Hai, happy reading buat yang terjebak sampai chapter 3 😂
****
Menikah adalah ibadah terpanjang. Setiap hal yang dilakukan bersamaan setelah menikah adalah ibadah. Berjalan bergandengan ibadah, makan suap-suapan ibadah, saling tersenyum ibadah, dan masih banyak lagi tentunya. Tak jarang, orang-orang menyebutnya ladang pahala.
Selain ibadah, menikah juga menyempurnakan separuh agama. Bak tulang rusuk yang akhirnya utuh, iman manusia pun inshaaAllah akan semakin sempurna.
Namun, menikah bukan hanya bicara enaknya saja. Masa-masa berdua yang memberikan pahala. Menikah adalah persatuan antara dua kepala, yang tak jarang memiliki pendapat yang berbeda. Tak hanya itu, menikah juga bukan saja menyatukan dua kepala, namun juga dua keluarga. Banyak hal yang harus dipertimbangkan sebelum menikah. Salah satunya adalah rasa cinta.
"Jadi gimana Ustadz Muda, sepertinya tidak ada saran yang lain yang lebih ampuh selain menikah." ucap Rara yang kembali kewalahan saat Bilal mengantarkan paket yang jumlahnya semakin bertambah.
Bilal hanya terdiam memandang paket-paket tersebut. Ini sudah keterlaluan, pikirnya.
"Bil, menikah itu sebenarnya tidak hanya menjauhkan kamu dari masalah ini saja. Melainkan, kamu akan mendapatkan pasangan yang bisa membantu kamu mengurus pesantren ini." ucap Rara. "Aku tidak bisa berjanji untuk selalu ada buat kamu. Kita tidak tau kedepannya Bil, setiap manusia juga pasti ada aja ujiannya." lanjutnya lagi.
"Tadi malam aku sudah istikharah Ra, lihat dulu deh 1 minggu ke depan. Istikharah kan tidak hanya 1 kali Ra." ucap Bilal.
"Ya, keputusannya kembali ke kamu lagi Bil, aku hanya menyarankan saja. Jangan lama-lama mikirnya, nanti masalah ini malah membawa bencana buat nama baik pesantren ini." ucap Rara. Bilal hanya menghembuskan nafasnya pasrah setelah mendengar kalimat terakhir dari Rara.
Allahuakbar Allahuakbar
Allahuakbar AllahuakbarAdzan maghrib berkumandang. Bilal dengan tegap melangkah menuju masjid pesantrennya. Seperti biasa, ia memimpin sholat pada maghrib kali ini.
Setelah sholat maghrib, Bilal tidak langsung pulang ke rumahnya. Ia berdiam sebentar hingga santri-santri dan jemaah lainnya pergi meninggalkan masjid.
"Ya Allah, berikanlah yang terbaik." gumamnya, memasrahkan diri pada sang pencipta.
Ia hendak keluar dari masjid, namun langkah kakinya terhenti. Suara bisikan yang berasal dari area wudhu laki-laki membuatnya penasaran.
"Seharusnya, pemilik pesantren itu memiliki pasangan ya kan. Kalau seperti ini bisa-bisa memicu terjadinya isu-isu yang tidak mengenakan untuk pesantren ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ustadz Muda √
General FictionSEQUEL : CINTA SETELAH AKAD SUDAH LENGKAP CERITA INI MENGANDUNG 100% UNSUR KEBAPERAN DAN SELF-IMPROVEMENT, HATI-HATI DALAM MEMBACA!!! Muhammad Bilal Brawijaya Suryaputra, pewaris harta Reza Suryaputra ini memutuskan untuk membangun karirnya dari nol...