Happy Reading
Sorry for the typo(s)
***
Jaemin berulang kali memeriksa penampilannya hari ini dan ia rasa tidak ada yang aneh. Ia heran mengapa dirinya menjadi pusat perhatian dan hampir setiap orang menatapnya dengan pandangan yang... Err seperti kaget.
Apakah ia membuat kesalahan? Tapi apapun itu, ia tidak peduli. Mungkin dirinya terlalu tampan hingga orang-orang terpesona. Ah entahlah. Yang ia inginkan adalah cepat sampai dan beristirahat. Akan tetapi, sebelum pulang, ia hendak berbelanja terlebih dahulu. Ia baru ingat persediaan di kulkas hampir habis.
Lelaki manis ini lantas mengambil troli dan memasukkan apa yang ia butuhkan. Troli yang awalnya kosong perlahan terisi. Tatkala sedang memilih camilan, seseorang menepuk pelan pergelangan tangannya.
"Permisi."
Seketika kepala Jaemin menunduk dan menemukan anak kecil di sampingnya yang menatapnya penuh harap. "Iya?"
"Mau minta tolong. Jisung mau ambil permen tapi nggak bisa. Paman bisa bantu ambilkan?"
Jaemin tersenyum dan bertanya, "Jisung mau berapa?"
"Empat!" Jisung menjawab sembari menunjukkan empat jarinya.
Tak elak Jaemin terkekeh geli. Niatnya yang akan mengambil jeli kesukaan anak-anak pun tertahan. "Jisung sudah minta izin belum?"
Si kecil menatap lamat penolongnya kemudian menggeleng. Bagaimana akan meminta izin? Ia saja kabur dari Jaehyun. "Belum," jawabnya jujur.
Jaemin mencubit pipi Jisung. "Menurut Paman satu atau dua sudah cukup. Nanti kalau terlalu banyak, gigi Jisung bisa sakit. Jisung mau sakit gigi?" Gelengan yang ia dapatkan membuatnya tersenyum lagi.
Jisung memandang jeli yang masih di rak dan Jaemin bergantian. "Kalau Jisung sakit gigi, Jisung bisa minum obat sampi sembuh," kilahnya.
"Jisung nggak takut sama dokter gigi ya?"
"Enggak. Setiap 6 bulan sekali, ayah sama Jisung selalu ke dokter gigi dan katanya gigi Jisung bagus."
Kekehan Jaemin lolos tanpa bisa dicegah. Jisung sungguh ajaib dan pintar. "Waah. Jisung hebat sekali." Ia mengusak surai hitam Jisung yang begitu halus. "Kalau Jisung terlalu banyak permen atau jeli, gigi Jisung akan berlubang karena penumpukan bakteri. Mau?"
"Tapi Jisung selalu menyikat gigi setelah makan jeli."
Si manis Na pun mengulum bibir bawahnya, agak terkejut lantaran Jisung ternyata sedikit keras kepala. Ia lantas memberikan satu bungkus jeli dan langsung diterima baik oleh Jisung. "Jisung tahu nggak? Kalau kita sakit gigi, kita nggak bisa masuk sekolah dan─"
"Jisung mau sekolah setiap hari!" Jisung pikir di rumah akan sangat membosankan sebab ia tidak bisa bermain dengan teman-temannya. Ia menolak dengan cepat saat Jaenin memberikan satu bungkus permen lagi. "Satu saja sudah cukup. Terima kasih banyak, Paman!" ucapnya sambil menyengir lucu.
Jaemin mencubit pipi Jisung lagi karena gemas. Ketika akan bertanya mengapa Jisung berkeliaran sendirian, seruan seseorang menggagalkan niatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soon To Be Jung [MarkMin]
Fanfiction"Dokter Na cantik. Jisung suka." "Sekali lagi, terima kasih." "Ayah, Jisung mau papa." "Saya serius." "Na Jaemin, be mine?"