05

4.4K 260 3
                                    

Kembali lagi dengan Seandra ada yang kangen gak? Ya anggap aja ada ya wkwk

Jika ada kesamaan sama cerita kalian mohon di maafkan karena ini murni dari imajinasi ku sendiri.

Happy Reading...

Malam telah terlewat, kini pagi sudah mengganti, bahkan sang surya sudah menyingsing agak tinggi. Namun, entah apa yang salah pada Seandra, tubuhnya kini masih terbalut dalam selimut tipisnya.

Selang beberapa menit, suara ketukan pintu dan suara yang memanggil namanya mulai  mengusiknya, dengan perlahan ia bangun dan mengumpulkan nyawanya terlebih dahulu dan setelah itu membuka pintu kamarnya.

"Selamat pagi sayang" Sapa bunda Hana.

"Gimana keadaanmu, sayang?" Tanya bunda .

"Pagi bunda, baik bunda"

"Ya udah kalau gitu kamu siap siap gih setelah itu turun sarapan bunda tungguin sama Abang kamu" Mengusap kepala Seandra dengan lembut.

Seandra hanya tersenyum setelah itu bunda Hana turun dan iapun segera mandi dan bersiap-siap.

Saat sampainya di ruang makan, ayahnya menatapnya tajam dengan memancarkan kebencian di matanya. Dirinya bertanya-tanya apakah kesalahannya di masa lalu begitu besar sampai ayah menatapku dengan kebenciannya tapi itu bukan kesalahanku.

"Ayo duduk sayang" Suruh bunda Hana.

"Sini duduk samping gw" Tunjuk kursi di samping Deandra.

"Ayah selesai" Ucap ayah.

"Loh, tapi makanan ayah belum habis" Ucap bunda.

Masih dengan menatap Seandra, "Nafsu makan ayah hilang lihat pembunuh disini" Setelah mengatakan itu ayahnya pun pergi tanpa beban baginya.

DEG

Tanpa ayahnya ketahui, Seandra merasa sakit hati dengan ucapan ayahnya.

"Sudah sayang tidak usah mendengar apa yang ayahmu bilang oke" Ucap bunda lembut.

Seandra hanya tersenyum dan melanjutkan sarapannya.

"Abang di jalan hati-hati dan jangan mengebut" Peringat bunda.

"Siap nyonya" Dengar hormat kepada sang bunda.

Hana hanya terkekeh melihat tingkah anak-anaknya.

Setelah itu Deandra dan Seandra pamit dan tidak lupa mereka menyalim tangan bunda mereka.

"Bunda harap kalian tetap bahagia dan selalu bersama bunda dan ayah" Ucap lirihnya menatap sendu kearah mobil mulai menghilang dari pandangannya.

...

"Bang" panggil Seandra menatap ke arah Deandra.

"Ngape cil?" Tanya Deandra tanpa melihat ke arah Seandra.

"Cil cil gw bukan bocil bang"

"Iye iye, kenapa?"

"Nanti lu pulang duluan ye bang gak usah nungguin gw"

"Lu mau kemana?"

"Banyak tanya lu bang udah turunin apa yang gw bilang tadi"

"Nanti kalau bunda nanya lu gimana? Gw harus bilang apa"

"Soal itu tenang aja bang itumah gampang buat dede"

"Hilih taik kucing lu yaudahlah terserah lu aja dah"

Setelah perdebatan antara adik kakak mereka sudah sampai di pekarangan sekolah mereka.

"Bang Dede tamvanmu pamit undur diri bay" Teriak Seandra.

S E A N D R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang