File 4.1 Cop Gun

4.2K 600 96
                                    

Suara sirine memenuhi jalanan kota Seoul, ada begitu banyak mobil patroli yang bertemu di jalan utama dan mengambil jalur yang sama. Kendaraan lain mulai menepi memberi jalan, sepertinya sedang terjadi situasi darurat yang membuat pihak kepolisian bergegas menuju satu arah.

"Pasukan khusus sedang dalam perjalanan, para sniper kita sudah mengambil posisi tetapi sulit sekali untuk berada dalam jarak jangkauan gerbong tersebut"

Suara Rosie yang terbata berusaha melaporkan setiap detail kejadian pada S.Coups yang memantau segalanya dari kantor pusat.

Terjadi kekacauan di jalur stasiun bawah tanah, seorang penumpang pria membuka mantelnya dan menunjukkan bom yang terpasang pada tubuhnya di salah satu gerbong. Apa yang lebih mengerikan adalah terdapat tujuh orang penumpang lain dalam gerbong itu yang menjadi sandera, sedangkan kereta yang masih melaju itu terpaksa dihentikan karena kejadian ini.

'Seharusnya Hoshi sudah sampai dari tadi'

"Keretanya berhenti tepat di jalur tengah ketua, sekitar satu kilometer dari stasiun terdekat. Tujuh orang sandera terjebak dalam gerbong yang sama dengan pelaku sedangkan penumpang dalam gerbong lain berhasil di evakuasi, masalahnya gerbong tersebut berhenti tepat di jalur tengah dan diatasnya terdapat sebuah rumah sakit menengah"

'Kalau begitu sudah berkoordinasi dengan petugas patroli? Kita harus mengevakuasi pasien secepatnya dan mengosongkan wilayah tersebut'

"Karena itu hanya rumah sakit menengah jumlah pasiennya tak begitu banyak, kami hampir mengevakuasi seluruh pasien. Jalan menuju lokasi tersebut juga telah ditutup, saya sendiri masih berada di stasiun. Saat ini opsir Hoshi mungkin sudah berada di pertengahan jalur"

Pria berpunggung tegap dengan surai kelam itu mengusap wajahnya kasar, ia menghela nafas ketika berbalik pada salah satu anggotanya yang duduk di balik komputer.

"Bagaimana dengan mereka?"

"Masih belum bisa dihubungi, ketua. Terakhir miss Lily bersama Loey masih terlihat di pusat dokumen kepolisian, tapi ponsel dan gps pada kendaraan keduanya menghilang sejak pukul sembilan. Kami tak dapat menemukan keberadaan mereka berdua"

S.Coups terlihat benar-benar pusing, saat ini sedang terjadi kondisi darurat. Namun dua dari anggota tim mereka tak dapat dihubungi, sedangkan V sendiri belum terlihat di kantor sejak pagi hari. S.Coups terus mengawasi tkp dari kantor dan mengendalikan segalanya, sedangkan Woozi yang berhasil mendapatkan rekaman cctv berusaha menangkap situasi terkini. Rosie terjun ke tkp hanya saja harus tertahan bersama JK di stasiun, Hoshi pergi menuju gerbong yang berhenti di tengah jalur terowongan bersama beberapa orang dalam jumlah minim untuk mencegah pelaku yang menjadi panik.

Dari tindak tanduk pelaku, ada kecenderungan gejala gangguan kecemasan.

Menurut keterangan seorang saksi yang berhasil kabur dari tkp karena duduk di dekat pintu antar gerbong, pelaku terlihat terus menunduk sepanjang perjalanan dan meracau seorang diri. Hingga ia tiba-tiba berteriak di tengah perjalanan dan membuka rompinya, saat itu kereta dihentikan dan pelaku menjadi semakin panik. Alhasil ia mengeluarkan pemicunya dan membuat orang-orang ketakutan, tak ada yang berani bersuara untuk mencegah pelaku menjadi semakin tertekan.

Jemari Woozi menari di atas keyboard dengan lincah, terus mengawasi pergerakan Hoshi yang nyaris mencapai titik gerbong. Disaat yang sama ia mengambil capture dari kondisi terkini gerbong. Memperdekat gambar pelaku yang sedang mengacungkan pemantik dengan berlinang air mata, entah apa yang terjadi. Woozi membuka data induk kependudukan, mencocokkan wajahnya dengan berbagai profil penduduk ketika suara S.Coups kembali menggema.

One Hell [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang