Gak terasa sudah 9 bulan kandungan Kesya, yang artinya Kesya akan segera melahirkan. Untuk perlengkapan bayi, mereka sudah di siapkan. Mulai dari kamar tidur, tempat tidur bayi, mainan, serta tempat tidur singel yang akan di pakai ketika anak mereka sudah umur 1 tahun.
Untuk warna kamar tidur anak mereka, di pilih warna biru muda campur putih, dan dengan tambahan aksesoris dinding bertema kartun yang menambah kesan kamar bayi.
Kenapa warna biru, karena mereka sudah mengetahui jenis kelamin anak mereka, saat USG kandungan Kesya yang terakhir. Sebab, ketika akan mendekati waktu persalinan sudah tidak memerlukan untuk USG lagi.
Untuk keluarga Kesya dan Arka, mereka sangat bahagia ketika mendengar akan mendapatkan cucu laki-laki pertama dan sangat sehat, sepertinya impian mereka terwujud.
Kalau untuk mereka sendiri sih, gak ada patokan ingin anak laki-laki atau perempuan, bisa di kasih kepercayaan untuk miliki anak saja sudah sangat senang dan bersyukur.
"Mas, udah siap semuanya?." Tanya Kesya yang memerhatikan Arka yang sedang prepare baju bayi mereka, karena perkiraan dokter Kesya akan melahirkan dalam waktu seminggu ini, tapi itu bisa saja maju atau mundur dari perkiraan. Makanya mereka prepare mulai dari sekarang.
"Sudah. Ada lagi yang mau di bawa?."
"Gak ada deh keknya."
Setelah mendapat jawaban dari Kesya, Arka mengangguk dan meletakkan tas yang isinya perlengkapan bayi mereka di atas sofa kamar mereka. Lalu Arka, berjalan mendekati Kesya yang sedang duduk selonjoran sambil mengelus perutnya.
"Assalamu'alaikum, anak papa. Sebentar lagi kita jumpa nih. Papa udah gak sabar." Ucap Arka sambil ikut mengelus perut Kesya dengan sayang dan mencium perut Kesya.
"Iya pa." Ucap Kesya yang di ubah mirip dengan suara anak kecil. Arka yang melihat itu terkekeh karena Kesya terlihat imut dan rasanya pingin di cium tuh pipi yang sekarang berubah seperti bakpao.
.......
Karena HPL ( Hari Perkiraan Lahir) Kesya sudah mendekat, membuat Arka tidak bisa pergi jauh-jauh seperti perjalanan bisnis yang pernah dijalankan.
Pernah sekali, Arka pergi ke perjalanan bisnis ke luar kota karena ada masalah sedikit tapi serius, di kantor cabang perusahaan nya. Yang dimana, mengharuskan Arka untuk turun tangan karena masalahnya serius.
Awalnya sih, Kesya tidak ngasih karena gak mau jauh-jauh dari Arka. Semenjak hamil, Kesya sangat berubah sifatnya. Dari yang gak manja jadi manja, maunya nempel terus sama Arka. Jangan ditanya, gimana reaksi Arka yang Kesya ingin menempeli dirinya, tentu saja sangat senang. Kapan lagi bisa merasakan kemanjaan Kesya, Arka sangat senang sekali.
"Duh mas." Ringis Kesya memegang perutnya yang terasa sakit.
Arka yang tadinya sedang mengambil minum di dapur mulai berlari ke ruang tv karena mereka tadi duduk di sana.
"Kenapa sayang." Ucap Arka dengan wajah paniknya.
"Perut Kesya sakit mas, hiks sepertinya dedek mau lahir."
"Tahan sebentar ya sayang, mas ambil tas dedek nya dulu." Arka langsung berlari naik ke lantai atas, mendapat apa yang di butuhkan Arka berjalan cepat menuruni tangga. Persetan dengan dia akan jatuh, yang terpenting sekarang adalah Kesya dan bayinya.
"Kamu sanggup jalan?."
"Gak kuat Kesya, mas."
Tanpa membuang waktu, Arka berjalan ke arah depan setelah tadi mengambil kunci mobil nya. Lalu membuka pintu mobil penumpang untuk meletakkan tas bayi mereka, kemudian Arka masuk lagi ke rumah menggendong Kesya bridal style.
Arka meletakkan Kesya perlahan lalu jalan memutar ke arah kemudi.
Sebelum menghidupkan mesin mobilnya, Arka membaca 'basmallah' dahulu agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.
"Bismillahirrahmanirrahim." Arka melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Arka berulangkali menarik napas agar dirinya tidak di kuasai oleh kepanikan.
"Sayang tahan bentar ya, kita sebentar lagi sampai." Ucap Arka sambil mencium tangan Kesya dengan tangan kirinya karena sebelahnya digunakan untuk memegang setir.
Beberapa menit, mereka sampai di rumah sakit Prima dan langsung di sambut para perawat dan dokter.
Kesya di masukkan ke ruang bersalin, karena Kesya ingin dirinya melahirkan secara normal. Awalnya Arka melarang tapi Kesya bilang 'Kesya ingin merasakan perjuangan seorang ibu yang melahirkan anaknya ke dunia mas.' Jadinya, Arka tidak bisa melarang. Toh fisiknya Kesya dan bayi mereka mendukung untuk lahir secara normal.
"Maaf nak Arka, nak Kesya pembukaan nya belum lengkap jadi nunggu dulu sampai pembukaannya sempurna."
"Baik dok, apakah saya boleh melihat istri saya?."
Mendengar itu dokter Indri kandungan tersenyum. "Tentu boleh nak Arka."
Arka langsung masuk kedalam, dan hatinya sangat sakit melihat Kesya yang sedang menahan sakit yang amat besar, sampai-sampai jilbab yang di pakai Kesya basah.
"Maaf sayang." Ucap Arka sambil mengelap keringat di kening Kesya dengan tangannya.
"Kenapa minta maaf mas?." Tanya Kesya dengan suara yang lemah.
"Karena, mas gak bisa bantu adek untuk mengurangi rasa sakitnya yang adek rasakan." Arka mengucapkan itu sambil meneteskan air matanya.
"Shuttt, Kesya merasa senang kok. Karena Allah memberi Kesya kesempatan untuk merasakan rasanya melahirkan. Mas jangan nangis." Ucap Kesya sambil mengusap air mata Arka yang terus jatuh tanpa berhenti. Arka mendapat perlakuan seperti itu langsung menggenggam tangan milik Kesya dan mengecup nya.
"Ohiya, mas udah ngasih tau mama, papa, ayah, bunda?." Lanjut tanya Kesya. Dan Arka hanya menggelengkan kepalanya.
"Di kabari dulu mas, biar mereka datang. Pasti mereka semangat." Arka mendengar itu mengangguk dan langsung menelpon orang tuanya serta mertuanya.
"Mereka langsung ke sini, dan papa langsung terbang ke indo karena tau cucunya mau lahir." Ucap Arka di akhiri dengan kekehan. Sebab ini kedua kalinya, ketika papa Arka sedang di luar negeri untuk mengurus perusahaan nya langsung terbang ke indo.
Yang pertama waktu Arka kembali jatuh sakit dan tak sadarkan diri karena kecapean kerja dan lupa untuk istirahat dan yang ke dua ini, cucunya mau lahir.
Medan, 01 November 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration Arka & Nathan (Ending)
Fantasy"Anda siapa?." Ucap Nathan dengan nada dingin. "a-aku i-istri kamu kak." jelas perempuan tadi terbata-bata sebab terkejut dengan kejadian barusan. Mendengar itu Nathan memegang kepalanya yang terasa sangat sakit ketika mengingat kejadian sebelumnya...