10

9K 1.1K 53
                                    

Happy Reading 

Sorry for the typo(s)

***

Mark memijat pangkal hidungnya lalu menghela napas. Otak cerdasnya tengah mempertimbangkan permintaan Jisung yang menyuruhnya berkenalan dengan Na Jaemin. Memikirkan itu menyebabkan kepalanya pening. Lagipula untuk apa mereka harus berkenalan? Hanya Jisung yang tertarik, sementara dirinya tidak. "Masuk," ucapnya saat mendengar ketukan pintu. 

Mata bulatnya memandang Jeno penuh tanya. Ia yakin Jeno datang ke kantor bukan tanpa alasan mengingat adiknya ini sangat jarang menginjakkan kaki di sini. "Apa?"

Jeno merotasikan matanya kesal. Ia baru saja duduk dan Mark sudah bertanya. Ia pun berdehem sebelum mengatakan sesuatu yang berhasil membuat kakaknya terperangah. "Ayah selingkuh sama Na Jaemin."

Mark membulatkan matanya. "Serius?" tanyanya memastikan. Meskipun demikian, ia merasa itu mustahil. Tidak mungkin Jaehyun mengkhianati Taeyong. Tangannya bergerak memijat keningnya yang tiba-tiba terasa semakin berat, memikirkan beberapa kemungkinan buruk.  

Apakah Na Jaemin sengaja mendekati Jisung agar bisa masuk lebih jauh ke dalam keluarga mereka?

"Kamu tahu dari mana?" 

Jeno menyilangkan kaki kanannya setelah mengacak asal surai hitamnya, merasa frustasi. "Dia cantik nggak?" tanyanya keluar jalur, tidak berkaitan dengan pertanyaan yang dilontarkan Mark sebelumnya. Ia menuntut jawaban karena Mark tidak kunjung membalasnya. "Jawab aja," desaknya tak sabaran.

Mark mendengus. "Ya." Dari cara ia menjawab seakan dirinya juga bertanya. 

Jeno menjentikkan jarinya. "Justru itu! Ayah seleranya yang cantik jadi bisa aja dia memang selingkuhan ayah!" ujarnya menggebu-gebu. 

"Jawab pertanyaan abang. Kamu tahu dari mana?" 

"Dari ayah lah." Jeno membuka ponselnya kemudian menunjukkan obrolan antara dirinya dan Jaehyun kepada Mark. "Jadi begitu," imbuhnya. Ia bertanya kenapa sembari mengerutkan dahinya tatkala Mark melayangkan tatapan jengah padanya. 

"Kamu berlebihan tahu. Itu kan cuma tanya." Mark menggulirkan bola matanya malas lalu  mengeratkan dasi yang sempat ia longgarkan. Ia berdecak sebab sepuluh menitnya terbuang sia-sia demi meladeni praduga Jeno yang ternyata tidak berdasar. "Ayah nggak akan jajan di luar sana karena ayah tahu ada berlian di rumah," sambungnya sebelum mengusir Jeno secara terang-terangan. 

"Abang sibuk. Balik ke firmamu sana." 

Sementara itu, Jeno berdesis kesal. "Abang nih nggak bisa diajak diskusi. Jangan lupa pulang." Ia mendengus lantaran Mark sama sekali tidak menatapnya. Kenapa Mark menjadi dingin seperti ini? Apakah efek tinggal di Vancouver terlalu lama? 


[***]


"Ayah!" 

Mark tersenyum dan menangkap Jisung yang berlari kencang ke arahnya. Ia lantas berjalan ke mobil seraya menggendong Jisung. Setelah itu, ia memasangkan Jisung sabuk pengaman dan bertanya, "How was your day?" 

Soon To Be Jung [MarkMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang