UM--6

2K 67 7
                                    

Welcome to chapter 6!!!
Happy Reading!!!
****

Welcome to chapter 6!!!Happy Reading!!! ****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cinta, satu kata yang menggetarkan jiwa. Sederhana, namun mempunyai banyak makna. Cinta yang berbalas akan membuat manusia bahagia. Namun, jika hanya bertepuk sebelah tangan akan membuat manusia menderita.

Banyak yang memperjuangkan cinta dengan segala cara. Tak jarang, cara yang keji pun dihalalkan demi sebuah kata, cinta.

Sebenarnya, tidak ada cinta yang patut dikejar mati-matian melainkan cinta kepada sang Pencipta. Manusia itu mudah membolak-balikan hati, sedangkan Allah adalah Dzat yang tak pernah membenci makhluknya.

Ting... Ting... Ting...

Suara lonceng sekolah berbunyi, pertanda waktu sekolah telah usai. Perempuan dengan jilbab biru dongker nya berjalan dengan anggun keluar dari ruang guru. Tanpa melihat kiri kanan, ia berjalan lurus menuju kediamannya.

Sesampainya, ia langsung masuk menuju kamarnya. Duduk di kursi belajar adalah hobinya. Dengan sigap, ia mengambil selembar kertas kecil yang memang sengaja ia sediakan di atas meja.

Penanya mulai berjalan di atas kertas tersebut. Sambil tersenyum, ia merangkai kata demi kata. "Apapun yang dilakukan dengan hati, maka akan sampai pula pada hati." Semboyan yang selalu ia ingat didalam hatinya.

Awan tidak mendung, namun sinar sang surya juga tak secerah kemarin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awan tidak mendung, namun sinar sang surya juga tak secerah kemarin. Semuanya hari ini masih seperti biasanya, baik-baik saja. Namun, ada hal yang membuat aku khawatir. Kehadiran mu, yang sama sekali tak tampak bahwa kamu ada.

Apa kabar ustadz?

Semoga Allah selalu berada didalam hati ustadz

Setelah menyelesaikan kalimatnya, perempuan biru dongker itu segera keluar dari kamarnya. Ia menunggu seseorang sembari berdiri diambang pintu.

Raut wajahnya kembali tersenyum, tat kala melihat orang yang ia tunggu berjalan kearahnya.

"Kak," sapa nya yang tak sabar menunggu satu kalimat yang keluar dari mulut orang yang kini sudah berdiri di hadapannya.

Ustadz Muda √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang