06

3.7K 215 3
                                    

Jika ada kesamaan sama cerita kalian mohon di maafkan karena ini murni dari imajinasi ku sendiri.

Happy Reading...

Saat berusia 10 tahun anak anak akan sibuk bermain, belajar, bersenang senang dengan keluarga atau teman. Tidak akan merasakan apa itu pukulan ataupun bentakan semacamnya. Ah mungkin ada tapi bukan semua pukulan dan bentakan tapi teguran, ya TEGURAN yang bisa di pahami orang anak yang berusia 10 tahun.

Tapi sosok satu ini sangat berbeda dengan orang lain hidupnya tak sebahagia orang lain. Hanya ada kesedihan dan kepedihan yang ada di dalam hidupnya.

Ah kalau di ingat ingat ia sangat rindu saat kebersamaannya dengan keluarga kecilnya dan sosok adik yang telah meninggalkannya begitu saja. Karenanya hidupnya sekarang bahagia. Bahagia kata dalam kesengsaraan. Sungguh ia harus berterima kasih kepada adiknya ini. Karena adiknya ia jadi tau apa itu kasih sayang dari kesengsaraan. Tapi tubuhnya sudah sangat lelah. Tapi mau gimana lagi ia harus menyelesaikan misinya terlebih dahulu sebelum raga dan jiwanya kembali ke tubuhnya.

Huhu ceritanya berbelit-belit nggak papa lah ya :)

Padahal Seandra sangat merindukan masa masa kecilnya itu sebelum kejadian menimpa keluarga kecilnya.

"Andai aja kalau bisa gw yang akan gantiin posisi lu dek" Ucap lirih Seandra.

"Dan kalau bisa kata andai itu bisa di ganti"

Tanpa Seandra tau ada sosok bunda yang mendengar ucapan lirihnya dengan keadaan menangis mendekap erat mulutnya agar tidak ketahuan. Tak kuat mendengar kata kata Seandra Hana pun meninggalkan kamar Seandra dengan keadaan menangis.

Tak tau mau gimana Seandra hanya menghela nafas dan, " Huft kuat Sean sampai ayah lu kembali sayang sama lu baru saat itu lu pergi" Ucap Seandra menguatkan dirinya.

Seandra melihat alarm yang ada di mejanya yang menunjukkan pukul 20.15 itu artinya makan malam sudah selesai. Saatnya Seandra yang makan malam sendiri dengan cepat ia turun dan menuju dapur.

"Udah habis ya" Lirih Seandra menatap makanan yang telah kosong dan hanya tersisa di piring bekas kedua orang tuanya dan kakaknya.

Dengan mengambil sisa makanan tersebut dan memasukkan ke dalam mulutnya dengan membasahi kedua pipinya dengan tersenyum.

Tak cukup 5 menit piring tersebut sudah bersih dan tak lupa membersihkan piring tersebut setelahnya Seandra kembali ke kamarnya.

"Sabar cing nanti gw kasih yang enak enak oke"

...

"Bun, yah, bang Seandra pamit sekolah" Pamitnya tak lupa menyalimi tangan bunda dan Deandra saat kepala ayahnya, ayahnya malah mengabaikan tangan Seandra.

"Yaudah Seandra pamit" Pamit Seandra.

"Udah tau kalau ayah lu bakal begitu masih aja mengharapkan yang sudah jelas tidak mengharapkan lu" Batin Seandra.

"Sakit" Lirih dan menunjuk hatinya.

Di abaikan oleh keluarga rasanya sakit apalagi tidak menginginkan kita dan memilih anak yang lain. curhat dikit gapapa kali ya.

Setelah keluar dari rumah Seandra menaiki motornya dan melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Seandra pikir ia tidak akan telat, jadi tidak usah terburu-buru yang penting selamat sampai tujuannya.

Dan ya, Seandra benar saat ini gerbang sekolah nya masih terbuka lebar dengan senang hati Seandra memasuki sekolah dan menuju parkiran setelahnya Seandra menyusuri koridor sekolah.

Sebelum memasuki kelasnya Seandra tersenyum hambar dan, "Oke mari pasang topengnya"

"Selamat pagi guys" Ucap Seseorang di belakang Seandra.

Semua siswa ah tidak hanya sekitar 10-12 saja yang di kelas mengalihkan pandangan ke suara tersebut termasuk Seandra yang baru di depan pintu kelasnya.

Sedangkan yang berteriak kek toa hanya meyengir dan berkata  'Peace' dengan cepat ia masuk ke dalam kelas dan menjatuhkan diri di bangku kesayangannya. Mereka yang melihat kelakuan Rio hanya menggeleng kepala ada juga yang mengumpati Rio. Berbeda dengan Seandra dan Revan mereka langsung menjitak Rio dengan cukup keras sampai sang empu meringis.

"Aelah santuy bang galak amat" Ujar Rio memegang kepalanya yang kena jitakan Revan tadi.

Revan menatap Rio tajam seolah olah ingin memakannya secara langsung Seandra melarai Revan dan Rio yang saling menatap

seperti yang sedang jatuh cinta ya xixixi.

...

"Aahh ... Enak banget sumpah" Ucap Rio diingiri desahnya.

"Eum kapan lagi coba di ... kek gini" Sambungnya.

Seandra jengah dengan ucapan Rio yang melantur begitupun dengan Revan tak tau kah mereka lagi di perhatikan dengan pengunjung lainnya. Seandra ingin mengubur Rio dengan hidup hidup sepertinya urat malunya sudah putus makanya seperti ini.

"Rio anjing" Geram Seandra.

Rio menatap kedua sahabatnya ini dengan tatapan kebingungan, tau dengan maksud teman laknatnya ini Revan mengambil makanan Rio dan menjauhkannya dengan sang pemilik.

"Eh eh eh makanan gw, lu ini kenapa sih Van?" Tanya Rio dengan bingung dan berusaha mengambil makanan itu.

"Harusnya gw yang nanya kek gitu lu yang kenapa"

"Lah? Emangnya gw kenapa" Tanya Rio sambil menunjuk dirinya sendiri.

Seandra mencoba menahan dirinya agar tidak memukul sahabatnya satu ini sejenak memakan makanannya terlebih dahulu setelah itu memejamkan matanya. "Rio ganteng tapi sayangnya bego titisan monyet  coba tanya sama diri lu, lu itu kenapa"

Senang sekaligus kesel dengan Seandra senang karena di akui ganteng kesel karena di bilang bego plus titisan monyet.

"Dih anjing kagak jelas lu Jamet, orang gw tadi cuman makan" Jawab Rio santai.

Sebelum Seandra menjawab Revan terlebih dulu bicara dan melerai berdebatan mereka  berdua yang tidak jelas itu.

"Gini loh mas mas ganteng tapi masih gantengan gw Rio kalau lu mau makan ya tinggal makan kagak usah ngebacot duduk diam manis sambil menikmati dan itu nggak usah makan sambil ngedesah, desah lu bukannya bikin terangsang tapi bikin kita berdua eqek tau" Jelas Revan.

"Meh cuman gitu doang kok ribet amat dan ah gw gak minta lu berdua terangsang sama desah gw mon maap nih gw masih normal masih suka yang berlobang bukan berbatang oke" Sahut Rio sebelum mendapatkan tendangan Seandra dan pukulan Revan.

"Anjing bangsat makin melunjak ya" Ucap Seandra senyum manis.

Revan dan Rio melihat senyum itu bukannya gemes malah meringis melihat senyum itu.

Rio yang mendapat tendangan di kaki dan menatap Revan yang mengkodenya buat minta maaf biar masalah kecil ini cepet selesai dan melanjutkan makannya yang sempat berhenti.

Makin nggak jelas ya cerita Seandra ini huhu maapin ya :( Btw yang ujian hari Senin semangat dan belajar dengan giat biar nilainya memuaskan dan ortunya senang juga jangan kek saya beban orang tua.

Jangan lupa Vote.

TBC ...

S E A N D R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang