02

8.7K 411 2
                                    

Jika ada kesamaan sama cerita kalian mohon di maafkan karena ini murni dari imajinasi ku sendiri.

Happy Reading...

"Dari mana saja kamu,baru pulang jam segini hah!?" Dengan sedikit membentak dan nada suaranya yang sedang menahan emosi.

"D-dari rumah Re-" Belum menyelesaikan ucapan Seandra ayahnya sudah menariknya kedalam rumah.

"LIAT,LIAT SUDAH JAM BERAPA HAH! MASIH UNTUNG SAYA MENAMPUNG KAMU DI RUMAH SAYA!"

"DASAR ANAK PEMBAWA SIAL "

Kata demi kata Ayahnya lontarkan dengan kata kata mutiaranya ayahnya berhenti jika unek uneknya ia keluarkan semuanya tak peduli dengan keadaan Seandra yang jelas ia keluarkan semuanya, tak sadar bila ia membanding- bandingkan dengan sang putra sulungnya.

"HAH LIHAT ANAK SAYA,DIA TIDAK PERNAH MELANGGAR ATURAN RUMAH INI TAPI KAMU-" Dengan mencengkram kuat dagu Seandra membuat Seandra kesakitan.

"KAMU SUDAH MELANGGARNYA!" Menghentakkan dagu Seandra membuatnya mundur beberapa langkah.

"Maaf ayah"

Seandra mendengar ayahnya sedang menghela nafasnya sebelum mendengar suara ayahnya.

"Masuk dalam kamar kamu dan kamu tidak boleh makan malam ingat itu" setelah itu ayahnya pergi dari ruang tamunya.

"Tak apa Seandra itu cuman bentakan bukan pukulan" Setelah itu ia tersenyum manis.

Dari kejauhan saudara kembarnya lebih tepatnya kakaknya melihat semua apa yang terjadi dan lagi kakaknya cuman bisa  melihat itu.

Deandra sangat tau kalau adiknya itu sudah capek dengan tingkah laku ayahnya begitupun ia sudah lelah dengan ayahnya yang seenak jidatnya, dan Deandra tau kalau perasaan adiknya itu hancur apalagi membandingkan dirinya dengan sang adik.

Langkah demi langkah ia menuju ke kamar adiknya baru beberapa langkah Deandra mendengar suara ayahnya memanggilnya mau tidak mau ia harus menemui ayahnya itu.

Sementara di sisi lain, Seandra sedang mengistirahatkan tubuhnya yang akhir akhir ini sakit.

Tidak butuh waktu lama Seandra sudah Menganti bajunya dengan pakaian biasanya.

Menatap atap kamarnya yang tidak terlalu mewah dengan punya sang kakak, kamarnya tidak seindah punya sang kakak, kamar yang bisa di bilang kecil dan tidak sebesar punya sang kakaknya begitupun dengan isi dalamnya Seandra hanya mempunyai lemari kecil,meja belajar, dan kipas kecil. Sejujurnya Seandra iri dengan sang kakak yang bisa mendapatkan semuanya sedangkan dirinya tidak bukannya mendapat kasih sayang dari ayahnya justru malah caci makian yang ia dapatkan "tak apa suatu saat aku pasti dapat kasih sayang ayah" itulah yang membuatnya bertahan sampai sekarang.

...

Seandra menuruni tangga demi tangga sampai bawa ia melihat sang kakak dan sang ayah yang tengah sarapan dengan suasana bahagia tercipta di muka mereka tak lupa senyum mereka, Membuatnya lagi lagi dan lagi iri dengan sang kakak dengan cepat ia menggeleng kepalanya dan tak lupa senyum manisnya.

Saat menuruni tangga Deandra memanggilnya buat sarapan bersama tapi saat melihat raut wajah ayahnya membuatnya mengurungkan niatnya sarapan bersama dan melanjutkan jalannya menuju ke sekolahnya.

...

" Uughh... Dia sangat tampan"

"Aku ingin menjadi kekasihnya"

"Ck! Deandra lebih tampan Seandra tak seberapa"

"Halah gantengan gw kali"

"Punya cerminkan di rumah"

"Kau tak melihatnya dia sangat manis jika dia tersenyum"

Kira kira begitulah gumam ciwi ciwi SMA GARUDA.

Saat ini Seandra lagi jalan di koridor sekolah dan tak lupa ia tersenyum memperlihatkan senyum manisnya membuat ciwi ciwi SMA GARUDA gak kuat melihat ada juga yang tak suka melihatnya  " Bilang saja kau iri" Kiranya begitu.

Seandra memang sangat suka tersenyum seburuk apapun kehidupannya, bagaimana pun keadaannya, ia tak lupa tersenyum dengan senyum manisnya itu ia bisa menyembunyikan lukanya.

Saat ingin memasuki kelasnya Seandra mendengar namanya di panggil diapun menoleh kearah belakang.

" Seandra" Teriak dari belakang Seandra.

Seandra cuman diam dan memperhatikan seseorang di depannya yang lagi ngos ngosan.

"Kenapa?" Tanyanya sambil memperhatikan seseorang di depannya.

"Gw tau lu belum sarapan, ayo ikut gw " Belum sempat Seandra membuka suaranya lelaki di depannya lebih dulu menariknya ke arah kantin.

"Ayo cepat pesan sebentar lagi jam pertama masuk"

"Tapi gw udah kenyang gimana dong"

"Kenyang pala lu, lu gak makan mulai kemarin malam dan lu bilang kenyang" Saat itu juga ia menoyor kepala Seandra.

"Hehehehe peace"

Deandra yang melihatnya hanya memutar bola matanya dengan malas dan memesan buat Seandra.

Beberapa menit kemudian bel jam pertama masuk saat itu juga Seandra sudah menyelesaikan sarapannya dengan cepat ia bangkit dan melambaikan tangannya ke arah kakaknya dan berkata ;" Bang jangan lupa bayarin" Habis itu Seandra pun lari sebelum mendengar suara Deandra.

"Punya adik gitu amat dah" Gumamnya setelah itu ia membayar dan pergi ke kelasnya.

...

" Sean tubuh lu bukannya makin gendut malah makin kurus" Ucap Rio  memperhatikan tubuh sang sahabat.

Revan pun memperhatikan dengan benar ia lihat juga seperti itu.

"Bener tuh apa yang di bilang Rio,lu makin kurus aja kek gak pernah di kasih makan aja" Ujar Revan.

"Hahaha gw diet kali" Ucapnya sambil tertawa gaje.

"Heh dugong lu kalo mau diet ya diet aja tapi gak gitu kali dietnya, liat lu bilang diet kayak gini" Kesel dengan jawaban sahabat Rio pun menoyor jidat Seandra.

"Ah atau jangan jangan bokap lu gak ngasih makan eum?" Sambungnya lagi sambil memincingkan matanya.

Seandra cukup kaget dengan ucapan Rio dengan cepat Seandra melayangkan tangannya dan menaruhnya di bahu Rio dan Revan.

"Yakali bokap gw gak ngasih gw makan orang holang kaya gitu " Ucapnya tersenyum

"Yakan yakali gitu"

" Ah udahlah ayo pulang lihat udah sore ntar gw di cariin lagi" Setelah itu mereka bertiga pun bergegas menuju parkiran dan menaiki motor masing masing.

..TBC..


S E A N D R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang