20

3.2K 220 5
                                    

Jika ada kesamaan sama cerita kalian mohon di maafkan karena ini murni dari imajinasi ku sendiri.

Happy Reading

"AAARRRGGGHH.... ANJIIIIIING...." Teriak Seandra sambil melempar batu didanau.

Nafasnya ngos-ngosan seperti diburu anjing. Bahu yang awalnya tegap kini bahu itu terjatuh.

"AAAAAHHHHHH BANGSAAAAAAT." sekali lagi ia berteriak, tidak peduli dengan sekitarnya yang memperlihatkan nya. Tidak banyak hanya beberapa saja.

Tanpa diminta air bening yang seharusnya tidak mengalir keluar begitu saja membasahi pipi cowok itu, isakan yang awalnya tak terdengar kini isakan itu terdengar oleh siapa saja yang melewatinya.

Beberapa orang melihatnya dengan rasa kasihan, tapi tidak ada yang menghampirinya hanya menatap kasihan dan melewati begitu saja.

Sekitar lima menitan isakan itu mulai berhenti tapi enggan bangun dari duduknya. Menghapus bekas air matanya dengan kasar, melempar batu kembali dengan emosi.

"Hahhh... Hahh... Hahh..."

"Udah enakan?" tanya tiba-tiba pemuda yang di sampingnya dengan sebuah air mineral di tangannya.

Seandra terkejut, tampak jelas dari wajahnya. Anak setan, batinnya tersenyum kesal. Sedangkan sang pelaku sedang menahan tawanya, sudah jelas ia tahu kalo cowok di depannya menahan umpatan.

"Minum, pasti tenggorokan lu sakit," ujarnya menyodorkan air yang telah ia beli tadi.

Tanpa basa nasi Seandra langsung mengambil dan meminumnya. Jujur tenggorokannya memang sakit dan kering habis berteriak tadi.

"Lu ngapain disini?" Tanya Seandra menutup botol.

"Lu yang ngapain disini?" tanya balik pemuda itu.

Seandra berdecak kesal, "Ck, gw tanya malah balik tanya."

Pemuda itu terkekeh. "Lupa apa bagaimana? Rumah gw disekitar sini."

"Lah ia lupa gw," gumamnya, tanpa tau pemuda di samping mendengar gumaman nya itu.

"Udah tua sih, makanya lupa dasar pikun," menjitak dahi Seandra dengan keras.

"Revan anjing!" siap menjitak balik dahi Revan.

"Eits, tidak semudah itu ferguso," menahan tangan sang sahabat yang ingin membalas dendam.

Seandra dengan kesal menghempaskan tangannya dari tangan Revan. Mengumpati sang sahabat dengan menyebut nama binatang. Revan kembali terkekeh, "Lu ngapain disini pe'a?" tanyanya kembali.

"Gak liat gw lagi duduk disini."

"Tadi lu teriak kayak orang gila tau gak sih, terus tiba-tiba nangis, kek orang gila aja," jelas Revan.

"Bodo, mau orang gila, orang sakit, gw kagak peduli," sarkas Seandra.

...

"Cerita?"

Sambil menunggu cowok didepan nya berbicara, cowok itu melempar satu snack kesukaannya. Sudah dua menit cowok itu menunggu tapi tak kunjung buka mulut. Revan pun mengangguk seolah mengerti keterdiaman Seandra.

Seandra lantas menangkap Snack tersebut, menimang-nimang dan membuka memakannya. Mumpung gratis jangan di sia-siakan. Rezeki anak Sholeh pikirnya.

Selanjutnya hanya di selimuti hening, hanya ada suara televisi dan suara mengunyah.

"Ssshhh..."

Tiba-tiba saja perut dan kepala nya sakit bersamaan, ah Seandra lupa dirinya belum minum obat. Pantas saja sakitnya kumat.

S E A N D R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang