11

8.5K 1.1K 68
                                    

Happy Reading

Sorry for the typo(s)

***

"Ayah, boleh ya?"

Jisung merengek sembari terus mengikuti ke manapun Mark melangkah. Ia merengek agar Mark mengizinkan dirinya ikut Jeno yang mengajaknya bertemu Renjun, dan ia tahu jelas paman tampannya itu tidak akan membawanya pergi apabila Mark tidak memberi izin. 

"Katanya Jisung mau main sama ayah."

Jisung duduk di lantai dan menatap Mark dengan bibir mengerucut maju. "Jisung bisa main sama ayah setiap hari. Boleh ya? Om Jeno bilang nggak akan lama." 

Mark menghela napas lalu mengangkat putranya ke gendongan. "Ayah seharian di rumah lho dan Jisung mau ninggalin ayah sendiri?" 

"Nanti kan Jisung pulang. Selama Jisung ikut Om Jeno, ayah bisa istirahat atau selesaiin pekerjaan. Ayah juga boleh main sama Geepa atau bubu." 

Mata bulat Mark mengedar ke araih lain supaya tidak melihat wajah imut Jisung yang kini sudah memelas dan sedih. Ia hanya tidak ingin merepotkan Jeno apalagi mengusik kencan mereka berdua. Ia tahu Renjun baik namun tetap saja tidak enak. 

"Ayah?" 

Akhirnya, Mark memberanikan diri memandang bayi kesayangannya yang terlihat sangat berharap. Lagi dan lagi hembusan napas samar keluar dari hidung mancungnya. Karena tidak tega, ia pun menganggukkan kepala. "Jisung ganti baju dulu," ajaknya. 

Jisung pun tersenyum lebar dan memeluk ayahnya erat. "Terima kasih, Ayah!" serunya yang dihadiahi acakan lembut di surai hitamnya. 

Tidak lama kemudian, Mark dan Jisung sudah berdiri di teras depan. Mereka tengah menunggu Jeno yang sedari tadi belum menunjukkan batang hidungnya. 

"Jisung, ayo." 

Yang dipanggil lantas menganguk dan menerima uluran tangan sang paman. "Hihihi. Ayo!" 

Mark menatap Jeno dan berkata, "Jagain anak abang baik-baik. Kalau ada yang lecet sedikit aja, awas nanti."

Jeno mencibir. "Jisung mau aku jual di black market!" 

"Heh!"


[...]


"Hai Jisung!" 

Jisung mendongak ketika lelaki cantik di hadapannya menyapanya. "Uhm, halo," balasnya malu-malu. Ia memegang ujung baju yang Jeno kenakan dan sedikit bersembunyi di belakang pamannya. Apakah ini kekasih Jeno?

Renjun tersenyum manis sebelum mengulurkan tangan untuk mencubit pelan pipi keponakan Jeno. Sekarang ia percaya ucapan Taeyong bahwa Jung kecil itu lebih menggemaskan daripada pria yang sudah menyelonong masuk dan duduk di sofa seenaknya. 

"Paman Renjun?" 

Renjun pun mengerjapkan matanya. Bagaimana Jisung tahu namanya padahal mereka belum berkenalan? "Iya? Jisung membutuhkan sesuatu?" 

Soon To Be Jung [MarkMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang