17

2.7K 206 4
                                    

Jika ada kesamaan sama cerita kalian mohon di maafkan karena ini murni dari imajinasi ku sendiri.

Happy Reading

"Bunda" panggil orang itu dengan riang.

"Iya, sayang" jawab Hana.

"Bunda lagi dimana? Di luar ya?" Tanya Seandra.

"Iya bunda lagi di luar"

"Ngapain Bun?"

"Hm, kepo kamu, ya"

"Ih nggak kok Sean cuma mau tau aja bunda mau ngapain di luar jam segini" balas Seandra.

"Hahaha iya-iya bunda mau belanja, bahan makanan di rumah opa udah mau habis nanti opa, oma, Tante dan om mu mau makan apa?"

Yang di sana tak lain di kota bandung, anak itu hanya diam. Dirinya rindu sang ibu, ingin memeluknya dan menangis di pundak ibunya.

"Sean" panggil Hana dengan suara lembut nya.

"Eh?"

"Eh kenapa sayang, melamun ya?"

"Iya bund maaf"

Sedangkan Hana hanya terkekeh geli dengan sang anak bungsunya.

"Ngelamun apa hayo" goda Hana pada Seandra.

"Ih... Bunda" pura pura ngambek padahal Seandra merasa alay terhadap dirinya.

Terdengar suara tawa sang ibu, membuat Seandra ikut tertawa.

"Oh iya, bunda lagi di jalanan nanti pas bunda sampe rumah bunda telpon ya"

Dengan perasaan kecewa, Seandra menyutui sang bunda. Ah dirinya lupa jika saat menyetir tak boleh menelpon, itu akan membahayakan bundanya.

Tutt

Panggilan di akhiri oleh Seandra, menjatuhkan tubuhnya dengan menyembunyikan wajahnya di bawah bantal. Ia menangis, ia merindukan bunda, merindukan pelukan hangat bunda, ia merindukan masakan bunda, ia merindukan semua yang ada di dalam diri bunda.

"Cengeng."

Suara itu berasal dari di balik pintu, ia menoleh dan mendapati Deandra dengan sebuah nampan di tangannya.

Seandra mendengus kesal, apa katanya tadi, cengeng? Dirinya sudah jelas jawabannya iya.

"Ketuk pintu dulu baru masuk kamar orang" mengambil cepat nampan di tangan Deandra.

"Mirror brother" sahut cepat Deandra sambil mendudukkan pantat nya di kasur Seandra.

Lihat, Seandra hanya cengengesan sambil memakan makanan yang dibawa oleh Deandra tadi.

Sedangkan di mobil tadi, Hana terkekeh kecil melihat tingkah anaknya, "Dasar ya."

Dengan hati-hati Hana menyimpan ponselnya kembali, dan melanjutkan kembali aktivitas nya. Di perempatan jalan sana Hana tidak tau kalau ada sebuah truk yang melaju dengan kecepatan tinggi.

Tak terhitung, mobil Hana terlempar dengan sangat jauh. Mobil itu hancur, sedangkan truk itu jatuh dengan terbalik.

Terkejut apa yang terjadi padanya hari ini, nafas Hana memberat, sulit rasanya mengambil nafas. Darah mulai mengalir di bagian kepala, muka di bagian kirinya hancur terkena oleh trotoar dan pecahan kaca, lengan dan kakinya mati rasa. Apakah waktunya sampai sini.

Terlintas dalam benak nya, Seandra.

"S-se--a-n." Memanggil nama sang anak sebelum mata itu terpejam.

...

"Seandra are you okay?" Tanya dokter Ryan.

Tidak, dirinya sedang tidak baik baik saja. Seandra ingin menjawab kalimat itu, tapi ia tidak bisa. "I'm okay" lirihnya menunduk.

Bohong. Dokter Ryan tau itu, kalau sosok pasien di depan nya ini sedang berbohong kepada nya.

"are you serious? Are you alright? if you want to cry then lean on the doctor's shoulder"

"This shoulder will always be by your side when you need support" lanjutnya.

Kata demi kata dokter Ryan keluar kan, hanya ingin menenangkan pasien di depannya yang begitu rapuh. Orang tua, seharusnya itu tugasnya bukan? Tapi tidak untuk Seandra.

Tiga puluh menit sudah berlalu, sudah saatnya dokter Ryan mengistirahatkan Seandra, anak itu butuh banyak istirahat. Kondisinya sangat buruk, luka lebam di mana-mana, wajah yang seharusnya tamvan kini wajah itu tertutup oleh luka. Di tambah dengan kondisi yang diagnosa membuat tubuh Seandra melemah, anak itu seperti jarang meminum obatnya.

"Dokter pergi sebentar, dokter yang mau tau Seandra harus istirahat full" omel dokter Ryan.

Dan ya tanpa sadar ocehan dokter Ryan membuat Seandra menarik senyumnya.

"Bawel."

Bukannya marah dokter Ryan malah terkekeh.

"Inget jangan kemana-mana sebelum dokter izinin" mengacak-acak rambut Seandra lalu meninggalkan Seandra di ruangan ini.

Menyandarkan tubuhnya pada atas ranjang untuk duduk tegap, menghembuskan nafas sambil menutup matanya. Sekilas kekerasan ayah nya terhadap nya terlintas, dengan cepat membuka matanya dengan nafas yang tidak beraturan.

Memegang baju dengan erat guna mengalurkan rasa takutnya. Ini tidak cukup, pikirnya.

Pikirnya dengan memukul kepada dengan keras akan membuatnya lega, ya itu berhasil. Memukul dengan brutal tanpa tau kalau tangan satu nya di infus, jadinya tangan yang terkena infus mengeluarkan darah segar nya.

"Aarggh... Keluar..."

Racau Seandra makin menjadi, dengan nafas terengah-engah membenturkan kepalanya di dinding.

Ceklek

Hal yang pertama kali Deandra lihat adalah sang adik memukul kepalanya sendiri tidak hanya itu sesekali membenturkan kepalanya di dinding ruangan ini.

Dengan cepat Deandra berlari ke arah Seandra dan melepaskan tangan sang adik yang ada di kepala. "Sean lu kenapa, hey"

Tetap seperti awal, Seandra berusaha lepas dari cengkeraman tangan Deandra.

"Buset tenaganya kuat amat" batin Deandra yang masih berusaha menenangkan Seandra.

Tak lama kemudian, dokter Ryan pun datang Deandra sangat bersyukur.

"Deandra ini Seandra kenapa?" Tanya dokter Ryan melihat tangan infus Seandra berdarah.

"Gak tau dok, tiba gue di sini Seandra kayak orang ketakutan" jawabnya, melepas tangan Seandra yang mulai tenang.

Ya dokter Ryan sudah menyuntik Seandra dengan obat penenang, Al hasil Seandra sudah mulai membaik.

Dokter Ryan pun mulai membersihkan infus itu dan menyuruh Deandra keluar. Dokter Ryan ingin memeriksa kondisi Seandra lagi.

"Dokter tidak tau pasti, sudah sejauh mana mental kamu hancur Sean" gumam sang dokter.

"Sus, tolong hubungi dokter Rafi secepatnya" ujar dokter Ryan.

Suster itu mengangguk, keluar dari ruangan Seandra.

"Setelah divonis kanker, sekarang mental kamu lagi" menatap mengusap Surai Seandra.


"Setiap ada pertemuan pasti akan ada perpisahan"
Author

I'm back holla gimana? Pasti gak asing lagi  kan dengan kata-kata di atas...
Mon maap baru bisa up kawan kawan

Jangan lupa vote

TBC...

S E A N D R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang