11

2.9K 211 7
                                    

Jika ada kesamaan sama cerita kalian mohon di maafkan karena ini murni dari imajinasi ku sendiri.

Follow me

Happy Reading


Pagi yang cerah, sosok Seandra kini duduk diam di pinggir ranjangnya. Berkali-kali ia menarik dan menghembuskan nafasnya.

Di hari cerah ini, Seandra yang awalnya niat ke sekolah harus tertunda, karena tubuhnya tidak kuat menahan sakit ini.

Terpaksa ia izin sekolah. Iapun mengunci pintu kamar agar bunda dan kakak tidak masuk melihat keadaannya.

Mulai membersihkan tubuhnya, agar lebih segar dari sebelumnya. Setelah membersihkan tubuhnya iapun membersihkan kamar yang cukup berantakan. Agar bisa cepat mengistirahatkan tubuhnya lagi.

Beberapa menit sudah terlewatkan dan beberapa menit juga Seandra telah menyelesaikan pekerjaan yang tak lain membersihkan kamar.

Baru saja kepalanya menyatu dengan bantal kepala, tiba-tiba saja pusing menyerangnya. Seandra membiarkan pusing itu menyerang kepalanya, ia pikir ini akan berhenti tapi dugaan salah. Satu titisan darah keluar dari hidung mancung pemuda tersebut.

Menghela nafas kasar, Seandra harus balik lagi ke kamar mandi. Melihat wajahnya yang pucat itu Seandra tersenyum lirih. Mulai membersihkan darah yang keluar dari hidungnya dengan bersih agar darah itu tidak kembali keluar. Setelah selesai, ia ingin beranjak tapi ia urungkan, melihat darah itu kembali keluar.

"Aish bangke" Gerutu Seandra.

"Udah napa kaga cape apa keluar mulu heran gw"

"Apa gw harus minum obat itu ya?"

"Hah iya kali"

"Huft selesai juga tinggal minum tuh obat dah"

Setelah keluar dari kamar mandi, Seandra mengambil obat tersebut dan meminumnya tanpa sarapan terlebih dulu.

Bosan. Satu kata itu yang terdapat di benak Seandra, ingin keluar tapi kondisinya tidak memungkinkan. Apa yang harus Seandra lakukan?

Mengotak-atik isi ponselnya dengan sedikit mengumpat kala melihat foto bersama kedua sahabatnya dengan begitu konyol, adapun bersama kakak dengan gaya sok cool nya.

Meng-scroll isi percakapan dengan sahabat yang random.

Tokk

Tokk

Tokk

Suara ketukan pintu yang cukup keras membuat atensi Seandra menatap pintu itu.

Membiarkannya begitu saja semakin suara ketukan itu makin keras. Mau tak mau Seandra harus membuka dan melihat siapa di balik pintu itu.

Ceklek




Berbeda dengan Seandra, ada yang sedang menunggunya mulai dari pagi sampai sekarang tapi sosok yang tengah di cari itu tidak menunjukkan batang hidungnya sama sekali. Sudah puluhan kali ia mencoba menelpon sahabatnya itu tapi tak kunjung di angkat. Mencoba mengechat sama saja ternyata itu lebih buruk.

Mencoba berpikir positif tapi ia tidak bisa, berbeda dengan orang di sampingnya, pemuda itu sibuk dengan ponselnya sambil mengunyah permen karet.

Bukan tidak khawatir, hanya saja ia tidak menunjukkan di depan sahabat.

"Udah kali Van mondar-mandir mulu heran dah."

"Gak bisa anjir, gw gak tenang."

"Pulang sekolah kita ke rumah Seandra mastiin kalo tuh bocah ada di rumahnya" Saran Rio.

"Tapi—"

"Gak ada tapi-tapian REVANO DIRGANTARA  yakin deh sama gw"

"Huft oghy"

"Anjir meng-alay kita Cok" Pekik Rio.

"Kita? Lu aja kali"

"Bangsat"

Terjadilah keributan kecil di antara mereka berdua. Entah keributan apa yang sedang mereka ributkan.

...

Sesuai janji mereka tadi, kini dua sejoli adam yang tak lain Rio dan Revan berada di kediaman Wijaya.

Tokkk

Tokkk

Tokkk

Melihat sosok perempuan tua tapi awet muda itu membuat Revan dan Rio tersenyum kikuk.

"Eh Revan, Rio apa kabar?" Sapa Hana.

"Alhamdulillah baik Bun" Ucap Revan sekaligus mewakili Rio.

"Bunda sendiri gimana?" Tanya balik Revan.

"Alhamdulillah bunda juga baik"

"Ayo masuk"

"Iya bun"

"Mau minum apa?" Tanya Hana mempersilahkan Revan dan Rio duduk dan menawar sebuah minuman.

"Air—

"Air putih aja Bun" Celah Revan cepat.

Hana melihat itu hanya menggeleng dan tersenyum manis.

"Bangke jan malu-maluin asw" Menjitak kepala Rio.

"Aelah Van, bunda lagi nawarin minum kali"

"Tujuan kita di sini buat ketemu Seandra bukan buat saling menawar satu sama lain."

"Gw tau Van kan sekali-kali gitu"

Bukannya menghindar Rio malah mendapatkan jitakan lagi.

Melihat isi ruangan tamu yang masih sama seperti terakhir kali ia berkunjung ke rumah Seandra. Terpajang sebuah foto keluarga yang dimana itu tanpa adanya Seandra, tersenyum bahagia tanpa dirinya.

Ngomong-ngomong soal Seandra kenapa sosok sahabatnya itu menampakkan dirinya biasanya dia akan duduk sambil nonton tv bersama snack di tangannya. Tapi kali ini tidak.

Ingin bertanya kepada Hana yang baru saja muncul sambil membawa air putih serta snack tapi sudah di dahului sama Rio.

"Bunda Seandra nya ada di kamar?"

Bisa Revan lihat wajah yang tadinya tersenyum lebar itu kini berubah menjadi mata berkaca-kaca wajah yang nampak sedih. Revan dan Rio bisa melihat itu semuanya pasti ada yang terjadi, itu yang ada di benak mereka berdua.

Tersenyum kembali berusaha menutupi kesedihannya di hadapan sahabat sang anak. "Seandra lagi keluar katanya ingin membeli barang."

Rio membulatkan mulutnya dan mengangguk-angguk mengerti, beda dengan Revan yang masih memerhatikan Hana yang berusaha menutupi sesuatu dari mereka berdua.

"Kita tunggu aja gimana?"

"Bol—"

"Revan, Rio Seandra chat bunda tadi bilangnya dia agak lama ngambil barang, jadi nggak usah tunggu Seandra nanti kalian cape loh nunggu Seandra" Ucap Hana memotong ucapan Rio.

Saling berpandang satu sama lain akhirnya Revan dan Rio memutuskan untuk tidak menunggu Seandra dan segera pamit.





Memasuki kamar sang anak yang tak lain Seandra yang kini pemilik kamar itu terbaring lemah. Saat ingin ke kamar Deandra, Hana melihat Wijaya di depan kamar Seandra sambil mengetuk pintu. Saat Seandra membuka pintu itu Wijaya masuk yang di ikuti Seandra di belakangnya, Hana yang menghawatirkan Seandra ikut melihat ke sana.

Hana melihat Wijaya dengan suara lantangnya kini sedang memaki Seandra dengan sebuah surat di tangan Wijaya.

Berbagai kata menyakitkan Hana dengar dari mulut suami, terakhir Wijaya menonjok sudut bibir Seandra.







Huft awal yang buruk kiranya berbeda dari tahun sebelumnya ternyata sama saja ya ... Semangat semoga tahun ini mental saya tidak terguncang lagi dan mental kalian juga di luar sana...
Happy new year
Jangan lupa vote dan coment...

TBC...

S E A N D R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang