin tanya sebentar, boleh?"
"boleh, kakak mau tanya apa?." ucap Kesya sambil membenarkan posisi tidurnya samping menghadap ke arah Arka. Saat ini posisi mereka sedang tiduran dan Arka masih dalam posisi terlentang.
"Coba kamu ceritakan tentang saya yang dulu gimana?"
Mendengar itu Kesya senyum manis, dia sangat senang sebab Arka sudah mau mulai berbicara ya walaupun tidak banyak plus bahasanya masih kaku 'saya-kamu'.
"Kakak dulu,,, seorang yang pintar dan jago banget loh, sampai kakak tuh bisa dapetin tender yang nilainya milyaran dollar, terus kakak itu penyayang, perhatian. Tapi kakak kalau di kantor tuh kejam banget kata sekretaris kakak dan papa, tapi aku sih gak tau kan aku hanya dengar hehehe." Kesya menjelaskan semuanya dari awal mereka bertemu hingga mereka menikah.
Ternyata mereka bertemu itu di kenalkan oleh kedua orang tua dan mulai kenalan terus timbul rasa nyaman yang akhirnya menghantarkan mereka kejenjang pernikahan. Sesimpel itu memang, tapi kalau di lihat jalannya cukup panjang.
"Emm kamu kerja atau gak?"
"Aku bekerja di rumah sakit royal sebagai dokter spesialis anak." jelas Kesya.
"Saya mau tanya lagi sama kamu, boleh?." izin Arka lagi.
"Ya boleh lah kak, gak usah izin lagi kak?."
"Saya mau minta maaf sama kamu, kalau semisal kan sifat aku sedikit berubah dan tidak seperti dulu ke kamu, kamu jangan kecewa ya sama saya." ucap Arka sebab dia juga gak bisa memaksakan dirinya untuk menjadi Arka yang asli karna itu pasti sulit. Dia ingin jadi dirinya sendiri ya walaupun raganya bukan.
"Aku gak masalah kak, selagi kakak gak kasar sama aku, tetap melindungi aku dan tetap selalu di sisi aku,, itu aja yang aku mau kak." jelas Kesya ya dia emang gak masalah dengan perubahan sifat Arka, toh yang lebih penting Arka tetap di sisinya dan menyayanginya.
"Apakah dulu saya pernah melukai hatimu, atau pernah memukulmu?."
"Alhamdulillah, kakak dari dulu baik banget sama aku. Yaaaa walaupun di awal pernikahan kita gak banyak komunikasi, hanya ngobrol sekedar aja kak." jawab Kesya dengan wajah yang sendu.
"Maaf ya."
"Kenapa minta maaf kak?."
"Maaf atas kelakuan saya yang membuat kamu kecewa."
"Sudahlah kak,aku juga sudah memaafkan kakak sebelum kakak meminta. Untuk sekarang dan di masa depan, aku berharap kakak gak mengulang kesalahan yang sama. Dan harapan aku semoga kita bisa menciptakan keluarga yang harmonis dan tentram"
" Aamiin. Kamu mau kan ingatkan saya ketika saya melakukan kesalahan dan salah memilih jalan?."
"Itu pasti kak, karena kita suami-istri. sudah pantasnya untuk saling mengingatkan dan melindungi."
"Saya berjanji akan tetap melindungi mu, menyayangi mu, dan gak akan pernah kasar atau pun sampai main tangan. Saya gak akan melakukan itu"
"Kamu tenang saja. Kamu bisa pegang janji saya, dan saya akan membuktikan janji saya ke kamu." lanjut Arka memiringkan tubuhnya ke samping, menghadap Kesya sambil tersenyum dan mengelus rambut Kesya yang tidak di tutupi hijab.
Kesya yang mendapat perlakuan seperti itu merasa sangat senang dan reflek dia memeluk Arka.
"Eh ma maaf kak aku reflek tadi"
Mendengar ucapan Kesya barusan Arka tidak marah melainkan menarik pinggang Kesya agar mereka berpelukan sambil tidur.
.........
Assalamu'alaikum guys....👋
Aku minta sorry ya, untuk jadwal revisi agak lama. Dan ada sebagian teks yang aku ubah dan ada juga yang aku tambah biar makin seru.
Kalau suka komen dan kalau kalian rasa kurang juga komen.
Untuk dialog juga aku perbolehkan ke kalian untuk balas.
Sekali-kali boleh lah ngekomen percakapan mereka.
Stay with this story, okay guys?👋👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration Arka & Nathan (Ending)
Fantasy"Anda siapa?." Ucap Nathan dengan nada dingin. "a-aku i-istri kamu kak." jelas perempuan tadi terbata-bata sebab terkejut dengan kejadian barusan. Mendengar itu Nathan memegang kepalanya yang terasa sangat sakit ketika mengingat kejadian sebelumnya...