"Mas, Kesya udah gak kuat. Sakit banget perut Kesya."
"Mas panggilin dokternya ya." Setelah mengucapkan itu, Arka langsung berjalan keluar untuk mencari dokter Sinta yang tadi menangani Kesya.
"Sepertinya permukaan nya sudah lengkap. Ibu ikuti instruksi saya ya." Ucap dokter Indri setelah mengecek Kesya.
"Bismillahirrahmanirrahim"
"Bismillahirrahmanirrahim." Ucap Kesya.
"Tarik napas, lalu buang ya nak."
Kesya mengikuti ucapan dokter Indri tadi.
"Tarik napas, buang lalu mengejan nak."
"Adek pasti bisa sayang, ayo." Ucap Arka menyemangati Kesya, sebab saat ini lah peran suami di butuhkan untuk mendukung istrinya melahirkan.
"Sakit mas.." ucap Kesya yang meremas genggaman tangan Arka kuat, Arka meringis tapi rasa sakitnya saat ini tak sebanding dengan yang di rasakan oleh Kesya.
"Adek bisa, sayangku cintaku, ayo." Ucap Arka sambil mencium kening Kesya yang sudah banjir keringat.
Ooeek.... Ooeek.... Ooeek
Setelah beberapa menit akhirnya bayi mereka lahir dengan selamat. Kesya tersenyum, karena dirinya berhasil melahirkan anak mereka dengan selamat.
"Terimakasih ya Allah. Terimakasih sayang, mas sangat senang sekali dan mas bangga banget sama adek sayang." Arka tak henti-hentinya mengucapkan rasa syukur kepada Allah dan kepada Kesya lalu mengecup kening, dan pipi Kesya. Kesya yang mendapat perlakuan seperti itu tersenyum haru.
"Selamat nak Arka, nak Kesya. Anaknya lahir dengan selamat, tanpa cacat dan tampan seperti papa nya." Ucap dokter Sinta.
"Alhamdulillah." Ucap Kesya dan Arka kompak.
"Boleh di azani dulu bayi nya nak Arka." Ucap Bu Indri yang mengasih bayi ke Arka, dan Arka mulai meng-azani baby boy nya.
'MasyaAllah, ternyata ini rasanya mengadzani darah daging sendiri. Rasanya gak bisa di ungkapkan antara senang, bangga dan terharu jadi satu.' batin Arka.
Mendengar suara merdu suaminya, Kesya tersentuh, sungguh suara Arka ini lebih merdu dari suaranya yang waktu sholawat dan ngaji. Kesya menangis terharu, betapa baiknya Allah SubhanallahWataala memberikan nikmat dan karunia ke Kesya dan keluarganya.
Setelah selesai meng-azani, Arka memberikan baby boy ke istrinya. "Lihat sayang, MasyaAllah tampannya, seperti papanya ini."
"Iya mas, kalau di lihat. Kesya hanya kebagian bibirnya aja."
"Iya ya, gak papa. Kan bibir mamanya cantik, kecil dan lucu."
"Mas ini, tapi gak papa. Semoga sifat baik papa dan mama turun ke anak kita ya mas."
"Aamiin. Sayang, kita rawat dan didik sama-sama ya."
"Iya mas."
"Makasih sayang. Sungguh, gak ada kata-kata yang bisa mengekspresikan perasaan mas saat ini. Sungguh MasyaAllah bahagianya."
"Sama-sama mas, dari tadi makasih Mulu."
"Tentu dong, kan berkat kamu juga bayi kita lahir ke dunia. Mamanya sangat hebat." Mendengar itu Kesya tersenyum haru, karena melihat sangat sayang dan bangga nya Arka ke dirinya.
"Nak Arka, udah saatnya bayi kalian di bersihkan. Dan kami akan membersihkan mama nya baby boy juga. Papa nya boleh tunggu di luar."
"Mas nunggu di luar gak papa?." Tanya Arka yang enggan, meninggalkan Kesya di dalam ruangan bersalin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration Arka & Nathan (Ending)
Fantasy"Anda siapa?." Ucap Nathan dengan nada dingin. "a-aku i-istri kamu kak." jelas perempuan tadi terbata-bata sebab terkejut dengan kejadian barusan. Mendengar itu Nathan memegang kepalanya yang terasa sangat sakit ketika mengingat kejadian sebelumnya...