01

15.6K 1.6K 32
                                    

Happy Reading

Sorry for the typo(s)

***

Jisung menggeleng setelah Mark berkata bahwa mereka akan pulang ke Seoul. Wajahnya tertekuk lesu. Ia tidak mau pulang. Jujur, ia sedikit kecewa dengan keputusan ayahnya. Kenapa baru sekarang di saat ia sudah nyaman tinggal di sini?

"Kenapa pulang?" cicitnya sedih. 

Mark memangku si kecil kemudian menangkup pipinya. "Memangnya Jisung ngga mau tinggal sama Bubu, Om Jeno, atau Geepa?" 

Netra Jisung mengerjap. Butuh beberapa menit sebelum kepalanya mengangguk pelan. "Mau. Tapi Jisung lebih suka di sini."

"Jisung bisa liburan ke sini setiap akhir tahun," bujuk Mark tanpa bosan. Sama seperti putranya, ia pun enggan pergi meninggalkan tanah kelahirannya. Akan tetapi, ide Taeyong untuk pulang juga tidak buruk. 

Wajah menggemaskan Jisung kian kelam. "Teman-teman Jisung gimana?" Matanya berkaca-kaca dan siap menangis. 

Mark tersenyum teduh. Dengan penuh perhatian, ia mengusap buliran air mata yang membasahi pipi bulat putranya. "Nanti Jisung dapat teman baru di sana." Ia membawa Jisung ke dalam pelukan sambil memberikan usapan lembut di punggung kesayangannya. "Sebelum pulang mau jalan-jalan?" tawarnya.

Menghabiskan waktu berdua di malam hari terdengar bagus bukan?


***


Pria bermarga Jung ini menghembuskan napas lega setelah mereka menginjakkan kaki di Seoul. Ia bersyukur mereka tiba pada saat hari sudah malam sehingga efek jet lagnya tidak terlalu terasa. 

"Abang!"

Taeyong mempercepat langkah kakinya dan tampak tidak perduli dengan sang suami yang tertinggal di belakang. Rasa rindunya telah meletup-letup dan ia ingin memeluk putra sulung serta cucu kesayangannya. 

"Bubu, enough," pinta Mark ketika Taeyong tak berhenti mengecupi pipi gembil yang pemiliknya masih terlelap. Ia takut Jisung terbangun dan berakhir rewel seusai menempuh perjalanan jauh.

Ditegur si sulung membuat Taeyong terkekeh pelan. Ia lantas mengecup pucuk hidung Jisung sekali lagi dan posisinya digantikan oleh Jaehyun. 

"Ayo pulang."

Di tengah perjalanan, Jaehyun bertanya, "Gimana Jisung?" 

Mark mengambil napas dan menghembuskannya perlahan. "Awalnya ngga mau. Tapi abang bujuk terus dan akhirnya mau diajak pulang. Sebelum pulang, abang ajak jalan-jalan ke manapun yang Jisung mau."

"Kalau abang cape, biar bubu yang gendong Jisung."

Mark menggeleng dan menjawab, "Ngga cape, Bu." Ia tersenyum kecil melihat wajah masam bubu tercintanya. "Sedikit sih."

"Makanya gantian sama bubu sini." 

"Ngga mau, Bubuu."

"Ah kesel bubu sama abang!"

Tawa Mark berderai walau pelan. Sudah lama sekali ia tak menjahili Taeyong. Ketika Jisung menggeliat pelan, ia dengan sigap mengelus punggungnya lagi. 

"Jangan jahil, Abang. Nanti ayah yang salah." Jaehyun pun memutar kemudi dan mobil yang mereka tumpangi berbelok ke kanan. "Abang ngga mau cari pendamping?" tanyanya hati-hati. Cukup lama ia ingin mengutarakan pertanyaan ini namun waktunya selalu tidak tepat. 

Soon To Be Jung [MarkMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang