File 0.0 Momentomori; Unidentified Story

1.7K 271 236
                                    

12 years ago...
Somewhere in Seoul, 2007

Plakk

Suara tamparan keras menggema, seorang remaja lelaki yang menerima tamparan bahkan tak meringis sama sekali. Ia hanya menunduk dalam, ketika wanita dihadapannya mulai memarahinya. Seperti yang sudah-sudah, ini bahkan telah menjadi sebuah rutinitas baginya.

"Kata siapa kau boleh pulang sore hah?! Kau berharap dicari?! Hansung-ie menunggumu dari tadi, dasar merepotkan!"

Sementara seorang remaja lain mengintip dari sela pintu kamarnya, ia tampak menyesal. Padahal tadi Hansung hanya bertanya pada ibunya apa Taehyung masih lama, namun ternyata sang mama justru memarahi kakaknya.

"Eomma..."

"Hansung-ie..."

Nada bicara nyonya Kim berubah drastis, saat pintu kamar Hansung terbuka memperlihatkan seorang bocah dengan kursi rodanya. Wanita itu tampak khawatir, ia menghampiri putranya dan langsung mendorong kursi roda Hansung. Jemari dengan alat pengukur detak jantung itu menyentuh punggung tangan ibunya, Hansung tersenyum.

"Aku mau main dikamar sama hyungnim, boleh ya ma?"

"Tapi Hansung-ie tidak boleh kelelahan sayang..."

"Aku cuma ingin lihat hyung main bola"

"Hhh... Baiklah... Tae, jaga adikmu"

Taehyung membungkuk saat mendengar perintah ibunya, ia mengambil alih kursi roda Hansung dan mendorongnya kembali kedalam ruangan. Ketika pintu kamarnya ditutup, manik berbinar Hansung menatap wajah pias Taehyung.

"Tae hyung habis main sama Lisa ya?"

Remaja tanggung itu mengangguk, ia membantu Hansung naik kembali ke atas kasurnya. Mendapatkan sebuah tamparan atau pukulan bukanlah hal tabu bagi Taehyung, itu semua karena dirinya bukanlah anak kandung tuan dan nyonya Kim. Taehyung sudah mengetahuinya sejak awal, nyonya Kim selalu meneriakkan hal itu padanya.

Bahwa dia bukanlah putra mereka, Taehyung berada disana hanya untuk menggantikan posisi Hansung. Dia bahkan tidak boleh menggunakan namanya sendiri, orang-orang dan teman-temannya memanggil dirinya Hansung. Bahkan Lisa, gadis favorit yang menjadi teman mainnya.

Meski sepertinya Taehyung bukanlah satu-satunya yang menjadikan Lisa sebagai gadis favoritnya, Hansung jelas sangat menyukai gadis itu.

Itulah kenapa, tiap mereka bermain di halaman luar Hansung akan membuka jendela kamarnya untuk melihat Lisa atau mendengar suaranya. Bahkan, setelah Taehyung pulang sekolah atau selesai bermain ia akan naik ke kamar Hansung dan menceritakan segala hal yang terjadi. Seperti sebuah agenda rutin, ia harus melaporkan semuanya.

Karena bagi orangtuanya Taehyung hanyalah tubuh yang hidup untuk menciptakan kenangan Indah bagi Hansung, semua ingatan dan kenangan itu akan menjadi milik Hansung.

Hansung suka permainan sepak bola, tapi dia tak boleh berkeringat dan kelelahan. Itulah kenapa Hansung meminta Taehyung mengikuti klub bola, meski sejujurnya Taehyung adalah tipikal anak yang lebih senang mengerjakan soal matematika. Untunglah secara tak terduga dia memiliki fisik dan jiwa atletik, nyatanya Taehyung menjadi semakin populer di sekolah karena ia baik dalam pelajaran dan aktifitas fisikal.

One Hell [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang