Hiii!!!
Masih ada yang istiqomah nungguin? 😅
Happy Reading!!!****
Didalam agama islam, sebelum melaksanakan pernikahan terdapat tahapan khitbah atau yang dikenal dengan lamaran. Hal tersebut dilaksanakan sebagai salah satu awal pertemuan keluarga dua belah pihak sebelum melaksanakan pernikahan.
Mengkhitbah tentu saja sesuai dengan petunjuk dari Allah. Apabila hati sudah yakin akan sebuah pilihan, maka proses mengkhitbah harus segera dilaksanakan.
Rara berjalan menuju rumah Bilal, ia akan kembali menanyakan mengenai keputusan Bilal kemarin.
"Assalamu'alaikum," Rara langsung masuk kedalam rumah saat Bilal membukakannya pintu.
"Wa'alaikumsalam, kenapa kamu terlihat terburu-buru Ra?" tanya Bilal yang melihat tingkah aneh dari sepupunya.
"Kamu yang kenapa Bil. I can't trust your decision (aku tidak bisa percaya dengan keputusanmu)." ucap Rara yang masih kesal dengan keputusan Bilal.
Bilal yang sudah duduk di hadapan Rara menyandarkan punggungnya. "Ini sudah jalannya Ra." ucapnya.
Rara menghela nafasnya kasar, "Bukankah waktu itu kamu bilang, kamu tidak yakin menikah dengan Ustadzah Putri. Kamu juga bilang, tidak ada petunjuk apapun yang meyakinkan kamu untuk menikahinya." Rara kembali mengingatkan perkataan Bilal tempo hari. Bilal hanya terdiam.
"Bil, jangan menetapkan pilihan yang bukan ditakdirkan untuk kamu. Kamu harus membuktikan bahwa kamu sama sekali tidak melakukan hal tersebut. Jika kamu masih mempertahankan keputusan untuk mengkhitbah Putri, itu sama saja kamu mengakui bahwa kamu melakukannya." Rara benar-benar memaksa Bilal untuk memikirkan kembali perihal keputusannya.
Bilal berusaha merilekskan pikirannya, "Aku akan tetap mengkhitbah Ustadzah Putri Ra, seperti apa yang aku katakan kemarin. Bukankah waktu itu kamu yang memaksaku untuk menikah?" Bilal memberikan pertanyaan karena mengingat kejadian paket yang menumpuk untuk dirinya.
Rara menatap sepupunya ini tidak percaya, "Bil, aku memang menyuruh kamu menikah tapi bukan dengan cara seperti ini. Andai saja Ustadzah Putri melakukan dengan hal yang baik, aku akan senang hati menerima keputusan kamu. Lagipula, aku sudah menyiapkan CV perempuan yang akan aku kenalkan sama kamu." jelas Rara menuangkan isi hatinya.
"Sudahlah Ra, kamu simpan atau kembalikan saja CV tersebut. Lagipula aku sudah mengatakan padaa Ustadzah Putri untuk mengkhitbah nya dalam waktu dekat." Bilal memberikan senyuman terpaksanya pada Rara. Ia juga tidak tau harus bagaimana lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ustadz Muda √
General FictionSEQUEL : CINTA SETELAH AKAD SUDAH LENGKAP CERITA INI MENGANDUNG 100% UNSUR KEBAPERAN DAN SELF-IMPROVEMENT, HATI-HATI DALAM MEMBACA!!! Muhammad Bilal Brawijaya Suryaputra, pewaris harta Reza Suryaputra ini memutuskan untuk membangun karirnya dari nol...