15

8.5K 1.1K 41
                                    

Happy Reading

Sorry for the typo(s)

***

Jisung celingukan ke kanan dan ke kiri, memeriksa apakah jemputannya sudah datang atau belum. Lima belas menit yang lalu bel pulang berdering namun belum ada tanda-tanda kedatangan ayahnya. Hidungnya meloloskan hembusan napas lelah. Andai tahu Mark terlambat menjemputnya, ia akan meminta wali kelas menemaninya menunggu agar dirinya tidak sendirian. 

Jisung mendongak ketika netranya melihat sepatu hak tinggi berpijak di depan sepatu sekolahnya. Keningnya sontak mengernyit saat wanita cantik bersurai hitam lurus ini terang-terangan bertanya padanya. 

"Permisi. Aunty boleh bertanya?"

Jisung mengangguk, enggan repot-repot mengeluarkan suaranya. 

"Mengenal Kang Hyeri tidak? Aunty ingin menjemputnya pulang." 

Tatapan Jisung penuh rasa curiga. Dari sekian banyak murid dan orang tua yang pulang, kenapa wanita berkaus putih ini mendekatinya. Jawabannya adalah gelengan karena ia tidak mengenal Kang Hyeri. Tidak ada teman bermarga Kang di kelasnya. 

"Tidak ya? Terima kasih." 

Setelah wanita itu pergi, Jisung merasa tidak aman. Wanita tanpa nama yang belum lama berpamitan seolah berniat mengurungnya. Di balik sorot ramah di matanya yang menawan, seperti ada sosok mengerikan yang tersenyum keji. Tanpa sadar ia bergidik ngeri sembari mengusap tengkuknya. Tolong ingatkan dirinya untuk menegur Mark lantaran telah membiarkannya menunggu.

Beberapa menit kemudian, bocah menggemaskan berusia lima tahun ini berlari cepat menghampiri Mark. "Kenapa ayah lama?" tanyanya kesal seusai mereka masuk ke dalam mobil. 

"Maaf, Sayang. Rapat ayah belum selesai soalnya." Mark mengulurkan tangannya untuk mencubit pipi Jisung yang menggembung. "Janji deh nggak akan ayah ulangi lagi," bujuknya agar Jisung tidak semakin marah padanya. 

Jisung menghembuskan napas panjang. "Iya. Ayah sibuk?" 

"Mm. Ayah pulang malam hari ini. Jisung bobo duluan. Oke?" Mark mengalihkan perhatiannya dari jalanan demi menatap kesayangannya yang terlihat menginginkan sesuatu. "Ada apa?" 

Jisung mengulum bibir bawahnya dan bergumam. Sejujurnya ia tidak yakin dan masih takut bila menyinggung soal Jaemin tetapi tidak ada salahnya mencoba 'kan? Ia menutup matanya sejenak sebelum menarik napas dalam. "Kalau Jisung mau bertemu Paman Jaemin boleh?" 

"Boleh. Tapi bukan sekarang ya?" 

Tentu saja Jisung kecewa. Ia kira ayahnya akan mengabulkan permintaannya yang menurutnya tidak terlalu sulit. Benar bukan? Mark hanya cukup mengantarkannya ke apartemen Jaemin lalu selesai. "Kenapa?" 

"Paman Jaemin sedang sakit." 

Sepasang alis si kecil Jung yang rapi pun menukik bingung. "Ayah tahu dari mana?" tanyanya penasaran. 

"Paman Renjun." 

"Ayah mengenal Paman Renjun?" Jisung tidak bertanya lagi setelah mendapatkan jawaban. Indera penglihatannya menyaksikan kendaran di samping dan di depan mobil Mark. Tiba-tiba ide cemerlang singgah di otaknya. "Kalau Paman Jaemin sakit, berarti Jisung harus menjenguk Paman Jaemin. Iya kan, Ayah?" 

Soon To Be Jung [MarkMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang