Gue ngetik dari tadi di wp tapi tiba-tiba ilang njim:)
"Sistem, siapa lagi yang harus gue temuin?" Natha bertanya setelah memikirkan kekacauan alur yang ia buat. Setelah Rayana bercerita, Natha dan Rayana menikmati makanan mereka lalu kembali ke kelas dengan segera. Hari ini, semua guru yang mengajar dikelas Natha masuk semua. Dan sialnya mereka lupa waktu. Selain kelas Natha sudah kehilangan jam istirahat keduanya, mereka juga terlambat pulang karena gurunya lupa waktu. Natha merasa kesal jika mengingat hal itu.
'Natha tinggal menemui tokoh antagonis pria dan tokoh utama perempuan.'
"Mereka dimana sekarang?"
'Tokoh antagonis pria dan temannya sedang membolos di sebuah warung yang agak jauh dari sekolah, mereka akan menghadapi preman hari ini, tepatnya dua jam setelah jam pulang sekolah. Saat itu juga Natha harus menolong mereka khususnya Nathan, agar Natha bisa menyelesaikan misi.'
"Terus tokoh utama ceweknya kemana?"
'Aluna sedang mengikuti lomba di sekolah lain.'
Natha menganggukkan kepalanya.
"Mereka di kelas mana tem? Si tokoh yang belom ketemu sama gue."
'Semua tokoh berada di kelas yang sama dengan Natha.'
Natha terbelalak kaget mendengar hal itu.
"Sumpah lo!?"
'Iya Natha, bukankah di dalam novel sudah di deskripsikan dengan jelas bahwa semua tokohnya berada di kelas yang sama?' Sistem balik bertanya.
"Gue gak inget tem, yang gue inget tuh adegan menye-menye yang dianggap uwu sama kebanyakan orang." Balas Natha.
...
"Tem, gue penasaran deh. Kenapa Rayana bisa mimpiin ending dia di novel ini?" Natha kembali mengingat percakapannya dengan Rayana di kantin tadi.
'Apa maksud Natha?' Suara sistem kali ini terdengar kebingungan.
"Lo kan maha tau tem, masa lo gak ngerti yang gue omongin sih." Natha berdecak sebal. Mood nya sangat buruk hari ini.
'Saya benar-benar tidak mengetahui hal itu Natha, tapi mungkin saja sistem pusat yang memberikan ingatan itu pada Rayana.'
"Tapi gunanya buat apa? Kan yang mau rusak alur tuh gue, tapi kok si Rayana tiba-tiba ikutan ngerusak."
'Lebih tepatnya mempermudah Natha, jika saat ini Rayana masih mengejar Albara, Rayana pasti akan melabrak Natha lalu merencanakan hal buruk pada Natha.'
Natha tersenyum puas mendengar jawaban dari sistem. Moodnya kini membaik.
"Yaampun tem, lo jenius banget anjir. Tingkat kecerdasan di status lo pasti lebih dari 100 ya? Ngaku lo!" Tuduh Natha.
'Natha, sebaiknya kamu bersiap untuk menolong Nathan.' Ucap sistem mengingatkan Natha.
"Ah iya. Sejam lagi gak sih? Tar lo kasih tau dimana tempatnya yaa."
'Baik Natha.'
Natha mengganti bajunya dengan hoodie polos dan jeans panjang, tak lupa menggunakan sepatu yang ia gunakan untuk sekolah. Gadis itu mengambil kotak p3k lalu memasukkannya kedalam tas kemudian membuka pintu apartemen lalu menguncinya.
"Ntar didepan sana ada tikungan, abis tuh ada perempatan. Gue lewat mana tem?"
Pertanyaan itu keluar dari bibir Natha yang sedang mengemudi.'Natha harus belok kiri setelah itu lurus terus, Natha akan menemukan mereka.'
Natha mengikuti arahan dari sistem, sekitar sepuluh meter dari tempat yang disampaikan sistem, Natha mendapati seorang pria bertubuh tinggi yang terluka. Natha sebenarnya heran, sistem bilang, ia akan menemukan mereka itu artinya tidak hanya seorang. Tapi yang Natha lihat, ada seorang lelaki yang terluka. Natha menepikan mobilnya, lalu berjalan menuju pria yang terluka itu.
"Yaampun bonyok gini." Natha menepuk pelan pipi si pria itu, pria itu terlihat meringis menahan sakit . Natha menatap name tag yang ada di dada kiri si pria, Nathaniel Prawijaya.
'Natha, dia pemeran antagonis pria dalam novel.' Ucap sistem, memberitahu Natha.
"Gue dah bawa mobil, di mobil juga ada p3k. Tapi lo keadaan lo parah banget anjir. Mana tinggi lagi, kasian banget body mungil gue." Cerocos Natha. Ia menarik napas dalam lalu menghembuskannya secara perlahan.
"Sistem, lo gak bisa bantu gue gitu?"
'Saya hanya bisa berkomunikasi dengan Natha, bahkan saya tidak bisa menyent-'
"Shut up!" Bentak Natha menghentikan ucapan sistem.
"Gaada pilihan lain, gue bakal gusur lo. Sekalian bawa ke RS, jadi gausah marah kalo ada lecet yaa." Ucap Natha pada Nathan yang sedang tidak sadarkan diri. Dengan segala usaha dan upaya, Natha akhirnya bisa memindahkan Nathan dari jalan ke dalam mobilnya. Meskipun badannya terasa sedikit remuk karena Natha seperti mengangkat beban yang begitu berat. Mungkin ini efek karena tubuh Natha yang mungil.
Natha melajukan mobilnya menuju rumah sakit terdekat, tidak ada percakapan apapun didalam mobil, hanya ada keheningan.
"DOKTER! TOLONGIN TEMEN GUE!" Natha berteriak saat kakinya menginjak halaman rumah sakit. Teriakannya mengundang beberapa anggota medis menghampiri Natja, dengan gesit, mereka memindahkan Nathan ke bankar lalu membawanya ke UGD. Cukup lama Nathan ditangani, Natha saja sampai bosan menunggu di rumah sakit. Natha menyesal karena lupa membawa ponselnya, gadis itu kini tengah melamun sendirian di depan UGD.
Suara pintu terbuka bersamaan dengan keluarnya para tenaga medis membuat Natha langsung menatap pria dengan jas dokternya.
"Saya temennya dok, gimana keadaan dia?" Ucap Natha cepat.
"Teman kamu baik-baik saja, dia kehabisan tenaga sehingga tidak sadarkan diri. Untuk luka yang dialaminya akan segera hilang dalam beberapa waktu. Saat ini teman kamu hanya perlu beristirahat dengan cukup." Natha yang mendengar itu ber oh ria sambil mengangguk.
"Kalau begitu saya permisi dulu. Jika terjadi sesuatu, silahkan tekan tombol disamping bankar pasien. Selamat sore." Dokter itu langsung pergi meninggalkan Natha. Sedangkan Natha memasuki ruangan Nathan.
"Sistem, misi gue beres kan?"
'Natha belum bertemu dengan pemeran utama perempuan.'
"Gampang itu mah, masih ada besok atau lusa."
Natha berjalan mendekati Nathan, ia sedikit kagum dengan visual pria yang terbaring di bankar itu. Alisnya yang tebal, bibirnya yang cipokable, hidung yang seperti perosotan. Bahkan dalam keadaan terluka pun, kadar ketampanannya tidam hilang. Justru semakin bertambah.'Natha, jangan berbuat macam-macam.'
"Apasih tem, gue pen ngelus pipinya yang luka." Natha membela diri. Ia mengarahkan tangannya pada wajah Nathan, namun sebelum hal itu terjadi, tangannya dicekal oleh tangan lain. Dan itu membuat Natha terkejut setengah mati.
................................................................
Finally part selanjutnya meluncur👏🏼
Tandain yang typo ya gaiss, ntar di revisi.
Janlup vote n comment
Thank u💙
KAMU SEDANG MEMBACA
EXTRA CHARACTER [END]
خيال (فانتازيا)TRANSMIGRASI STORY #1 TYPO BERTEBARAN REVISI PAS ADA MOOD😌 TETEP VOTE KALOPUN NI STORY DAH END Story ini lumayan cringe+ dibuat pas gue gabut. Jadi kalo ada yg ga masuk akal atau ga nyambung, ya maap:( Jangan ngarep banyak sama ni story. Isinya amb...