Sudah 2 tahun 3 bulan usia pernikahan Arka dan Kesya. Banyak hal yang mereka lalui, dari adanya konflik kecil yang sudah pasti di alami setiap rumah tangga.
Sekarang ini, Kesya sedang kelimpungan karena keadaan Arka yang setiap pagi mengalami muntah, setiap sarapan memuntahkan sarapannya, padahal baru aja makanan nya masuk kedalam mulut udah keluar lagi.
"Mas kamu hari ini gak usah kerja aja ya, biar aku telpon papa minta izin kamu gak masuk hari ini." Ucap Kesya khawatir, melihat kondisi Arka yang sudah hampir 2 hari seperti ini.
"Mas masih kuat kok untuk ke kantor. Lagi pun, ini ada meeting membahas kerja sama."
"Tapi, keadaan kamu seperti ini mas."
"Mas gak papa sayang, ini kan sama seperti semalam, mungkin siang juga udah gak masalah." Jelas Arka yang memang setiap pagi dia akan muntah, tapi di siang sampai malam, keadaannya gak kenapa-kenapa.
"Yasudah, tapi kalau kamu gak kuat izin pulang sama papa ya. Aku takut kamu kenapa-kenapa."
"Iya dek ku sayang."
Akhirnya, Arka berangkat ke kantor setelah banyaknya drama antara dirinya dan Kesya. Urusan mengantar Kesya kerja, Arka tetap keras untuk mengantar. Barulah Arka ke kantor.
Di kantor, Arka langsung masuk kedalam ruang meeting, dan menyuruh Tengku sekretaris nya untuk memulai meeting.
Sepanjang berjalannya meeting, Arka hampir tidak konsen. Karena dia merasa mual lagi, tapi masih bisa di tahannya dan satu jam setelahnya meeting berakhir, Arka langsung lari menuju kamar mandi yang dekat dengan ruang meeting.
Tengku yang melihat bos nya seperti itu khawatir, karena keadaan bosnya lebih parah dari kemarin-kemarin. Tengku langsung membawa bosnya kedalam ruang kerja bosnya, lalu Tengku menelpon Presdir kantor yaitu Rahmad selaku papa Arka.
"Halo." Ucap Rahmad dari sebrang telpon sana.
"Halo maaf pak, saya menelepon bapak ingin memberi tahu, bahwasanya pak Arka muntah-muntah dan badannya lemas pak seperti kemarin, tapi kali ini lebih parah pak." Jelas Tengku yang memang tidak di lebih-lebih kan infonya.
"Posisi kalian di mana?."
"Kami berada di ruangan pak Arka pak."
"Baiklah saya segera kesana."
"Iya pak."
Rahmad yang mendapat kabar dari sekretaris anaknya, langsung menuju ruang kerja anaknya dan tak lupa dia menghubungi Endi dokter pribadi keluarganya.
"Arka kamu kenapa bisa gini." Ucap khawatir Rahmad.
Tok tok tok
"Assalamualaikum." Ucap Endi sambil mengetuk pintu ruang kerja Arka.
"Wa'alaikumsamalam, masuk Di." Ucap Rahmad.
Endi masuk kedalam ruang kerja Arka, kemudian langsung memeriksa Arka dengan teliti.
"Arka sudah berapa lama seperti ini?." Tanya Endi
"Sudah 3 hari sama hari ini dok." Jawab Tengku mewakili Arka, karena melihat bos-nya sudah sangat lemas.
Mendengar itu, Endi sedikit bingung. Karena dari hasil periksa nya, sakit asam lambung yang di miliki Arka tidak kumat, dan tidak ada pemicu lainnya. Jadi, Endi merasa ada keganjalan melihat keadaan Arka seperti ini.
Lama berfikir akhirnya Endi menemukan keganjalan yang di rasanya tadi dan ini sangat mirip dengan pasiennya yang lain.
"Coba bawa periksa Kesya ke rumah sakit." Ucap Endi yang membuat Rahmad serta Tengku bingung, karena yang sakit Arka kenapa yang di periksa ke rumah sakit malah Kesya.
Melihat kebingungan di wajah Tengku dan Rahmad. Endi menjelaskan maksud ucapannya tadi.
"Maksud saya begini. Melihat keadaan Arka seperti ini, dan sudah saya periksa, Arka tidak mengalami sakit. Dan keluhan ini, biasanya di alami oleh wanita hamil dan percis dengan pasien saya yang lain, dimana suaminya yang merasakan mual-mual bukan istrinya."
Mendengar itu Rahmad langsung konek dan mengembangkan senyumnya. Jangan di tanyakan Arka, saat ini dirinya sudah lemas tak berdaya.
"Jadi Arka aman kan Di?."
"Aman pak."
"Tapi Arka lemas gini, kek gak ada tenaganya."
"Saya juga gak ada obatnya untuk kasus gini, biasanya di bantu dengan air jahe aja pak. Saya sering menyarankan ke suami pasien yang mengalami hal ini."
"Baiklah, nanti tolong kamu belikan ya Tengku air jahe nya."
"Baik pak, akan saya belikan."
"Baiklah terimakasih atas waktunya Endi. Saya akan memberitahukan Arka, agar membawa Kesya periksa ke dokter kandungan siang nanti." Jawab Rahmad.
"Kalau begitu, saya undur diri pak Rahmad dan pak Tengku." Pamit Endi.
"Iya silahkan." Ucap kompak Rahmad dan Tengku.
"Tengku, jadwal Arka setelah ini apa?." Ucap Rahmad yang memberhentikan Tengku sebelum benar-benar pergi membeli air jahe.
"Setelah ini, pak Arka akan memeriksa beberapa file, lalu akan ada meeting di luar dengan koleganya pak."
"Apakah bisa kamu undur, jadi besok?." Tanya Rahmad.
"Baik pak akan saya buat jadwal ulang pak Arka, jadi untuk hari ini, pak Arka free. Saya pamit beli pesanan anda pak." Jelas Tengku dan langsung ngacir keluar untuk membeli air jah pesanan big boss nya.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration Arka & Nathan (Ending)
Fantasy"Anda siapa?." Ucap Nathan dengan nada dingin. "a-aku i-istri kamu kak." jelas perempuan tadi terbata-bata sebab terkejut dengan kejadian barusan. Mendengar itu Nathan memegang kepalanya yang terasa sangat sakit ketika mengingat kejadian sebelumnya...