Haiiiiii I'm NadaaHow are you?
Kangen sama Langit?
Kangen sama Jiwa?
Atau kangen sama nadaa😰
Jangan lupa vote and komen
Hppy Reading <3
2. HALTE
Hari ini adalah hari Senin. Langit Pagi ini sudah rapih dengan seragam Sekolah Putih Abu-abu miliknya. Pria dengan pahatan wajah yang hampir nyaris sempurna tersebut kini tengah melihat dirinya pada pantulan cermin yang berada dikamarnya. Hidung nya yang mancung, kulit putih bersih, rahang yang keras , badannya yang sangat besar dan sangat tinggi dengan otot-otot nya yang besar itu semakin menambah ketampanan Pria ini. Langit memang sangat pandai merawat tubuhnya ia memang suka sekali ngegym.Langit mengambil tasnya yang berada diatas kasur dan membawanya dengan satu tangannya. Pria itu lantas bergegas keluar kamar dan menuruni tangga dengan tatapan dingin.
Najwa yang melihat cucunya lantas memanggilnya. "Langit kamu sudah mau berangkat?" tanya Najwa.
Langit hanya berdehem sebagai jawabannya namun cukup dengan deheman saja Najwa sudah mengerti maksud dari jawaban cucunya tersebut. Mata tajam Langit lalu menatap Pria yang masih terlihat muda Wira ayah dari Langit Kertawira.
"Makan dulu sini," ajak Najwa lalu berdiri dan menghampiri Langit yang tengah berdiri tak jauh darinya.
"Ini ada makanan kesukaan kamu," ujarnya lagi. Langit melihat jam tangan Hitam yang melingkar ditangan kanannya waktu sudah menunjukkan pukul 06.30 ia akan terlambat kalau harus sarapan dahulu.
Langit kembali menatap wajah Neneknya ada senyum tipis dibibir Pria itu, sampai detik kemudian ada suara yang mengalihkan keduanya.
"Papa dengar nilai kamu turun." suara dingin tersebut berasal dari Wira yang kini sudah menatap anak semata wayangnya.
"Kamu kurang apa lagi Langit?! Bilang sama papa bilang atau kamu mau papa carikan Guru les dari luar Negri?" ujar Wira.
Berengsek kalo bukan demi Nenek gue udah keluar dari rumah ini. Emosi Langit mulai memuncak.
"Kamu itu nantinya yang bakal meneruskan perusahaan keluarga kita. Makanya kamu harus di tuntut untuk menjadi anak pintar!" ujar Wira lagi tidak mau kalah. Wira mengetahui kondisi Langit lantas ia memanfaatkan kondisi Langit mumpung suara Pria itu belum pulih sepenuhnya.
"Wira cukup." ucap Najwa. "Jangan terlalu menekan Langit," sambungnya.
"Langit kamu itu sudah besar! Bukan anak kecil lagi, papa harap sudah seharusnya kamu melupakan kejadian tiga bulan yang lalu itu."
Prang!!
Langit yang sudah tidak dapat menahan emosinya pun mengambil Vas bunga yang berada didekatnya dan melemparnya kesembarang arah. Dada Pria itu kini sudah naik turun, bahkan wajah Langit sudah mulai memerah emosinya sudah sangat meledak ia tidak bisa lagi menahan emosinya.
"Wira cukup!" teriak Najwa.
Najwa memegang lengan Pria itu dan mengelus nya dengan lembut. "Kamu jangan dengarkan apa yang dibilang oleh papa kamu, sekarang kamu berangkat ya sayang,"
Tanpa sepatah kata apapun Langit melenggang pergi dengan membuka pintu dan menutupnya kembali dengan sangat kencang.
"Ibu liat?! Karena ibu selalu memanjakan anak itu dia jadi membantah." ujar Wira emosi.

KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT
Ficção Adolescentesiapa tau tiba-tiba cerita ini viral ehehe Halo I'm Nadaa [Wajib follow author karena cerita akan di privat!] Langit adalah bagian atas dari permukaan bumi yang di sebut, atmosfer. Itulah ya...