UM--31

1.4K 49 6
                                    

Hi!
Masih semangat baca sampai akhir?
Happy Reading!
****

Jarak tempuh Pontianak-Kayong Utara kurang lebih 15 jam jika menggunakan motor air.

Setelah pembagian raport, Novia langsung pulang ke kampung halamannya kemarin dan hari ini motor air yang ditumpanginya mendarat di pelabuhan Teluk Batang.

Kedatangan Novia disambut oleh saudara perempuannya yang sudah menunggu sejak pukul 5.30 pagi.

"Kak Via, akhirnya pulang juga." ucap Dewi, adik perempuan Novia yang langsung memeluknya.

Novia yang merasa risih berusaha melepas pelukan sang adik, "malu Wi dilihatin orang. Ayo bawa barang-barangnya, kita langsung pulang." ajaknya.

Dewi yang mendengar itu langsung mengerucutkan bibirnya. Ia menuruti perkataan Novia.

Letak rumah Novia tidak terlalu jauh dari pelabuhan. Dalam waktu 5 menit, mereka sudah menghentikan motor di halaman rumahnya.

"Assalamu'alaikum," ucap Novia saat memasuki rumahnya.

Di dalam, orang tua Novia menyambut hangat kedatangan anak perempuan pertama mereka.

Novia langsung mengemasi barang-barang bawaannya, dan setelahnya berbincang dengan orang tuanya.

"Nanti siang siapa yang jemput calon abang ipar?" tanya Dewi sembari memakan nasi kuning yang sempat dibelinya sebelum tiba di rumah.

"Kamulah," ucap Via singkat.

"Kakak rela aku gandengan sama abang ipar? Bukan mahram loh Kak, nanti bisa-bisa berpindah hati," ucap Dewi terkekeh.

"Makan yang benar, jangan sambil bicara." ucap Ruhma menegur putri kedua mereka.

"Kalau bicara juga harus di jaga. Ayah tahu kamu bercanda, tapi jangan berlebihan karena ucapan adalah do'a." ucap Farhan yang juga menegur sikap Dewi.

"Iya, maaf Ayah, Ibu, Kakak. Aku juga nggak bermaksud begitu." ucap Dewi yang merasa bersalah.

Novia mengangguk dan mengelus pundak adiknya, "iya Wi Kakak tahu, udah makannya habisin." ucapnya menenangkan sang adik.

Hari ini, adalah hari yang paling dinanti Novia dan Bilal. Keluarga Bilal akan berangkat dari Pontianak menggunakan speed yang memakan waktu kurang lebih 4 jam perjalanan.

Menunggu kedatangan Bilal dan keluarga, Novia dan Dewi sibuk mengemasi rumah mereka yang tidak terlalu besar.

"Kak, gimana rasanya mau nikah? Deg-degan nggak?" tanya Dewi terdengar mengharapkan jawaban.

Novia tersenyum, "ya gitu, nanti kamu juga ngerasain Wi." ucap Novia singkat.

Dewi yang mendengar jawaban Novia tidak merasa puas. "Ya gitu? Nggak bisa dideskripsikan lebih panjang lagi Kak? Aku kan nggak tau gimana rasanya." ucap Dewi sedikit kesal.

Ustadz Muda √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang