TRANSMIGRASI STORY #1
TYPO BERTEBARAN
REVISI PAS ADA MOOD😌
TETEP VOTE KALOPUN NI STORY DAH END
Story ini lumayan cringe+ dibuat pas gue gabut. Jadi kalo ada yg ga masuk akal atau ga nyambung, ya maap:(
Jangan ngarep banyak sama ni story. Isinya amb...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Gambar cuma pemanis, w tau sebagian dari kalian pasti kenal dia. Anggap aja dia cewek/Natha)
"Bangun! Pergi kamu dari sini"
Teriakan dari Pak tua pemilik kios membuat gadis dekil yang tadinya tertidur kini membuka kedua matanya. Gadis itu terlihat linglung. Pandamgannya ia arahkan kesekitar.
Gue dimana njir, perasaan tadi gue tidur di uks, terus kenapa gue bangun disini?
"Kamu itu budeg ya? Sana pergi dari kios saya. Menghalangi pemandangan aja" Ucap Pak tua sambil memasuki kiosnya.
Ting!
Aaargh!
Gadis itu mengerang kesakitan. Ingatan lain tiba-tiba memasuki kepalanya, menayangkan betapa menyedihkannya pemilik tubuh ini. Leora, pemilik tubuh sebelumnya. Seorang gelandangan yang sudah lama hidup dijalanan. Sedari kecil, tidak ada yang mengharapkannya. Pemilik panti bahkan diam-diam membuang beberapa anak panti ke jalanan, termasuk dirinya.
Ini gila, kenapa gue bisa disini anjir
Gadis itu bernama Natha. Ralat, roh asing yang menempati raga Leora. Natha merenung, meratapi nasibnya yang tiba-tiba memasuki raga orang lain. Bagaimana dengan hidupnya, raga aslinya, dan sahabatnya.
Natha tidak menyebutkan keluarga, karena Natha rasa hidupnya tidak berbeda jauh dengan si pemilik tubuh. Sama-sama dibuang.
'Halo tuan!'
'Tuan!'
Ini siapa sih, yang manggil tuan, berisik banget. Kenapa ga di samperin aja coba?
'Tuan, saya memanggil anda. Saya berada dalam pikiran anda.'
Sebuah suara asing berusaha memberi penjelasan pada Natha. "Kamu masih disini!? Saya udah bilang, cepet pergi dari sini. Dasar gembel" Teriak Pak tua yang kini tengah berkacak pinggang pada Natha.
"Sabar napa sih Pak, saya yang cantik, imut bin gemesin gini masa gak boleh diem disini. Bapak ko tega sama saya." Natha memberikan tatapan memelasnya pada Pak tua yang sedang menahan amarah karena ucapannya tidak dihiraukan oleh Natha.
Dekil gitu bilang imut
Iya ih, pede banget masa
Yaampun gembel sekarang sok kecakepan ya
Mungkin dia gila kali, tadi kan abis tidur. Bisa aja pas tidur, dia mimpi jadi orang kaya.
Hahahaha
Bisa aja kamu, dia emang gila deh kayanya
Natha melotot mendengar perkataan terakhir yang agak menyakitkan baginya. "Enak aja lo ngatain gue gila. Gue gak gila ya, gue cantik gini lo bilang gila. Buta mata lo!?"
'Tuan, cukup. Hentikan tuan, lebih baik tuan diam saja atau mereka akan semakin menganggap tuan tidak berakal' Suara asing yang didengar tadi oleh Natha kini kembali terdengar.
Cantik katanya? Muka dekil sama rambut gimbal gitu
Ihh, jijik banget
Iya ih, jijik. Ayo kita pergi ke kios lain. Disini ada orang gila
"Dasar pembawa sial!" Pak tua yang tadinya terdiam kini kembali berteriak pada Natha.
"Cepat pergi dari sini, gara-gara kamu pelanggan saya pergi!" Pak tua itu kini menarik kasar tangan Natha, kemudian mendorong Natha ke pinggiran kali.
"PAK TUAA! CEPET MATI LO YAA! MAEN DORONG GUE SEENAKNYA!" Teriak Natha.
"ANAK KURANG AJAR!" Balas Pak tua dengan berteriak juga.
Natha kini menggerutu sendirian di dekat kali. Ia tak habis pikir mengapa dirinya diperlakukan seperti binatang oleh Pak tua itu. Natha bersumpah, jika ia menjadi kaya raya, Natha akan membeli kios Pak tua tadi lalu membuat Pak tua menjadi karyawannya.
Natha memandangi sekitar, melihat keadaan disini sangat asri, bahkan air di kali pun terlihat jernih.
'Tuan, kita harus bicara'
"Astaga naga!" Ucap Natha terkejut.
"Gue majikan siapa sih? Dari tadi ada yang manggil gue tuan, tapi gaada orang. Gue kan gak melihara tuyul atau babi ngepet, apalagi kuyang"
Hening
Tidak ada yang menyahuti perkataan Natha.
"Lah ko sepi? Fix emang gue gila kayanya. Ngomong sendiri"
'Tuan tidak gila, hanya sedikit miring'
"Lo siapa sih anjir, tiba-tiba ngomong tapi gada wujudnya?"
'Saya sistem tuan, saya akan membimbing tuan selama berada di dunia ini'
"Lo Tuhan? pake acara bimbing gue ke jalan yang benar segala"