Pagi-pagi sekali Nia sudah membangunkan Kello karena putranya itu berencana untuk mengikuti kemah yang diadakan oleh pihak sekolah. Keberangkatan akan dimulai pada pukul 8 pagi dan saat ini jam sudah menunjukkan pukul 6. Itu tandanya Kello harus bersiap karena jika tidak, putra nomor tiga itu akan terlambat.
"Mi, apa aku enggak usah ikut kemah aja?" Kello mengusap matanya. Pemuda itu benar-benar merasakan kantuk dan malas untuk bergerak dari atas tempat tidur. Ini disebabkan oleh kakaknya Arga yang memaksanya untuk ikut menonton pertandingan bola. Mereka baru saja tidur pada pukul 2 dini hari.
"Enggak bisa gitu, dong. Kamu yang dari awal semangat untuk ikut kemah. Sekarang, kamu mandi dan siap-siap. Mami mau buat sarapan dulu. Ingat, bangun." Nia menatap putranya tegas. Wanita itu kemudian melangkah keluar dari kamar Kello meninggalkan pemuda itu yang masih merasa mengantuk.
Turun ke lantai bawah, Nia kemudian mendengar suara Alana yang menangis. Segera wanita itu menghampiri Alana dan menggendong putri bungsunya.
"Kenapa nangis? Mau susu?" Kebiasaan Alana saat bangun tidur memang menangis dan meminta susu. Sangat berbeda dengan Alea yang ketika bangun dari tidur ia mendudukkan dirinya dengan tenang di atas sofa yang mengarah langsung pada layar televisi. Bukan tontonan kartun yang ia lihat, tapi justru berita di pagi hari.
Nia spontan menghentikan langkahnya ketika melihat apa yang ditonton oleh Alea. Wanita itu sambil menggendong Alana segera menghampiri Alea dan mengambil remote di atas meja. Tak mengucapkan sepatah kata, Nia langsung mencari channel tontonan kartun yang pas di tonton untuk anak seusia Alea.
"Alea sayang, Mami bukannya mau larang Alea untuk nonton. Tapi, kamu harus nonton yang sesuai dengan umur kamu. Ngeri Mami lihat kamu nonton acara dewasa seperti ini. Apalagi beritanya kriminal semua." Nia menggeleng kepalanya menatap Alea yang terlihat tenang. Nia benar-benar tidak mengerti mengapa putrinya bisa berbeda dengan kebanyakan anak seusianya.
Nia bukannya tidak bersyukur memiliki anak seperti Alea. Hanya saja, wanita itu ingin anaknya bersikap selayaknya anak-anak pada umumnya. Jangan dewasa sebelum waktunya.
"Iya, Mi." Alea tersenyum menatap maminya. Gadis kecil itu kemudian mengalihkan tatapannya pada layar televisi namun tidak ada yang tahu apa yang sedang dipikirkannya.
"Kamu mau susu juga?" Nia menawarkan pada putrinya.
Alea menggeleng sebagai jawabannya. "Mau air putih, Mi."
"Iya. Kamu tunggu di sini, ya. Mami ambil air putih sekalian buat susu untuk adik kamu."
"Iya." Alea mengangguk patuh.
Gadis itu kemudian terdiam menatap layar televisi dengan tatapan datar miliknya. Sementara Nia sendiri sudah berada di dapur membuatkan susu untuk Alana dan menyiapkan segelas air putih untuk Alea. Setelah membuatkan susu dan menyiapkan air putih, Nia kembali ke ruang keluarga dan menyerahkan gelas pada Alea sementara Alana ia dudukkan di sebelah Alea.
"Kalian berdua tunggu di sini dulu. Mami mau bantu Bu Idah membuat sarapan."
"Iya, Mi." Alea mengangguk kepalanya sementara Alana diam dengan pandangan fokus pada layar televisi yang tengah menampilkan serial kartun Tom and Jerry yang sering tayang di pagi hari.
Tepat pada pukul 7 pagi semua anggota keluarga sudah berkumpul. Termasuk Alea dan Alana.
Arga sendiri memiliki jadwal pagi ini untuk manggung di sebuah acara televisi. Band Arga dan teman-temannya sudah beberapa kali tampil di TV dan lagu mereka pun sudah booming disukai oleh banyak orang.
"Mi, hari ini aku pulang agak malam. Soalnya aku ada jadwal manggung dan kuliah sampai malam juga," ujar Arga setelah mendudukkan dirinya.
"Hati-hati di jalan. Enggak usah bawa motor ngebut. Kalau enggak kamu bawa mobil aja. Biar semua perlengkapan kamu aman di dalam mobil." Nia meletakkan secangkir kopi di depan Bima, kemudian dua gelas susu di hadapan Arga dan Kello. Wanita itu kemudian melirik pada kedua putrinya yang memiliki meja sendiri di samping meja makan besar yang mereka tempati.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIMA & NIA [3 YEARS LATER]
Ficción GeneralKehidupan Nia setelah menikah dijalani dengan santai dan tenang. Meskipun terkadang ada kerikil dalam pernikahannya, Nia bisa menyingkirkannya dengan mudah. Ada banyak yang menuduhnya sebagai perebut suami orang, menjadi istri kedua, dan mau bahagi...