****
Heyyow Everyone!
Finally part 1 up juga, sebelumnya terimakasih buat yang baca dan jangan lupa vote serta komentar kalian. Happy Reading!!!
Bumi sudah di penghujung usia. Waktu begitu cepat berlalu, pagi berubah menjadi malam, begitu pula sebaliknya.
Daun-daun berguguran, akibat cuaca yang tak beraturan. Terkadang hujan seharian, kadang juga panas tak ketulungan.
Dunia hampir musnah, namun manusia masih lupa dengan hadirnya Allah. Manusia-manusia masih berlomba-lomba akan jabatan, kekuatan, bahkan lupa akan kematian.
Triiiiing....
Alarm dini hari berbunyi, membangunkan seorang laki-laki yang sedang terlelap dalam tidurnya.
"Alhamdullillahilladzi ahyaanaa ba'da maa amaatanaa wa ilaihin nusyuur. Segala puji bagi Allah, yang telah membangunkan kami setelah menidurkan kami, dan kepada-Nya lah kami dibangkitkan." ucap laki-laki itu. Kemudian, ia langsung beranjak menuju kamar mandi.
Setelah mengenakan baju gamis panjang berwarna putih, tak lupa pula ia juga mengenakan sarung yang menutupi bagian dalamnya. Laki-laki yang sudah beranjak dewasa tersebut juga memakai sorban dan peci yang senada. Lalu, ia berjalan keluar dari rumahnya menuju masjid yang masih dalam lingkungan pesantren.
Pemandangan yang sempurna. Para santri berlomba-lomba menuju masjid untuk melaksanakan sholat tahajjud berjamaah. Ada yang berlari, ada pula yang masih menetralkan pandangannya.
Aturan di pesantren ini sangat ketat. Selain diwajibkan sholat 5 waktu berjamaah, para santri juga diwajibkan untuk melaksanakan sholat tahajjud dan dhuha berjamaah. Mereka juga tidak boleh terlambat dari waktu yang ditentukan. Setidaknya, sebelum pemilik pesantren atau imamnya datang, mereka sudah berada di masjid.
Seperti pagi ini, semua para santri sudah berada di dalam masjid. Baik putra maupun putri. Ya, pesantren yang baru berdiri 2 tahun ini hanya memiliki satu masjid. Namun, masjid ini memiliki pintu masuk yang berbeda. Sehingga, santri putra dan santri putri tidak akan bisa bertatap muka walaupun hanya sekilas.
Allahuakbar
Sholat tahajjud dimulai. Seperti biasa, setiap sholat berjamaah selalu di imami oleh sang pemilik pesantren. Bukan kyai, melainkan ustadz. Usianya juga masih terbilang muda, 25 tahun. Tak jarang pula, orang lain memanggilnya ustadz muda.
Ia terlahir dari keluarga yang kaya raya. Kedua kakeknya pengusaha terkenal, begitu pula orang tuanya. Siapa yang tidak kenal dengan mereka, keluarga yang dikenal ambisius dalam segala hal. Baik dunia maupun akhirat, semuanya imbang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ustadz Muda √
General FictionSEQUEL : CINTA SETELAH AKAD SUDAH LENGKAP CERITA INI MENGANDUNG 100% UNSUR KEBAPERAN DAN SELF-IMPROVEMENT, HATI-HATI DALAM MEMBACA!!! Muhammad Bilal Brawijaya Suryaputra, pewaris harta Reza Suryaputra ini memutuskan untuk membangun karirnya dari nol...