4 tahun kemudian..........
"Mama, Fhaz mau layangan seperti milik bang Razan ma."
"Coba Fhaz tanya sama Abang Razan nya beli dimana."
Fhaz langsung jalan menuju Razan yang sedang menaikkan layangannya di bantu oleh Richard papanya.
"Abang beli layangannya di mana, Fhaz mau beli juga. Punya Abang keren."
"Ini, Abang di beliin sama papa. Papa masih ada layangannya?."
"Ada sayang, papa taruh di bawah pohon. Fhaz mau main juga?."
Fhaz langsung mengangguk kepalanya dengan semangat. Lalu ikut berjalan mengikuti langkah Ricard.
"Nah, siap deh. Yuk kita main bareng." Ucap Richard yang setelah selesai memasangkan benang di layangan milik Fhaz.
"Yeh, horeeeee Fhaz punya layangan kaya bang Razan."
"Wah, anak papa lagi main layangan ya." Ucap Arka yang berjalan ke arah mereka, yang sedang asik bermain di halaman rumah melati dan Rahmad.
Saat ini, mereka sedang kumpul di rumah melati dan Rahmad, karena memang seminggu atau dua Minggu sekali mereka kumpul bareng di rumah mama papa, Arka dan Kesya. Kalau untuk bang Richard dan kak Kania, mereka jarang ke Indonesia. Paling dua bulan sekali, tapi pas ke Indonesia mereka kumpul seperti saat ini.
"Pa, ayok main bareng kami."
"Fhaz bisa naikkan layangannya?."
"Gak bisa hehehe."
"Yaudah sini papa bantu, Fhaz pegang layangannya dan berdiri di sana ya biar papa tarik benangnya." Ucap Arka yang menginterupsi ke Fhaz, karena jagoannya ini belum pernah main layangan, hanya melihat orang lain main dan ini pertama kalinya intuk Fhaz dan Razan bermain langsung.
"Siap."
"Siap pa."
"Oke. 1...... 2...... 3....... Lepas layangannya Fhaz."
Fhaz dengan semangat melepas layangannya, lalu Arka menarik benangnya dan terbang lah layangannya. Arka mulai menarik dan mengulur benang agar layangannya tidak oleng dan jatuh.
"Horeeeee, layangan Fhaz terbang tinggi."
"Wah keren layangan Fhaz tinggi. Om hebat."
"Iya dong. Om Arka gitu."
Akhirnya mereka menikmati permainan layangannya. Ini yang di inginkan oleh Arka ketika punya anak, Arka ingin anaknya bisa merasakan permainan waktu masa kecilnya dulu. Dan terwujud sekarang berkat Ricard yang membawa layangan.
Ricard bilang "Abang lumayan susah mencari layangan ini di jaman sekarang. Karena Abang ingin anak-anak Abang dan kamu, bisa merasakan permainan masa kecil kita. Walaupun Abang waktu kecil hanya 2 tahun tinggal di Indonesia dan dari banyak permainan yang di mainkan anak-anak Indonesia hanya layangan yang buat Abang candu."
"Sama aku juga bang, ingin nya anak-anak kita gak terlalu fokus sama gadget sampai lupa akan permainan yang asik ini."
..............
Masih ingat kan sama Razan, iya anaknya kakak Arka, Kania dan Ricard. Mereka sudah 2 bulan tinggal di Indonesia karena Ricard ada membangun proyek di Indonesia jadinya dia harus menetap di Indonesia. Rumah Kania dan Ricard hanya beda 1 komplek dari rumah Arka dan Kesya. Razan dan Fhaz memang sering main bersama, ketika Razan pulang dari SD dan Fhaz dari Playground nya.
Saat ini umur Razan sudah 6 tahun, sementara Fhaz 4 tahun. Tapi kedua bocah itu sangatlah aktif dan pintar, apalagi si Fhaz yang sudah protes tidak mau di panggil baby lagi.
Flashback on
"Mama papa angan anggil Fhaz baby agi, Fhaz dah besal." Reaksi Arka dan Kesya sangat gemas melihat tingkah baby Fhaz, yang tidak mau di panggil baby lagi.
"Kalau udah besar, ngomongnya jangan celat lagi dong." Ucap Arka yang masih memasang wajah senyum karena gemas melihat baby Fhaz.
"Gak bisa papa."
"Coba bilang rrrrr, kalau kamu bisa berarti udah besar."
Baby Fhaz mencoba apa yang di ucapkan Arka yaitu mengucapkan kata "r", malah yang terucap huruf "L".
"Lllllll."
"Tuh kamu belum bisa, berarti masih baby."
"Mama, lihat papa tuh." Baby Fhaz mulai ngadu ke mamanya, karena merasa di buat kesal oleh papanya, Kesya hanya tersenyum karena dari tadi dia hanya melihat dan mendengar percakapan antara suami dan anaknya.
"Emang papa kenapa sayang."
"Buat Fhaz kesel."
"Hahaha, habisnya sih kamu ada-ada aja."
"Kata Abang lazan, Fhaz kan dah 4 tahun. Belalti Fhaz dah besal, gitu kata bang lazan."
"Ooh, berarti karna bang Razan ya."
"Iya ma."
"Gini, kalau baby Fhaz dah bisa bilang "r", berarti baby dah besar, dan gak di panggil baby lagi." Ucap Kesya karena tidak tega melihat ekspresi wajah frustasi baby Fhaz.
"Okay, tapi ajalin Fhaz bilang huluf "l" dong mama papa." Ucap semangat baby Fhaz.
"Iya." Kesya dan Arka kompak menjawab ucapan baby Fhaz.
Mulai saat itu sampai hampir 4 bulan baby Fhaz terus belajar mengucapkan huruf "r". Mulai saat di Playground bahkan saat main bareng Razan. (Sangat niat emang si Fhaz ini, kalau kata aku sih, emang boleh se-niat ini. Canda Fhaz).
Hingga baby Fhaz bisa bilang "r" dengan lancar, maka dari itu gelar baby di depan namanya sudah tidak ada lagi. Sesuai dengan keinginannya.
Flashback off
Mulai saat ini anak Kesya dan Arka sudah besar karena tidak mau di panggil baby lagi. Walau begitu Fhaz tetap lah anak-anak yang masih membutuhkan kasih sayang kedua orangtuanya.
Untuk Arka dan Kesya, masih sama-sama belajar untuk mengurus, dan mendidik anaknya. Mau gimanapun, tidak ada sekolah untuk jadi orang tua. Jadi, saat ini mereka masih belum bisa di bilang baik jadi orang tua.
Tapi baik Arka dan Kesya, mereka mengurus dan mendidik anak-anak nya sesuai dengan anjuran dan syariat Islam, agar kelak anaknya bisa menjadi Sholeh dan sesuai dengan arti nama nya. Muhammad Fathian Arfhaz Wijaya, artinya anak laki-laki tampan pengikut nabi Muhammad dan menjadi pemenang.
Bukankah sudah impian semua orang tua, memiliki anak-anak yang cerdas, Sholeh/Sholehah, baik dalam tutur kata dan sikap. Begitu Juga yang di impikan oleh Arka dan Kesya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration Arka & Nathan (Ending)
Fantasy"Anda siapa?." Ucap Nathan dengan nada dingin. "a-aku i-istri kamu kak." jelas perempuan tadi terbata-bata sebab terkejut dengan kejadian barusan. Mendengar itu Nathan memegang kepalanya yang terasa sangat sakit ketika mengingat kejadian sebelumnya...