File 2.3 Curtain Call

3.8K 681 111
                                    

GRAAKKKKK

"Ini adalah gudang lama kami yang sudah tak terpakai, sekarang kami hanya menggunakan satu gudang saja untuk menekan biaya produksi. Anda boleh melihat-lihat dulu karena ada tembikar baru yang harus saya bakar, saya akan kembali sepuluh menit lagi"

Lisa hanya mengangguk, menyusuri bagian dalam gudang yang tak memiliki penerangan. Beberapa mesin dan alat pekerja yang terbengkalai dibiarkan disana, beberapa bahkan memiliki debu yang terlalu tebal hingga tak dapat dikenali.

Langkah wanita itu membawanya menuju tungku pembakaran dengan cerobong tua yang tampak berdebu, ia sedikit berjongkok dan menghela nafas. Saat memutar langkahnya, kening Lisa mengernyit. Ia mendekati satu spot disudut ruangan yang cukup jauh dari jendela, tak tersentuh cahaya Mentari.

Ada sebuah televisi tua dengan antena lama yang terlalu ketinggalan jaman, Lisa cukup terkejut karena televisi tabung seperti ini masih saja ada. Maniknya menyipit mengamati satu titik, lampu kecil yang terdapat disisi tombol power tampak berkilat apa artinya masih berfungsi?

Ia berjongkok, meraba permukaan lantai dengan tangan berbalut sarung tangan. Terdapat debu, tapi terlampau tipis. Ia melotot, kemudian bangkit dengan cepat. Lisa menatap lantai disekitarnya, menyadari kejanggalan yang ada. Kemudian ia kembali membungkuk ketika mendapati satu noda yang terasa aneh, masih basah ketika ia menyentuhnya.

Darah

Warna pekat dan aromanya, sudah jelas. Saat itu ia menoleh, menatap Puncak cerobong dari gudang yang mulai mengepulkan asap samar.



"Sung Dong Il-ssi?"

JK mengeluarkan lencana polisinya, menatap awas gelagat pria tua yang terus melirik ke luar ruangan.

"NCI Kepolisi Seoul, kami datang kemari atas sebuah laporan untuk ㅡtetap ditempatmu!"

Ketika Sung Dong Il berusaha meraih pintu lemari kayu, tangan JK secepat kilat menarik revolver dari saku celananya dan membidik pria itu. Entah kenapa ekspresinya begitu panik ketika mendengar kata polisi, Jungkook tahu jelas ada sesuatu yang salah disini.

Sung Dong Il tak mengatakan apapun, ia mengangkat kedua tangan defensif dan terus menatap Jungkook. Sekarang Jungkook mulai mengambil langkah penuh antisipasi, mendekati pintu lemari yang coba diraih pria itu. Langkahnya begitu awas, dengan satu tangan yang masih menodongkan senjatanya.

Cklek

Obsidian opsir muda itu nyaris melirik kedalam lemari, namun Sung Dong Il yang terlihat panik langsung menerjang Jungkook dan membenturkan kepalanya pada lemari.

"Aarght!!!"

Ia berusaha membidik Sung Dong Il, namun pria itu mencoba merebut senjatanya. Keduanya bergulat di atas lantai, saling meluncurkan pukulan dan serangan dengan Jungkook yang berusaha mempertahankan senjatanya. Hingga disatu titik, Jungkook menarik pelatuknya.

Dorr

'JK?!'

Chanyeol menoleh dengan cepat, ketika mendengar suara ledakan bersama lontaran timah panas yang menembus lantai dibalik punggungnya. Pemuda itu segera berlari menuju balkon, menyipitkan maniknya ketika sesosok pria tua berjalan dengan tergesa meninggalkan rumah.

Ia menarik nafas dalam, Chanyeol mengambil langkah mundur.

Satu..

Dua...

Pranggg

Druakkk

Zraakkkkk

Chanyeol berlari penuh dan menghantam jendela kaca, melompat penuh dari lantai dua rumah tersebut sebelum bergulung di atas genteng dan mendarat dengan begitu memukau di atas tanah berselimut dedaunan. Maniknya memicing, langkah panjang tungkainya dengan kemampuan atletis sang pria membawanya meraih punggung Sung Dong Il dengan cepat.

One Hell [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang