Jika ada kesamaan sama cerita kalian mohon di maafkan karena ini murni dari imajinasi ku sendiri.
Happy Reading
Typo bertebaran
"Ada rasa sakit tapi tidak berdarah"
Memegang dada yang sedari tadi sakit. Mengambil nafas agar pernapasan nya teratur kembali, bukannya membaik justru semakin buruk. Semakin dalam ia mencoba semakin sesak ia rasakan. "Cobaan apalagi ini ya, Allah" ucap batin Seandra, yang masih memegang dadanya.
Kini berubah memukul dada agar sakit ini menghilang, sungguh Seandra tidak bisa bernafas dengan baik. Minum obat? Sepertinya percuma saja karena obat yang ia punya tidak akan membantu.
Seandra mulai tersenyum miris menatapi kehidupannya yang pahit.
"Aargghh hah... hah... sialan anjing kenapa hah... gue gak mati aja sih bangsat! Ck-! Aarghh hah...."
Karena ini masih pertengahan penderitaan mu Seandra, emot tersenyum jahat.
"AAAAKKKHHHHH" bersamaan Seandra melempar gelas ke tembok.
"Aaakkhh asw kapan gw mati, gw cape, menderita terus. Masalah terus berlombaan datang seakan-akan gw kuat menjalani" Seandra semakin memukul dadanya dengan keras, semakin sakit itu terasa.
Perlahan demi perlahan pukulan itu melemah, bukan karena tangannya sakit tapi sakit itu semakin terasa membuat tubuhnya melemah.
Seandra meratapi nasibnya, yang hanya ia lakukan mengeluh kesakitan, berteriak.
"Bunda jemput Sean, Sean udah gak cukup kuat buat hadapin sendiri hiks... Semua yang dekat dengan Sean, perlahan menjauhi Seandra."
"Hiks... Hiks.... Bun--da apa orang penyakit dan gangguan mental seperti Seandra pantas di jauhi, dan di asingkan? Kenapa semuanya menjauh dari Sean."
"Bunda apa mereka malu punya adik dan sahabat seperti Sean? Makanya mereka menjauhi Seandra. Hiks.... Bunda"
"Hiks sakit, sakit banget hiks... Bunda Seandra kangen sama bunda. Hanya bunda Seandra punya."
"Kenapa hiks...? Kenapa semuanya menjauh... Apakah seburuk itukah gue di mata kalian semua hiks... hiks..."
"Aaaakkkhhhhh gue pengen mati! MATI!! HIKS."
Seandra mulai berdiri dari lantai kamar menuju dimana semua obat yang ia simpan. Seandra butuh obat tidur dan penenang, agar tidurnya tidak terganggu. Tidak, obat dari dokter Ryan pun Seandra harus meminumnya, ia tidak tau nanti apakah penyakit itu kambuh atau tidak.
Karena Seandra melempar gelas yang berisi air, Seandra kembali menelan pil pahit lagi. Hahaha jika sudah terbawa emosi semua yang ada didepannya akan menjadi sasaran empuk nya.
Perlahan demi perlahan obat itu mengambil kesadaran Seandra.
"Maaf telah merusak tubuh ini semakin dalam, karena sesungguhnya bukan gw yang mulai. Gw hanya mengikuti permainan kalian."
...
Seandra tersenyum tipis saat pagi sudah menyambutnya, terlihat disana ponselnya jam sudah menunjukkan pukul 06.25 yang artinya gerbang sekolah sebentar lagi ditutup. Ia berjalan menuju lemari pakaian dan segera mengambil baju yang akan ia pakai nanti. Setelah menyiapkan, ia berjalan melangkahkan kaki menuju kamar mandi dengan masih memegang dadanya, dan mulai membersihkan tubuhnya.
Setelah selesai ia akhirnya turun dengan setelan baju sekolah, almater yang bergantung pada lengan kirinya.
Belum sampai di meja makan ia sudah melihat pemandangan yang membuat hatinya sakit dan iri. Disana ia melihat Deandra dan Wijaya tengah sarapan bersama. Wijaya yang sesekali melontarkan kalimat lucu membuat Deandra kadang tertawa kadang tersenyum.

KAMU SEDANG MEMBACA
S E A N D R A
Novela JuvenilLelah. Hanya satu kata itu yang sering terlontarkan di mulut seorang remaja yang masih berusia 15 tahun. --------------------- TIDAK UNTUK DI PLAGIAT!!!!!!!!! 1 in sick (23 Desember 2021) 3 in Deandra (23 Desember 2021) 2 in really (05 Januari 2022)...