Chapter 23

1K 95 247
                                    

Baekhyun bangun di malam hari. 

Sangat kebetulan, Yunho dan rombongan sedang mencari keberadaan Luhan di Ibukota Cha, dan Kihyun sedang mengawasi Baekhyun dan Chanyeol juga masih tetap berada di kediaman. 

Tiba-tiba mereka mendapat laporan dari bawahannya, bahwa ada orang yang mencurigakan terlihat di bagian barat kota. 

Kihyun memikirkan Luhan dan mempercayakan Baekhyun kepada Chanyeol, dia langsung bergegas ke bagian barat kota bersama bawahannya. 

Sekarang hanya Baekhyun dan Chanyeol yang tersisa di ruangan itu. 

Ketika Baekhyun bangun, hanya ada dua pelayan yang merawatnya di kamar, tapi mereka adalah Namjoo dan Sohyun pelayan Luhan. Ketika mereka melihatnya bangun, mereka tak henti-hentinya terkejut, "Nona Muda Biao akhirnya bangun.” 

Baekhyun merasa tubuhnya agak berat, dan menyingkirkan selimut untuk melihat keadaannya, dia melihat di bawah pakaian tengah, ada kain putih yang melilitnya. 

Ketika Namjoo melihat ini, dia berpikir bahwa Baekhyun khawatir akan masa depannya karena tubuhnya terdapat bekas luka, dia meyakinkannya, "Nona Muda Biao telah selamat dari bencana besar dan ditakdirkan untuk selalu mendapatkan keberuntungan. Cedera hari itu sangat dalam, sehingga Tuan dan Nyonya sangat ketakutan. Banyak tabib yang diundang secara berturut-turut, semuanya tidak punya cara untuk mengobati Nona. Tapi Tabib Istana Piao memiliki keterampilan medis yang sangat hebat dan beliau yang merawat Nona. Tidak hanya itu, Tabib Istana Piao bahkan meninggalkan resep obat kepada Nona Muda, Nona hanya perlu meminum obat untuk meringankan bekas luka." 

Baekhyun mengusap dahinya dan sepertinya teringat beberapa hal sebelum bertanya, "Sudah berapa hari aku tidak sadarkan diri?" 

“Menjawab Nona Muda Biao, Nona tidak sadarkan diri selama hampir tiga hari." Kata Sohyun. 

“Tiga hari?" Baekhyun melompat kaget. 

Dia tiba-tiba teringat sesuatu dan bertanya dengan tergesa-gesa, "Bagaimana dengan Adik Sepupu? Apakah Adik Sepupu telah ditemukan?" 

Ekspresi Namjoo dan Sohyun meredup, dan mereka menggelengkan kepala. 

Pikiran Baekhyun berangsur-angsur tenggelam dan dia berkata, “Bagaimana dengan Bibi dan Paman sekarang?” 

"Seluruh gerbang Kota ditutup. Tuan dan Nyonya selalu berada di luar sepanjang hari untuk mencari keberadaan Nona Muda, tapi masih belum ada kabar.” Sohyun berkata, "Kami tidak tahu bagaimana situasi Nona Muda.” 

"Sudah tiga hari. Tidak ada kabar sama sekali setelah selama tiga hari ini? Orang-orang itu tidak mengerti cara menggunakan mantra (pake ilmu gitu maksudnya), bagaimana mungkin mereka bisa membuat orang yang hidup tiba-tiba menghilang?" Baekhyun berkata dengan emosional. 

Namjoo dan Sohyun saling memandang, tapi hanya bisa menundukkan kepala dan tetap diam. 

Baekhyun mengepalkan tinjunya dan hatinya dipenuhi dengan kecemasan yang tak ada habisnya. Saat itu dia ingat, dia melihat melihat dua orang itu membuat Luhan pingsan dan membawanya naik kereta. Setelah itu... Baekhyun tiba-tiba teringat kata-kata yang diucapkan Luhan kepadanya di kereta kuda. 

‘Ingat ini, jika kau berhasil melarikan diri, pikirkan cara untuk mengirim surat ke kediaman Pangeran Oh. Katakan saja ini adalah transaksi dan harganya akan dibahas nanti.'

Luhan berkata kepada Baekhyun di dalam gerbong bahwa jika terjadi sesuatu, pergilah dan cari Pangeran Oh. 

Meskipun Baekhyun tidak memahami bagaimana Luhan dan Pangeran Oh dari Liang Agung secara diam-diam akan memiliki persahabatan, tapi dalam dua tahun berada di Kota Xiao Chun, Baekhyun mengetahui dengan jelas kepribadian Luhan, dan dia tidak akan melakukan sesuatu yang tidak perlu. 

Lavender's BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang