UM-34

2.2K 54 7
                                    

"Bukan jabatanmu yang membuat aku jatuh cinta, tapi kedekatanmu dengan sang Pencipta yang membuat aku tergila-gila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bukan jabatanmu yang membuat aku jatuh cinta, tapi kedekatanmu dengan sang Pencipta yang membuat aku tergila-gila."
~Novia Nur Az-Zahra

Tubuh tegap dengan kaus rumahan yang berada di atas kasur dengan santai menyandarkan punggungnya pada dinding. Sementara, perempuan dengan jilbab menutup dada yang berada di sampingnya merasa kikuk.

Pasalnya, ini adalah malam pertama mereka. Bilal dan Novia mengistirahatkan tubuhnya dari kelelahan.

Kedua mata Bilal yang sedari tadi memeriksa letak demi letak bagian setiap sudut kamar Novia tertarik pada satu hal. Coretan tangan Novia yang di tempel tak jauh dari hadapannya.

"Kamu beli itu dimana?" Bilal menunjuk tulisan tersebut.

"Bikin sendiri Ustadz," Dengan suara pelan, Novia menjawab pertanyaan Bilal.

Bilal beranjak untuk melihat tulisan tersebut dengan jelas. Ia menyentuh dan memerhatikan setiap katanya.

"Kamu?"

Novia yang melihat gerak-gerik Bilal merasa terintimidasi. Apalagi, saat mata suaminya itu menatapnya. "Ada apa Ustadz?"

"Saya seperti mengenal tulisan ini," ucap Bilal.

Deg...

Jantung Novia berdetak. Apakah Bilal tau tentang dirinya?

Novia mengulum bibirnya. Ia merasa gugup dan takut untuk menceritakan semuanya.

Bilal yang sedari tadi melihat tulisan didinding beralih menatap tempelan kertas di atas meja.

"Si pengirim surat?" lirih Bilal dengan mata yang terfokus pada kertas.

Novia mengejamkan matanya, ia semakin gugup tat kala mendengar ucapan Bilal.

"Novia Nur Az-zahra," panggil Bilal menyadarkan Novia untuk meminta penjelasan.

"Maaf, maafkan saya Ustadz." ucap Novia yang masih mengejamkan matanya.

"Kamu benar si pengirim surat itu?" tanya Bilal yang terkejut dengan tebakannya.

Novia mengangguk, "saya tidak bermaksud mengganggu atau menjadi penguntit Ustadz. Saya benar-benar hanya ingin menyampaikan perasaan saya lewat surat-surat itu." jelasnya panjang lebar.

Helaan nafas Bilal terdengar. Bukan seperti sedang marah, namun terdengar lega. "Akhirnya, saya menemukan kamu."

Novia mengangkat kepala sedikit terkejut mendengar perkataan Bilal. Bayangan Bilal memarahinya seketika hilang begitu saja.

"Ketika memutuskan untuk menikah denganmu, saya kepikiran si pengirim surat itu." Bilal terkekeh. "Tapi, Allah menemukan kita dengan cara-Nya, dengan halal saya bisa menatap puas wajah pengirim surat itu."

Deg...

Lagi-lagi, jantung Novia berdetak semakin kencang. Perasaannya tak karuan, dan wajahnya berubah menjadi merah.

Ustadz Muda √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang