Happy Reading
Sorry for the typo(s)
***
Selama Taeyong di rumah sakit, si kecil selalu berada di sana setelah pulang sekolah. Jisung menggunakan kesempatan ini sebaik mungkin agar bisa bertemu lagi dengan Jaemin.
Taeyong yang menyadari gerak-gerik cucunya yang ingin menyelinap pun tersenyum geli. Ia lantas memanggil kesayangannya ini. "Jisung?"
"Iya, Bu?" Jisung menjawab seraya mendekat.
Taeyong mengusap pipi gembil Jisung. "Kalau mau keluar tunggu ayah atau Om Jeno ya?"
Jisung seketika menekuk wajahnya. Bubunya seperti memiliki sepuluh mata sehingga ia susah untuk bermain-main. Jika Mark atau Jaehyun bisa kecolongan, maka Taeyong tidak bisa. Lantas ia mengangguk terpaksa dan duduk di sofa seraya berpangku tangan.
Bibir Taeyong mengukir senyum. "Jisung suka ya sama Paman Jaemin?" tanyanya. Kondisinya sudah membaik dan lusa ia akan pulang.
"Hu'um. Paman Jaemin cantik, seperti bubu." Jisung berkata jujur. Ia pun mengambil tas miliknya dan mengambil susu.
Suami Jung Jaehyun ini merasa heran. Jisung memang pandai bergaul tetapi untuk menarik perhatiannya sangat susah. Pangeran kecil ini memiliki selera yang sangat tinggi jika diibaratkan. Apabila cucunya sudah bersikap seperti itu maka orang yang bernama Na Jaemin berhasil mengambil hati Jisung.
Taeyong sangat penasaran dan tidak sabar melihatnya.
"Ohya, Ji―"
Ucapan Taeyong terputus saat menyadari Jisung sudah tidak ada di sofa. Ibu dari Jung bersaudara ini agaknya menyesali mengapa ia bisa melamun di saat Jisung sangat lihai menghilang dalam kedipan mata. Kemudian ia mengambil ponsel dan menghubungi Mark serta Jaehyun.
Sementara itu, Jisung berjalan santai sembari tersenyum lebar. Dalam hati ia sangat bersyukur karena Taeyong yang memiliki mata bak laser itu lengah. Tujuannya sekarang adalah bertemu Dokter Na meski ia sendiri tidak tahu di mana dan bagaimana caranya. "Paman Jaemin itu dokter apa ya?" gumamnya.
Memberanikan diri, jagoan kebanggaan Jung Minhyung ini bertanya kepada salah satu pria berjubah putih. "Jisung keluarganya," jawabnya lugas saat paman berbibir penuh ini bertanya apa hubungan dirinya dengan Jaemin.
"Terima kasih, Paman." Jisung melambaikan tangan. Ia pun mengetuk pintu dan setelah mendapat izin, tangan kecilnya menarik kenop pintu.
"Selamat s―Jisung?!"
Jaemin terkejut siapa yang datang. Sangat kontras dengan Jisung yang tersenyum senang. "Jisung ada perlu apa ke sini?" Ia sungguh tidak ingin dituduh yang tidak-tidak. Menculik atau pedofil, misalnya.
Ah, apakah Jisung kabur lagi?
"Jisung rindu paman."
Kepala Jaemin menggeleng pelan mendengar jawaban Jisung. Astaga! Anak kecil di depannya ini sangat menggemaskan. "Jisung kabur lagi?" Beruntung jadwalnya tidak padat sehingga kedatangan Jisung yang tidak terduga ini, tidak mengganggu aktivitasnya.
"Iya. Habisnya kalau nunggu ayah atau Om pasti lama."
Kening Jaemin membentuk lipatan samar. Maka ia pun bertanya, "Memangnya Jisung kabur dari siapa kali ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Soon To Be Jung [MarkMin]
Fanfiction"Dokter Na cantik. Jisung suka." "Sekali lagi, terima kasih." "Ayah, Jisung mau papa." "Saya serius." "Na Jaemin, be mine?"