Di rumah

326 24 0
                                    

Setelah pulang dari rumah mama dan papa, Arka memperhatikan wajah Kesya terlihat murung, mungkin dia memikirkan perkataan mama tadi. Ini yang buat Arka kesal, karena dirinyalah wajah Kesya jadi murung. Saat ini mereka berada di dalam kamar untuk istirahat sebentar, sebelum azan ashar.

"Hey, kamu kenapa. Hmm?." Tanya Arka dengan suara lembutnya.

Kesya tersentak dari lamunannya. "Eh, emang Kesya kenapa mas?."

"Kamu mikirin perkataan mama yang tadi ya?"

"Eng-enggak mas."

"Jangan bohong, kamu gak bisa bohong sama mas." Mendengar itu Kesya bingung mau jawab apa, kalau boleh jujur Kesya merasa bersalah.

"Aku minta maaf atas perkataan mama tadi ya." Lanjut tanya Arka yang melihat Kesya diam.

"Kok mas minta maaf sih."

"Ya...mas gak enak aja sama kamu. Karena mama ngomong gitu."

"Seharusnya, Kesya yang minta maaf ke mas. Karena sampai sekarang, Kesya belum kasih hak mas sebagai suami."

"Kalau kamu belum siap, gak usah di paksa. Mas gak mau melakukanya, jika kamu terpaksa melakukannya. Mas sabar kok nunggu kamu sampai siap."

"Emm..... Key-Kesya siap mas."

Arka terkejut mendengar jawaban Kesya. "Sudah jangan di bahas lagi, lebih baik kita tidur besok aku ada meeting penting." Sengaja Arka mengalihkan topik sebab dia tau bahwa Kesya masih terpaksa dan Arka gak akan melakukan nya jika terpaksa.

Di tempat lain......

"Hi udah lama kita gak jumpa ya"

"Eh lo, gimana kabarnya." Arka memeluk pria yang menyapa dia tadi.

"Alhamdulillah kabar gua baik, lo gimana kabarnya?"

"Alhamdulillah baik juga, dia juga baik kabarnya." Jelas Arka.

Lama mereka diam sambil menikmati udara segar di taman yang begitu indah, Arka gak tau dia sekarang lagi di mana karena ini tempat kedua kalinya dia datangin.

"Sekarang perasaan lo gimana ke Kesya." Akhirnya pria itu memulai lagi percakapan setelah diam berapa lama.

"Entah kenapa rasanya gua sekarang sayang banget sama dia ka."

"Bagus dong, kalau cinta gimana?."

"Kalau cinta....apa boleh gua jatuh cinta sama Kesya?."

"Ya boleh lah banget malah, kan dia sekarang istri lo."

"Tapi gua gak enak sama lo Nathan." 

"Kenapa gak enak sih, kan gua yang mutuskan ini jadi gua udah serahin semuanya milik gua jadi milik lo."

"Ok, tapi tunggu gua mau nanya sama lo. Lo sebelum nya udah pernah ambil belum hak lo sebagai suami?." Tanya Arka ke Nathan.

"Sebenarnya sih belum pernah"

"Lah kenapa?, Lo gak suka sama Kesya?"

"Gua belum cerita ya sama lo kalau gua sama Kesya itu nikah emang atas dasar suka sama suka tapi kita itu kenalnya baru 3 hari, kalau di dengar sih gila emang karena baru 3 hari kenal udah main nikah aja." Jelas Nathan.

"Terus ortu kalian gimana?"

"Ya ortu gua seneng karena akhirnya gua dapat pendamping hidup setelah lama gak pernah kenal tuh yang namanya perempuan, yang lebih parahnya lagi ada rumor bahwa gua tuh gay, gila aja gua masih waras dan normal kali. Jadi gua merasa cocok akhirnya gua sama Kesya nikah, mungkin Kesya masih gugup dan belum siap kasih hak gua sebagai suami dan gua hargai itu. Gua tau dia butuh waktu jadi gua sabar untuk nunggu." Jelas Nathan.

"Jadi....kalau misalkan gua yang ambil hak suami lo marah gak?." Tanya hati-hati Arka takut Nathan akan marah pada dirinya.

"Hahahaha gua malah senang kali, akhirnya nanti Arka bakalan punya keturunan dan keluarga Wijaya punya penerus." Jelas Nathan dengan semangat.

"Nih ya gua kasih tau ke lo alasan gua jumpai lo itu gua mau nyuruh lo untuk ambil hak suami di Kesya agar kalian punya anak dan penerus keluarga Wijaya, karena hanya Arka lah harapan satu-satunya di keluarga Wijaya. Kalau kak Kania kan anaknya penerus keluarga suaminya." Lanjut jelas Nathan.

"Tapi gua masih nemuin ketidak siapan di mata Kesya"

"Kalau itu gantian tugas lo untuk meyakinkan Kesya bahwa lo beneran udah cinta dan sayang ke dia"

"Yaudah tar gua coba lagi"

"Tapi bener ya awas lo kalau gak lo coba, tar kita gak akan punya keturunan"

"Iya-iya lo sama aja kayak mama tau gak"

"Hahaha habisnya lo sih tunda mulu"

"Yaudah gua gak bisa lama-lama di sini dan lo juga tar bahanya." Jelas Nathan.

"Ok lah, lo yang bahagia ya di sini dan gua akan berusaha di dunia nyata untuk bahagiakan orang-orang yang kita sayang." Ucap Arka.

"Siap, gua pamit ya assalamualaikum"

"Wa'alaikumsamalam." Setelah mengucapkan itu Nathan berjalan menuju cahaya terang dan Arka merasa suasana berubah menjadi putih dan berubah menjadi suasana kamar milik dirinya dan Kesya.

Ternyata tadi dia jumpa dengan Nathan di alam mimpi dan melihat ke arah jam sudah pukul 04.25 yang artinya bentar lagi akan azan subuh.

Arka memutuskan untuk tidak tidur lagi tapi siap-siap untuk sholat subuh.

Pagi harinya......

Kesya mulai masak untuk sarapan sedangkan Arka bersiap-siap untuk berangkat ke kantor tapi ada masalah sedikit yaitu 'dasi' dia ingin di pakaikan dasi oleh Kesya mungkin dia ingin di manja kali hehehe.

Arka masih teringat akan mimpinya tadi malam yaitu berjumpa dengan si Nathan dan dia bingung akan mulai dari mana.

"Sya." panggil Arka sambil turun tangga menuju dapur mencari Kesya.

"Iya mas." Kesya membalikkan badannya menghadap Arka.

"Ini tolong pakaikan aku dasi, boleh?"

"Oalah boleh dong mas, sini"

Mendengar jawaban Kesya dengan semangat Arka menghampiri Kesya dan Kesya mulai memakaikan dasi Arka dengan sangat rapi.

Melihat Kesya dengan pakaian santai Arka heran lalu bertanya. "Kamu gak ada praktek hari ini?"

"Gak ada mas, hari ini Kesya free. Tapi kalau besok, seperti nya ada." Jelas Kesya dan Arka hanya menganggukkan kepalanya.

"Udah siap nih, jangan di lepas ya mas dasinya. Kalau udah sampai di rumah aja lepasnya, biar waktu di kantor terlihat rapi."

"Siap."

"Yaudah yuk kita sarapan, dan nanti siang Kesya antar makan siangnya ke kantor mas ya."

"Iya, tapi kamu kesana mau naik apa?."

"Kesya naik mobil aja boleh?."

"Yaudah, tapi bawanya jangan ngebut-ngebut ya."

"Siap bos."

Akhirnya mereka menyantap sarapannya dengan nikmat setelah itu Arka pamit untuk berangkat ke kantor.





_

_

_

Transmigration Arka & Nathan (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang