UM--23

1.4K 56 3
                                    

Terimakasih 1k viewers!
Masih semangat puasanya?
Masih semangat juga kan baca ceritanya? 😅
Happy Reading!!!
****

Terimakasih 1k viewers! Masih semangat puasanya? Masih semangat juga kan baca ceritanya? 😅Happy Reading!!! ****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam islam, tahap perkenalan menjelang pernikahan disebut dengan ta'aruf. Ta'aruf sendiri menjadi tahapan untuk melihat kecocokan latar belakang kedua belah pihak baik dari segi agama, sosial, pendidikan, budaya, dan lain sebagainya.

Rasulullah SAW, menganjurkan ta'aruf kepada orang-orang yang bermaksud melangkah ke jenjang yang lebih serius yaitu pernikahan. Hal ini bermaksud untuk menghindari perbuatan zina maupun hal negatif lainnya yang dilarang dalam islam.

Seperti firman Allah SWT, "Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al Isra: 32).

Maka dari itu, ta'aruf merupakan langkah terbaik untuk dua orang yang ingin mengenal dan menggapai ridho Allah dengan ketaqwaan.

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat: 13).

Belum ada keputusan apapun setelah hampir tiga hari Rara memberikan CV ta'aruf pada Bilal.

Novia, menjadi sangat gelisah karena belum ada kabar apapun dari Rara. Belakangan ini ia selalu memanjatkan do'a yang sama yaitu meminta diberikan yang terbaik atas segala keputusan.

"Hai Vi." sapa Rara yang baru tiba di asrama ustadzah.

Novia yang sedang menyapu pun tersenyum melihat Rara, "Sudah selesai Kak?" tanya Novia yang meneruskan aktivitasnya.

"Iya nih, capek banget. Istirahat dulu bentar baru pulang." ucap Rara yang sudah mendudukkan dirinya di sofa. Novia hanya menganggukkan kepalanya sebagai respon ucapan Rara.

"Oh iya Vi, mengenai CV kamu nanti Kakak temui Bilal lagi. Jangan-jangan dia lupa baca CV nya. Harap maklum aja Vi, kalau nggak diingetin pasti nggak bakalan dibaca." ucap Rara sembari mengotak-atik ponselnya.

"Iya Kak, Ustadz Bilal kan banyak kerjaannya." Novia meletakkan sapu setelah selesai menyapu lantai dan duduk di sofa bersama Rara.

"Kakak emang nggak salah pilih calon adik ipar. Orangnya cantik, baik, sabar lagi." ucap Rara memuji Novia.

Seketika wajak Novia memerah, "Kakak bisa aja. Via nggak sesempurna itu, masih banyak juga kurangnya." ucapnya.

Ustadz Muda √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang