19

8.5K 1.1K 55
                                    

Happy Reading

Sorry for the typo(s)

***

Seiring berjalannya waktu Jaemin dan Jisung semakin dekat. Kadang-kadang mereka menghabiskan waktu bersama di apartemen Jaemin di akhir pekan. Selain itu, mereka juga tak jarang jalan-jalan berdua. 

Jika ada yang bertanya soal Mark, pria tampan ini mengizinkan tetapi dengan janji tidak terlalu lama. Tidak apa-apa. Ia sedang memahami apa yang putranya inginkan.

Sekarang Jaemin baru saja tiba di sekolah si kecil Jung. Minggu lalu ia berjanji akan menjemput Jisung pulang sekolah. Iris kecokelatan miliknya memeriksa waktu dan ternyata sekitar lima menit lagi kelas Jisung berakhir. Ia keluar dan menutup pintu mobilnya saat melihat gerombolan anak-anak mulai terlihat. Dari tempatnya berdiri, ia menyaksikan Jisung yang tengah berjalan bersama seorang guru. 

Jisung memasukkan botol air minum ke tasnya sembari menyapu pandang. Netra sipitnya tak elak berbinar senang begitu mendapati siapa yang sudah menunggunya. "Jisung pulang. Terima kasih sudah menemani Jisung menunggu," ucapnya yang berhasil memancing tanda tanya gurunya. 

Belum ada keluarga Jung Jisung yang datang namun kenapa bocah berusia lima tahun ini berkata demikian?

"Mama―eh papa Jisung sudah datang. Thank you and have a great day!" 

Setelah itu, Jisung membungkuk dan berlari menuju si cantik Na. Tanpa sungkan ia melompat ke pelukan Jaemin dan mengalungi lehernya. Ia tersenyum lebar hingga barisan gigi putih dan rapinya terlihat. 

Senyum Jaemin ikut terbit. "Jisung senang nggak dijemput paman?" Ia tertawa pelan karena si lucu di gendongannya ini mengangguk semangat. Ia membuka pintu mobilnya kemudian mendudukkan Jisung. "Jisung mau jalan-jalan?" tanyanya seusai ia memasang sabuk pengaman. 

Jisung berhenti menyedot air minumnya. "Paman Jaemin mau ajak Jisung jalan-jalan sekarang?" 

"Iya sekarang. Mau?" 

Jisung menahan senyum ketika pipinya dicubit. "Mau!" 


***


Mark mengemudikan mobilnya di atas rata-rata, tampak tidak peduli dengan aturan lalu lintas yang mungkin saja ia langgar tanpa sengaja. Persetan! Putra sematawayangnya jauh lebih penting dari apapun termasuk peraturan lalu lintas. 

Ingin tahu kesalahannya kali ini? Ia terlambat menjemput Jisung karena rapat alot yang tak kunjung selesai.  

Sesampainya di sekolah Jisung, pria bodoh ini berlari tergesa-gesa menghampiri perempuan yang berstatus sebagai wali kelas jagoannya. Ia mencoba memperbaiki deru napasnya yang agak kejar-kejaran lalu bertanya tentang Jisung. 

Charlotte mengernyit. "Maaf tapi Jisung sudah pulang."

Mark sontak membulatkan mata mendengarnya. "Siapa? Apakah ayah saya yang menjemput?" tanyanya antara penasaran dan khawatir.

Charlotte menggeleng. "Bukan tapi mama Jisung," balasnya yang sukses membuat jantung Mark berhenti berdetak. Ia mengangguk bingung tatkala lawan bicaranya berpamitan seusai mengucapkan terima kasih padanya. 

Soon To Be Jung [MarkMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang